Mohon tunggu...
Devina Susanto
Devina Susanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Jaringan Hewan Lebih Adaptif?

21 September 2017   23:23 Diperbarui: 21 September 2017   23:48 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alasan kedua adalah bahwa di daerah kutub sinar matahari tidaklah seterang seperti di tempat beriklim tropis. Karena tumbuhan tidak akan mendapatkan sinar matahari yang cukup, maka mereka akan lebih cepat mati di daerah kutub dibandingkan dengan hewan.

Contoh lain mengenai tanaman yang sebagai syarat bertahan hidup adalah harus berada di suhu tertentu adalah tanaman teh dan kopi. Karena keduanya butuh udara yang dingin dan sejuk untuk bisa hidup, maka dataran tinggi adalah tempat yang cocok bagi tanaman teh dan kopi untuk hidup. Jika mereka dipindahkan ke dataran rendah yang udaranya lebih panas daripada di dataran tinggi, mereka akan cepat mati atau tidak akan mampu tumbuh dengan maksimal, dengan kata lain kualitasnya akan lebih buruk dibandingkan tanaman teh dan kopi yang ditanam di dataran tinggi.

Setelah membandingkan dengan daerah yang beriklim dingin, maka sudah selayaknya kita juga membandingkan adaptasi oleh hewan dan tumbuhan jika dipindah ke daerah yang sangat kering: padang gurun.

Meskipun daerah-daerah beriklim gurun sangat panas, kering, dan merupakan tempat yang sangat tidak cocok untuk menjadi tempat berlangsungnya hidup hewan dan tumbuhan jenis apapun, tetap saja ada beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang mampu bertahan hidup. Satu-satunya alasan mengapa mereka tetap bisa hidup adalah mereka mampu mentolerir jumlah air yang sangat sedikit di daerah gurun.

Seperti manusia yang membutuhkan air untuk bisa bertahan hidup, maka begitu pula hewan dan tumbuhan -- apalagi jika mereka hidup di padang gurun, dimana suhu maksimum bisa mencapai sekitar 40C dan suhu minimum hingga -18C (hal ini menyebabkan daerah gurun disebut memiliki suhu yang ekstrim -- siang hari bisa sangat panas sementara malam hari udaranya bisa menjadi sangat dingin).

Karena itu, tentu saja hewan dan tumbuhan iklim gurun melakukan adaptasi. Mereka harus mampu menyimpan air dalam tubuh mereka, jika tidak mereka akan mati. Pada tumbuhan yang tinggal di daerah gurun yaitu kaktus, air disimpan di bagian akar, batang, dan daun -- dimana kaktus beradaptasi terhadap lingkungannya yang kering sehingga memiliki akar yang panjang, batang yang memiliki lapisan kulit yang tebal untuk meminimalisir penguapan dan berlapis lilin supaya mampu menahan teriknya sinar matahari, dan daun yang berbentuk seperti duri untuk mencegah terjadinya penguapan.

Salah satu hewan yang tinggal di daerah gurun adalah unta, dimana mereka memiliki ciri khas yaitu berpunuk. Namun, bertentangan dengan anggapan banyak orang, punuk unta ternyata digunakan untuk menyimpan lemak, bukan air, dimana lemak itu merupakan energi bagi si unta untuk terus berjalan di padang gurun (karena kita tahu unta merupakan alat transportasi utama bagi orang-orang yang tinggal di gurun). Alasan mengapa unta mampu bertahan hidup di padang gurun jika mereka tidak menyimpan air di punuknya adalah karena mereka tidak mengeluarkan banyak air.

Kembali lagi ke pengandaian bila hewan dan tumbuhan yang seharusnya tidak tinggal di daerah gurun dipindahkan ke daerah gurun. Apakah hasil yang pertama akan seperti pengandaian yang pertama, yakni tumbuhan akan mati duluan daripada hewan? Lagi-lagi jawaban menurut pemikiran saya adalah ya. Tumbuhan tidak akan secara langsung memiliki akar yang panjang guna mencari sumber air maupun mengubah bentuk daun mereka menjadi bentuk duri seperti milik kaktus, apalagi secara tiba-tiba memiliki lapisan lilin pada batangnya.

Sementara hewan, jika dipindahkan ke daerah gurun, akan mampu bertahan hidup paling tidak sedikit lebih lama dibandingkan tumbuhan. Walaupun stok air di padang gurun sedikit, hewan masih bisa mendapatkan air dari makanan mereka ataupun mangsa mereka. Hewan-hewan di daerah gurun umumnya tidur di siang hari karena suhunya yang sangat tinggi dan baru bangun pada malam hari, ketika udara sudah mulai dingin.

Jadi, menurut saya jaringan hewan memang lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dibandingkan jaringan tumbuhan, karena hewan mampu bergerak aktif dan lebih 'peka' terhadap lingkungan dibandingkan tumbuhan.

Demikian pembahasan saya kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam pembahasan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun