Mohon tunggu...
Theodora Lalita
Theodora Lalita Mohon Tunggu... Seniman - anakbaikbaik

Communication'17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Teduh

19 Juli 2019   14:38 Diperbarui: 19 Juli 2019   15:31 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah satu hari dari sekian hari saya merasa tidak enak hati. Pribadi yang asing. Mimpi semalam yang melelahkan. Topeng yang harus dikenakan. Mungkin hanya lelah saja. Mungkin hanya butuh menerima rasa tidak enaknya saja. Tetapi aku berada di ambang semangat, hendak ke luar mencari udara segar, kala seorang tamu datang dan berbisik kepadaku. Wujudnya ialah angin malam.

Aku segera mengambil posisi duduk; siaga dan bertanya-tanya "mimpi-mimpi kaukah itu?" tanyaku. Bukan, kau sudah tinggalkan aku waktu kau bangun tidur, jawabnya. "Titik jenuh, kaukah itu?" aku menebak-nebak. Bukan, jawabnya lagi, titik jenuh bukan tamu, ia ada di sampingmu. "Lalu kau siapa?" aku masih kebingungan. Tutup matamu, pintanya menyuruh. Aku menarik napas dalam, merenungkan laju detak jantungku, lalu menatap mata. Si tamu mewujudkan diri justru saat temaram dan gelap. Ia adalah keyakinan, cahaya, dan wujud harapan. "Kau masa depan yang cerah" kataku akhirnya. Bukan, ujarnya aku lebih baik dari itu.

Selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun