Lalu ketika makanan masih ada sisa di piring  mama bilang "nasinya menangis kalau tidak habis".  Ternyata Mama sedang mengajarkan kami untuk tidak buang-buang makanan.Â
Mama tau kah.....Sa pernah coba dengar bagaimana nasi menangis? Walaupun Sa tir pernah dengar bagaimana suara tangisannya, piring makan kami selalu bersih, Ma...karena Mama sudah tau persis kekuatan perut kami.
Ma.......
Sa punya kenangan tentang Mama memang hanya sampai 12 tahun, tapi ada begitu banyak hal-hal baik yang Mama buat yang selalu Sa ingat hingga sekarang.Â
Ada dua tamu istimewa Mama, hampir setiap hari, menemani Mama punya hari-hari. Dua orang yang mungkin bagi orang lain bukan siapa-siapa, tapi buat Mama, mereka sangat istimewa!
Mama tidak pernah melihat kekurangan yang mereka miliki, entah bagaimana caranya Mama bisa membangun komunikasi dan paham apa yang dibicarakan, hanya Mama yang mengerti. Â
Lalu, sering Sa dapat tangkap Mama lagi menyisipkan sesuatu, entah uang yang jumlahnya tidak seberapa, entah gula, beras atau pakaian, ke dalam keranjang anyaman para penjual sayur yang datang ke dapur Mama.
Sa liat Mama melakukannya dengan sukacita, tanpa beban, dan Mama tir pernah bilang kasih apa ke mereka. Padahal, ada tujuh orang anak yang juga masih sekolah. Tapi Mama tir pernah susah (atau kalaupun susah, Mama tir pernah bilang).Â
Satu lagi yang Sa ingat tentang Mama. Mama selalu mengajarkan kami untuk bersikap jujur. Mama paling tidak suka kalau kami berbohong. Mama punya cubitan di lengan atau telinga bisa bikin menangis sampai sore, dan Mama tidak akan merayu.Â
Ma.......
Sekarang su mau Natal lagi. Â Doa-doa yang selalu Mama panjatkan untuk Sa dan adik kakak, semua itu hidup terus di Sa punya hati. Meskipun ragamu sudah tidak bersama lagi, Sa selalu merasa Mama ada di sekitar. Ada kehangatan cinta Mama yang tidak pernah pudar.Â
Mama, terima kasih e, untuk semua kasih sayang dan pelajaran hidup yang Mama tinggalkan. Sa tidak akan lupa. Â Semoga Mama tenang di sisi Tuhan, dan suatu saat nanti, kita bertemu lagi.