Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbahagialah dengan Mata dan Telinga

26 Juli 2024   19:40 Diperbarui: 26 Juli 2024   19:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misa pembukaan tahun ajaran baru di Paroki Maria Assumpta Kupang (Foto : Theodolfi)

Jumat, 26 Juli 2024.

Pagi ini Gereja Paroki Maria Assumpta Kupang dipenuhi oleh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan Poltekkes Kupang. Sejak jam 7.30 pagi, mahasiswa berbondong-bondong memenuhi deretan kursi yang tersusun rapi di dalam gereja. 

Senyum sumringah dan aura berseri-seri nampak jelas pada wajah mereka. Suasana gereja yang sejuk dengan pendingin ruangan yang tersedia, membuat mereka juga duduk nyaman di dalamnya.

Kegiatan pagi ini merupakan kegiatan tahunan bagi seluruh civitas akademika Poltekkes Kupang untuk mengawali tahun ajaran baru. Tidak hanya di gereja, mahasiswa melakukan ibadah di masjid dan juga pura, sesuai  agama dan keyakinan masing-masing.

Suasana misa di Gereja Maria Assumpta (Foto : Theodolfi)
Suasana misa di Gereja Maria Assumpta (Foto : Theodolfi)

Mengawali tahun ajaran baru dengan cara berbeda

Sebagai salah satu pendidikan tinggi vokasi, Poltekkes Kupang memastikan mencetak generasi bangsa yang memiliki karakter.  Karakter yang diharapkan seperti empati, pengendalian diri, integritas, disiplin dan lain sebagainya, dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan, salah satunya melalui ibadah. 

Ibadah  dipercaya dapat membentuk dan mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri seseorang. Selain itu, ibadah juga sebagai salah satu cara  mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan akademik dan kehidupan dunia kampus.

Karenanya, Direktur Poltekkes Kupang, Irfan, SKM, MKes menghimbau seluruh civitas akademika  Poltekkes Kupang untuk beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing untuk mengawali tahun ajaran baru kali ini.

Adapun tempat ibadah yang dipilih adalah  Gereja Maria Assumpta-Kota Baru Kupang bagi yang beragama Katolik, Gereja Marturia Oesapa bagi yang Protestan, Masjid Al-Istiqomah-Tuak Daun Merah, bagi yang muslim dan Pura Agung Giri Kerta Buana-BTN Kolhua bagi yang beragama Hindu. 

Foto : Theodolfi
Foto : Theodolfi

Pesan indah melalui mata dan telinga

Misa dimulai tepat jam delapan pagi. Di depan altar, Romo Rudy Tjung Lake memimpin misa dalam suasana yang hikmat. 

Koor pengiring misa dari Prodi D3 Gizi dan Prodi D3 Kebidanan, menyanyikan lagu-lagu merdu memuji Tuhan.

Romo Rudy mengawali kotbah pagi ini dengan kalimat berikut.

"Berbahagialah matamu karena melihat. Berbahagialah telingamu karena mendengar. Banyak yang punya mata, tapi tidak melihat. Banyak yang punya telinga, tetapi tidak mendengar"


Bersyukurlah pada Tuhan. Inti pesan penting dan indah yang disarikan dari kotbah Romo Rudy hari ini adalah tentang bersyukur dan sekali lagi, bersyukur.  Bersyukur dalam segala situasi, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menikmati karya Pemilik Semesta.

Di tengah kesibukan dan persaingan ketat di era kemajuan teknologi yang begitu masif, begitu banyak orang yang 'buta' dan dibutakan dengan mengejar urusan duniawi, sehingga lupa untuk bersyukur. Dengan bersyukur, kita bisa melihat  indahnya sentuhan keajaiban dan mujizat yang Tuhan anugerahkan dalam hidup.  

Belajar membangun hidup 

Ukuran hidup yang bahagia tidak semata ditakar dengan jumlah uang. Banyak orang yang hidupnya berkelimpahan namun selalu merasa kekurangan. 

Menurut Romo Rudy, rumus bahagia itu adalah membangun hidup dengan selalu menghadirkan Tuhan sebagai fondasi utama. Dengan menghadirkan Tuhan, maka kita bisa belajar untuk bersyukur. 

Rasa syukur yang dimiliki mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dalam hal apapun, termasuk memiliki kelegaan untuk memberi maaf atau mengampuni ketika disakiti atau direndahkan. 

Hiduplah sebagai orang yang bahagia melihat keajaiban

Hidup selalu penuh dengan kejutan, sebentar manis, lalu kemudian pahit. Sedih dan bahagia silih berganti.  Jatuh bangun pun tidak ketinggalan. Bila tak kuat, maka akan selalu jatuh lantas menyerah.

Kelemahan yang paling kuat berawal dari mata dan telinga. Melihat hal yang membuat hati menjadi tertutup pada kebaikan. Mendengar hal negatif yang  berujung pada mulut yang tak terjaga.

Sediakan selalu saat teduh atau waktu khusus untuk membangun relasi dengan Tuhan, membaca firman Tuhan dan merenungkannya dalam hidup adalah cara untuk menjaga mata dan telinga dari hal-hal yang menjerumuskan kita.

Hiduplah sebagai pribadi yang menjaga mata dan telinganya untuk hal-hal yang berguna untuk merajut masa depan yang lebih baik, alih-alih fokus pada hal negatif. Dengan demikian, kita dapat melihat keajaiban di sekitar kita.

Berfoto bersama setelah misa (Foto : Theodolfi)
Berfoto bersama setelah misa (Foto : Theodolfi)

Dengan siapa kita berada, apa yang dilihat,  membentuk hidup kita

Lingkungan, memberi pengaruh yang besar dalam hidup. Buat pilihan yang berani, apa yang harus didengar, apa yang perlu dilihat. Karena tidak semua perlu dilihat, dan tidak semua perlu didengar. 

Tumbuhlah bersama mereka yang membuat diri  ikut bertumbuh dan berkembang. Mereka yang memiliki pikiran positif, akan membantu  menjauhkan kita dari hal-hal yang gelap. 

Tidak semua orang bisa mengalami kesempatan seperti itu. Ketika itu terjadi, berbahagialah!

Kupang, 26 Juli 2024

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun