Mohon tunggu...
Theodor Susanto
Theodor Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Seseorang yang gemar melakukan kegiatan fisik namun tidak melupakan belajar banyak hal juga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengguna Sepeda Listrik Anak-anak Mengancam Jiwa Pengguna Jalanan

27 April 2024   22:13 Diperbarui: 27 April 2024   22:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://www.gridoto.com/read/223848424/anak-kecil-naik-sepeda-listrik-meninggal-ditabrak-mobil-boks-netizen-ingatkan-bahayanya

Di saat dunia semakin tercemar oleh limbah limbah yang dihasilkan manusia maka upaya untuk menguranginya pasti akan bermunculan. Mulai dari hal sederhana seperti menggunakan botol minum daripada botol kemasan sekali pakai hingga penggunaan kendaraan listrik. Tentu saja hal ini dilakukan manusia dengan upaya alam yang mereka cemari tersebut bisa membaik walau hanya sedikit. Tetapi terkadang upaya upaya tersebut malah bisa menimbulkan hal lain juga baik bagi alam maupun bagi lingkungan hidup manusia, seperti hal yang akan dibahas pada artikel ini yaitu ancaman jiwa motor listrik yang digunakan oleh anak anak SD.

Pada awal kemunculan kendaraan listrik yang dapat dibeli hanyalah mobil listrik seperti Tesla dan Hyundai Ioniq. Namun seperti tidak mau ketinggalan China juga ikutan membuat mobil listrik yang jauh lebih terjangkau seperti Wuling Air EV. Setelahnya China juga membuat kendaraan yang lebih bisa dijangkau banyak orang lagi seperti motor listrik dan sepeda listrik. Akhirnya kita bisa melihat banyaknya kendaraan listrik yang dipakai di jalanan pada tahun 2024 ini.

Kemunculan kendaraan listrik seperti mobil dan motor listrik sebenarnya tidak terlalu bermasalah bagi jalanan umum. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa motor listrik pelan, tetapi sebenarnya kecepatannya sudah layak digunakan di jalanan umum. Motor listrik model bawah pun dapat mencapai kecepatan 60 km per jam sudah lebih 10 km per jam  dari batas kecepatan jalan di dalam kota yang sebesar 50 km per jam. Sementara mobil listrik tidak bermasalah karena kecepatannya mirip dengan mobil biasa.

Namun ada 1 kendaraan listrik yang mengancam nyawa pengguna jalan. Kendaraan tersebut adalah kendaraan yang paling terjangkau untuk masyarakat Indonesia yaitu sepeda listrik. Sepeda listrik sangat terjangkau karena harganya mulai dari 2 jutaan saja. Harga tersebut menarik minat orang tua yang ingin memberikan anaknya transportasi ke sekolah yang tidak membuat mereka lelah, tetapi sepeda listrik bukanlah kendaraan yang dirancang untuk penggunaan jalan raya.

Sepeda listrik merupakan kendaraan listrik yang paling pelan dengan kebanyakan model memiliki kecepatan puncak di 25 km per jam. Sepeda ini memiliki kecepatan yang pelan karena pada pembuatannya memang tidak didesain untuk penggunaan jalan raya yang rata rata kendaraannya memiliki kecepatan jauh di atas 25 km per jam. Maka sepeda listrik memiliki risiko tertabrak lebih tinggi dan bisa membuat jalur motor yang sempit seperti di gang terhambat.

Sayangnya para orang tua yang membelikan anaknya sepeda listrik biasanya berpendidikan rendah. Hal ini menyebabkan mereka tidak melakukan riset atau berpikir lebih lanjut sebelum membeli. Mereka langsung membelikan anak mereka sepeda listrik sebagai sarana transportasi yang nyaman untuk ke sekolah dan berkeliling. Tetapi hal ini malah bisa merugikan pengendara lain juga.

Belakangan ini terdapat beberapa kasus anak kecil membawa sepeda listrik yang berujung peristiwa tabrakan dengan motor dan kasus terparahnya ada anak yang meninggal karena ditabrak mobil boks. Jika kita bertanya siapa yang salah tentu saja pasti anak anak yang membawa sepeda listrik ini. Mereka biasanya masih berusia dibawah 10 tahun atau usia anak anak SD. Selain itu orang tua mereka hanya mengajarkan cara mengemudinya tanpa mengajarkan cara berkendara yang aman di jalan raya.

Maka anak anak ini kecelakaan dengan pengendara lain karena kendaraan yang tidak dirancang untuk jalan raya dan orang tua yang gagal memberikan edukasi tentang jalan raya. Pada beberapa video kecelakaan dapat ditemukan anak anak tersebut kalau tidak berkendara di tengah jalan dalam kecepatan pelan mereka menyebrang di perempatan tanpa melihat kondisi terlebih dahulu. Selain itu luka yang diterima anak anak ini pasti lebih fatal dibanding penabrak yang biasanya menggunakan motor. Hal ini disebabkan bobot motor yang lebih berat sehingga bisa membuat sepeda listrik terpental.

Tragedi seperti ini tentunya akan merepotkan semua orang yang terlibat baik pengemudi yang menabrak dan anak kecil yang tertabrak. Bahkan bukan hanya merepotkan kadang kala bisa merenggut jiwa seseorang. Sehingga penting untuk mencari cara bagi masyarakat untuk mencegah kecelakaan seperti ini lagi.

sumber:https://cdn.medcom.id/dynamic/content/2024/01/11/1647831/MSVbjLa6Bd.jpeg?w=480Input sumber gambar
sumber:https://cdn.medcom.id/dynamic/content/2024/01/11/1647831/MSVbjLa6Bd.jpeg?w=480Input sumber gambar
Upaya yang bisa dilakukan bagi pengguna jalan lain adalah lebih berhati hati sebelum menyebrang dari perempatan dan sebelum berputar balik di jalan raya. Selain itu jika menemukan sepeda listrik yang dikendarai anak kecil di jalan raya ada baiknya dilewati agar tidak terlibat kecelakaan dengan cara mengemudi anak anak yang ugal ugalan. Sementara bagi para orang tua seharusnya bisa lebih baik lagi dalam mengajarkan anaknya cara penggunaan sepeda listrik. Misalnya mengajarkan cara berhati hati dalam perempatan atau berkendara di jalan sebelah kiri karena pelan.

Pemerintah juga bisa ikut terlibat dalam mengamankan nyawa warga dari kecelakaan ini. Para polisi bisa diturunkan untuk menilang dan memberi himbauan agar anak anak tidak menggunakan sepeda listrik di jalanan. Selain itu bisa juga memperbanyak jalur sepeda agar anak anak diharapkan masuk jalur sepeda. Terakhir bisa menurunkan polisi untuk menilang anak anak yang membawa sepeda listrik secara ugal-ugalan agar masyarakat jera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun