Mohon tunggu...
Theodora Simaremare
Theodora Simaremare Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Pre-Clinical Student of Dental Medicine

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Utang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan

22 Agustus 2023   21:35 Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:11 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Theodora Rachel Elysia Simaremare
NIM: 121231082
Fakultas: Kedokteran Gigi
Prodi: Kedokteran Gigi
Garuda: 16
Ksatria: 17

Bukan hal yang mengejutkan lagi bagi kita mengenai sebuah negara yang memiliki utang. Utang yang akan menjadi pembicaraan adalah utang luar negeri atau ULN. Terhitung pada Juli 2023, ULN Indonesia sebesar 396,3 miliar dolar AS, turun jika kita bandingkan dengan jumlah pada April yang mencapai 403 miliar dolar AS. Meskipun grafiknya menurun, jumlah utang yang masih tersisa masih berada di angka yang fantastis. Terjeratnya negara Indonesia dalam kekangan utang ini berawal mulai sejak Indonesia memperoleh kemerdekaan. Utang yang Indonesia miliki saat itu merupakan utang warisan dari colonial sebesar 1,13 dolar miliar AS yang merupakan biaya kerusakan akibat perang. Jika dibandingkan dengan sekarang, tentu angka tersebut termasuk kecil. Namun Indonesia kala itu hanyalah negara yang baru saja lahir. Pemerintah pun memberikan solusi berupa penerbitan uang dalam jumlah yang besar dan malah mengakibatkan hiperinflasi. Kebutuhan negara yang semakin lama semakin membludak juga tidak diiringi dengan pendapatan negara yang cukup untuk membiayai kebutuhan tersebut. Kedua alasan inilah yang menjadi beberapa factor Indonesia masih terjerat utang.

Terjaminnya kesejahteraan masyarakat merupakan impian bagi semua negara. Sejahtera bisa kita artikan sebagai suatu keadaan dimana kita merasa tenang, tenteram, sentosa, dan senang. Dari pengertian ini bisa artikan bahwa masyarakat Sejahtera adalah masyarakat yang hidup dalam ketenangan ketenteraman karena berada dalam kondisi sehat dan damai. Pemenuhan sandang, pangan, papan serta pendidikan dan kesehatan yang terjamin merupakan syarat-syarat paling mendasar bagi masyarakat untuk merasa sejahtera. Pemerintah tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menjamin kesejahteraan masyarakat, salah satunya bisa dengan cara berutang.

Namun, sehubungan dengan penjelasan diatas, besarnya nominal utang Indonesia menjadi pergolakan sendiri bagi pemerintah terutama bagi Masyarakat. Bagi pemerintah tentu harus memutar otak agar bisa tetap menjalani roda kehidupan negara dengan semestinya tanpa perlu menambah nominal utang, sementara masyarakat yang cemas akan perekonomian yang bisa saja ambruk akibat utang yang tak kunjung lunas. Untuk itu, kita perlu melihat dari dua sisi untuk bisa menyimpulkan apakah besarnya utang negara adalah hasil dari usaha pemerintah menyejahterakan rakyat atau malah sebaliknya?

Jika ditelisik dari salah satu sisi, utang negara yang tak kunjung lunas ini merupakan akibat dari pemerintah yang berusaha untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Contoh sederhana, uang yang dipinjam negara dari negara atau institusi di luar Indonesia digunakan sebagai dana untuk membiayai perbaikan jalan, pembukaan fasilitas kesehatan dan pendidikan di desa terpencil, atau dana untuk pemberian bantuan berupa subsidi bahkan beasiswa bagi yang membutuhkan. Hal ini tentu cukup masuk akal karena saat ini kita ketahui bersama bahwa bantuan pemerintah semakin tahun semakin beragam baik itu bentuk maupun sasarannya. Dari sini bis akita simpulkan secara sementara bahwa semakin besar nominal utang berarti Masyarakat Indonesia semakin disejahterakan oleh pemerintah lewat bantuan-bantuan dalam bentuk apapun.

Sementara dari sisi yang berseberangan, tingginya utang negara ini malah dianggap sebagai penghambat kesejahteraan rakyat. Yang dimaksudkan disini bukan karena utang menyebabkan bantuan ke masyarakat berkurang untuk memperkecil keuangan, melainkan berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga dipengaruhi dengan pengalokasian dana yang kurang optimal dan tepat sehingga pertumbuhan ekonomi terhadap. Perkembangan ekonomi yang stagnan bahkan menurun tentu akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan negara. Perekonomian yang tak kunjung berkembang menyebabkan beberapa masalah diantaranya susahnya mendapatkan pekerjaan akibat kurangnya lapangan pekerjaan. Perekonomian meningkat memacu masyarakat untuk berani berinovasi dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, sementara apalabila perekonomian justru menurun maka masyarakat cenderung tidak mau mengambil resiko untuk mencoba hal baru dan berakhir pada pekerjaan yang sama dari waktu ke waktu. Kurangnya lapangan pekerjaan ini tentu akan mempengaruhi masyarakat yang berusia produktif terutama bagi mereka yang baru saja menyelesaikan pendidikan dan berujung dengan semakin tingginya angka pengangguran. Ujung dari masalah yang saling berkaitan ini adalah semakin banyak masyarakat yang tidak sejahtera akibat tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena inilah dari sisi lain kita juga bisa berkesimpulan bahwa semakin tinggi utang negara maka kesejahteraan masyarakat akan semakin susah untuk dicapai.

Berdasarkan uraian diatas, kita mendapatkan dua kesimpulan yang saling bertolak-belakang. Tentu kita sadar bahwa kita tidak bisa menentukan pemahaman yang mana benar maupun salah. Kedua opini diatas sama benarnya karena berjalan seiringan. Untuk itu disbanding kita memilih kubu dan menutup sebelah mata terhadap fakta keseluruhan, alangkah baiknya kita bersama dengan pemerintah mengentaskan utang agar tercapailah Indonesia Mandiri Bebas Utang.

Referensi:

https://dprexternal3.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/570

https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/snkn/article/view/154

https://ejurnal.dpr.go.id/index.php/jurnalbudget/article/download/66/53

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210119091642-532-595444/penyebab-utang-ri-bengkak-nyaris-rp6000-triliun

https://www.kemenkeu.go.id/menjawabutang

https://bigalpha.id/news/sejarah-utang-indonesia-dari-era-soekarno-sampai-jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun