Mohon tunggu...
Theodore Ernest Djauhari
Theodore Ernest Djauhari Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengupas Teks Anekdot

19 Mei 2023   22:21 Diperbarui: 19 Mei 2023   22:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jauh dalam kerumunan, Austin dan Peppa menanggapi hal ini :

Austin : "Yailah jabatan baru sok amat."
Peppa : "Tujuan samain kita sama Babi babi ini apa sih?"
Austin : "Loh Pep, ya jelas buat sadarin kita kalo kita  seharusnya tidak begitu dong."

Peppa : "Apa pantas bahasa seorang pimpinan seperti  itu ?"
Austin : "Jangan berharap banyak, kan dia cuma kepala Babi."

 Anekdot ini mengandung beberapa unsur intrinsik yang dapat dianalisis. Pertama, terdapat unsur plot, yaitu situasi briefing mingguan di mana pimpinan baru mengkritik anggota tim tentang kebersihan dan perilaku mereka. Unsur ini memberikan landasan untuk percakapan dan respon yang terjadi antara Austin dan Peppa. 

Selain itu, unsur karakter juga terlihat melalui pernyataan dan sikap mereka. Austin digambarkan sebagai orang yang santai dan humoris, sementara Peppa menunjukkan sikap yang lebih analitis dan kritis. Dalam hal kaidah kebahasaan, anekdot ini menggunakan bahasa sehari-hari yang santai, dengan penggunaan istilah slang seperti "sok amat" dan "kepala Babi". 

Bahasa yang digunakan oleh Austin dan Peppa mencerminkan gaya bicara yang informal dan humoris. Secara keseluruhan, anekdot ini menggambarkan interaksi yang menghibur antara dua karakter dengan menggunakan bahasa santai dan gaya berbicara yang humoris.

Tidak ada kasus politik spesifik yang dapat langsung dikorelasikan dengan anekdot "kepala Babi" yang dianalisis diatas. Anekdot tersebut menggambarkan sebuah situasi humoris dalam konteks briefing mingguan, di mana dialog antara Austin dan Peppa mencerminkan tanggapan mereka terhadap pernyataan kritis dari pimpinan. Namun, dalam konteks yang lebih umum, kasus-kasus di berbagai negara sering melibatkan pemimpin politik yang menggunakan bahasa kasar, menghina, atau tidak pantas dalam komunikasi publik. 

Contohnya, beberapa pemimpin politik telah terlibat dalam insiden di mana mereka menghina atau melecehkan lawan politik, jurnalis, atau kelompok tertentu dalam pidato atau media sosial. Meskipun tidak ada kasus spesifik yang dapat dikorelasikan dengan anekdot tersebut, penting untuk dicatat bahwa pentingnya etika komunikasi dalam politik. 

Bahasa yang digunakan oleh pemimpin politik dapat memberikan contoh dan mempengaruhi norma komunikasi di masyarakat. Oleh karena itu, menjaga integritas dan etika komunikasi dalam politik merupakan faktor penting dalam membangun hubungan yang sehat antara pemimpin dan masyarakat.

Kesimpulannya, anekdot merupakan sebuah narasi pendek yang memiliki fungsi dominan sebagai alat hiburan atau humor. Anekdot menghadirkan cerita yang lucu atau menggelitik dengan gaya bahasa yang santai dan humoris. Melalui penggunaan humor, anekdot mampu membuat pembaca atau pendengar terhibur dan tertawa. 

Anekdot juga dapat mencerminkan keadaan sosial, peristiwa terkini, atau fenomena yang sedang terjadi, sehingga dapat membuat orang terhubung dengan cerita tersebut dan menemukan kesamaan dalam pengalaman mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun