Tahukah kamu?Â
Stunting adalah salah satu masalah besar yang sedang dihadapi Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, dan efeknya tidak main-main!Â
Anak-anak yang mengalami stunting bisa jadi sulit berkembang secara kognitif, produktivitasnya menurun, bahkan lebih rentan terkena penyakit.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 21,5%. Angka ini memang masih berada jauh di atas angka 14% yang ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024.
Tentu saja, untuk mencapainya, butuh kerja keras dan kerja sama dari berbagai pihak.
Pemerintah sudah lakukan apa saja?
Pemerintah tidak tinggal diam, kok. Ada banyak langkah yang sudah diambil. Salah satunya adalah memastikan kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak balita mendapatkan gizi yang cukup.Â
Lewat Peraturan Menteri Kesehatan No. 23 Tahun 2022, pemerintah mendorong pemberian makanan tambahan (PMT) serta edukasi yang penting buat masyarakat.
Tapi tantangannya masih besar. Dari 38 provinsi di Indonesia, sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional. Provinsi Nusa Tenggara Timur (37,9%) masih masuk dalam kategori tiga provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi selain Papua Tengah (39,4%), dan Papua Pegunungan (37,3%).Â
Sementara prevalensi stunting untuk Kabupaten Kupang sendiri menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, juga mencatat angka yang cukup tinggi, yaitu 24,1%.Â
Salah satu lokasi yang berkontribusi dalam prevalensi ini adalah Desa Raknamo Kabupaten Kupang yang menyumbang angka 19,9%.