-
Aku tak menyesal akan apa yg telah terjadi. Dengan hal itu aku mendapatkan pengalaman baru; ditilang.
Aku memang salah. Dengan hati yg sangat tulus aku mohon maaf kepada pak polisi dan orang yg merasa terganggu waktu aku berhenti dengan motorku di depannya walau tak dapat ku katakan langsung dengan mereka.
Tapi..
Setiap hari aku saat aku mengendarai motor, selalu saja ada orang yg menyelipku dengan zig-zag dan kecepatan tinggi. Bikers tanpa helm yg ngebut2an dengan motor ber-knalpot balap /Â racing, bahkan di perempatan jalan protokol yg ada pos polisi pun banyak sekali mereka yg melewati batas garis marka jalan, bahkan mobil pun melewatinya. Tapi kenapa hanya aku yg ditilang? Yg di jalan protokol tidak ditilang, yg di jalan kecil malah ditilang, secara logika tak masuk akal sekali rasanya.
Banyak orang yg lebih sadis di jalan raya daripada diriku, tapi kenapa mereka tidak diadili? Polisi lalu lintas di kota ini berpatroli hanya saat pagi hari dan saat ada razia saja, dan yg ditangkap kebanyakan yg bersurat lengkap dan tidak memakai helm. Sedangkan yg ber-knalpot racing, yg ngebut dan ugal2an tidak.
Kenapa pak? Kenapa ya Tuhan?
Saat polisi itu bertanya "kamu senang gak diambil haknya?", dalam hatiku aku menjawab "tiap hari saja hak saya di jalan diambil orang kok pak, tapi bapak kemana selama ini?"
"Yg adil dong pak."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H