Pestisida organik adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Bahan-bahan ini bisa berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral. Pestisida organik biasanya digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada lingkungan atau kesehatan manusia.Â
Pestisida sangat dibutuhkan oleh para petani untuk beberapa jenis tanamannya, seperti halnya warga Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Jenis tanaman yang ditanam oleh para petani di Desa Kresek antara lain: padi, jagung, kedelai, sayuran, dan buah-buahan. Para petani mengeluhkan adanya hama tikus, wereng, atau penyakit jamur yang membutuhkan pestisida khusus.Â
Menanggapi permasalahan tersebut, mahasiswa program Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga kelompok Kelurahan Kresek memilih untuk membuat program kerja eco enzyme khusus untuk Kader PKK dan Dasawisma Desa Kresek di Desa Kresek karena mayoritas penduduknya adalah petani. Di tengah tantangan global terkait penggunaan pestisida kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan manusia, kami percaya bahwa pengembangan solusi pestisida alami melalui eco enzyme dapat memberikan alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan bagi pertanian lokal. Eco enzyme, yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan fermentasi, telah terbukti efektif dalam mengendalikan hama tanaman tanpa meninggalkan residu berbahaya.Â
Enzyme Membangun Lingkungan Berkelanjutan" yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Desa Kresek. Acara tersebut dihadiri oleh ketua PKK Desa Kresek beserta anggota dan 15 perwakilan anggota Dasawisma Desa Kresek. Kegiatan dimulai dengan pengenalan eco enzyme dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan eco enzyme.Â
Pada tanggal 19 Juli 2024, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga kelompok Kelurahan Kresek mengadakan kegiatan "Sosialisasi Pembuatan EcoDalam kegiatan ini, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga kelompok Kelurahan Kresek menggunakan media botol plastik bekas minuman sebagai wadah pembuatan eco enzyme. Bahan baku yang digunakan adalah sisa sayuran dan gula jawa yang dicampurkan dengan air. Bahan-bahan yang sudah dicampur ini memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan untuk siap digunakan sebagai pestisida organik. Â
Mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga kelompok Kelurahan Kresek juga memberikan edukasi mengenai instruksi tambahan kepada anggota PKK dan Dasawisma mengenai instruksi tambahan yang perlu dilakukan selama 3 bulan kedepan agar eco enzyme dapat terbentuk dengan sempurna. Hal ini penting karena mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga tidak dapat memantau proses pembuatan eco enzyme hingga dapat digunakan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis Kader PKK dan Dasawisma dalam menggunakan eco enzyme untuk mengurangi jumlah sampah organik (buah dan sayur) serta mengendalikan hama tanaman secara efektif yang kemudian dapat diterapkan secara luas oleh para petani lokal untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman mereka, sambil tetap menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan pemberian eco enzym (dalam proses) kepada perwakilan PKK Kelurahan Kresek oleh Mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK 4) Universitas Airlangga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H