Mohon tunggu...
Theodore Ernest Djauhari
Theodore Ernest Djauhari Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengupas Teks Anekdot

19 Mei 2023   22:21 Diperbarui: 19 Mei 2023   22:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Mengupas Teks Anekdot

Saya sangat setuju dengan artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" oleh Pak Ari Indarto. Menurut saya, pemimpin yang humoris dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan karyawan. 

Sebagai seseorang yang pernah bekerja di bawah kepemimpinan yang humoris, saya merasa bahwa humor dapat membuat suasana kerja menjadi lebih santai dan membantu mengurangi stres. Namun, saya juga percaya bahwa humor harus digunakan dengan bijak dan tidak merendahkan siapa pun. 

Pemimpin yang baik harus memastikan bahwa semua karyawan merasa dihargai dan didengar, dan bahwa humor tidak digunakan untuk membuat orang lain merasa tidak nyaman atau merendahkan. Pemimpin yang humoris harus memastikan bahwa humor yang mereka gunakan tidak melanggar etika atau nilai-nilai organisasi seperti yang saya temukan dalam Artikel.

Menurut pemahaman saya, Teks Anekdot adalah sebuah cerita pendek yang biasanya memiliki unsur humor atau menghibur. Cerita dalam anekdot umumnya menggambarkan peristiwa atau pengalaman yang dialami atau diamati oleh seseorang, dan diceritakan dengan gaya bahasa yang santai dan lucu. 

Tujuan utama dari anekdot adalah untuk menghibur pembaca atau pendengar. Anekdot sering digunakan dalam pidato, presentasi, atau situasi informal lainnya sebagai alat untuk menciptakan suasana yang ringan dan menghibur. Melalui anekdot, pesan atau ide yang ingin disampaikan dapat dikemas dengan cara yang mengundang tawa atau minat pendengar, sehingga memudahkan pemahaman dan meningkatkan daya tarik cerita yang disampaikan.

Anekdot ini menggambarkan sebuah briefing mingguan di mana pimpinan baru mengkritik anggota tim tentang kebersihan dan perilaku mereka yang diibaratkan seperti babi. Dalam situasi ini, terdapat dua sekawan, Austin dan Peppa, yang merespons dengan humor dan komentar mereka sendiri. 

Pertama, Austin menyatakan bahwa pimpinan baru tersebut berlagak sok. Hal ini menggambarkan bahwa Austin merasa pimpinan tersebut terlalu berlebihan dalam menunjukkan wewenangnya yang baru. Kemudian, Peppa bertanya tentang tujuan sebenarnya dari perumpamaan pimpinan tersebut dengan babi. 

Mereka berdua mempertanyakan apakah ada alasan khusus atau pesan yang ingin disampaikan melalui perumpamaan tersebut. Selanjutnya, Austin menyatakan bahwa pernyataan pimpinan tersebut bukanlah hal yang pantas untuk seorang pemimpin. Ia mengkritik bahasa yang digunakan oleh pimpinan dan menyimpulkan bahwa pimpinan tersebut hanya sebatas "kepala Babi", mengindikasikan pandangannya yang tidak terlalu menghormati atau menganggap serius pimpinan tersebut.

Contoh Anekdot :
Di Suatu Pagi yang indah, Semua orang sedang menikmati indahnya mentari pagi. Apa mau, Pimpinan yang Baru mengeluarkan perintah agar semua berkumpul di lapangan yang sangat luas untuk mengikuti Upacara Briefing Mingguan. diantara anggota upacara, ada 2 sekawan yang merupakan pekerja biasa. 2 sekawan ini bernama Austin dan Peppa. Briefing pun mulai. Pimpinan langsung memberi evaluasi.

Pimpinan : "Saya melihat sampah makanan dimana-mana.
kalian seperti Babi babi. Apakah kalian mau dipanggil Babi babi ? kalian makan layaknya Babi. Mengotori semua tempat. Sungguh tidak beretika. Inikah hasil pendidikan kalian ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun