Misa dimulai tepat jam delapan pagi. Di depan altar, Romo Rudy Tjung Lake memimpin misa dalam suasana yang hikmat.Â
Koor pengiring misa dari Prodi D3 Gizi dan Prodi D3 Kebidanan, menyanyikan lagu-lagu merdu memuji Tuhan.
Romo Rudy mengawali kotbah pagi ini dengan kalimat berikut.
"Berbahagialah matamu karena melihat. Berbahagialah telingamu karena mendengar. Banyak yang punya mata, tapi tidak melihat. Banyak yang punya telinga, tetapi tidak mendengar"
Bersyukurlah pada Tuhan. Inti pesan penting dan indah yang disarikan dari kotbah Romo Rudy hari ini adalah tentang bersyukur dan sekali lagi, bersyukur. Â Bersyukur dalam segala situasi, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menikmati karya Pemilik Semesta.
Di tengah kesibukan dan persaingan ketat di era kemajuan teknologi yang begitu masif, begitu banyak orang yang 'buta' dan dibutakan dengan mengejar urusan duniawi, sehingga lupa untuk bersyukur. Dengan bersyukur, kita bisa melihat  indahnya sentuhan keajaiban dan mujizat yang Tuhan anugerahkan dalam hidup. Â
Belajar membangun hidupÂ
Ukuran hidup yang bahagia tidak semata ditakar dengan jumlah uang. Banyak orang yang hidupnya berkelimpahan namun selalu merasa kekurangan.Â
Menurut Romo Rudy, rumus bahagia itu adalah membangun hidup dengan selalu menghadirkan Tuhan sebagai fondasi utama. Dengan menghadirkan Tuhan, maka kita bisa belajar untuk bersyukur.Â
Rasa syukur yang dimiliki mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dalam hal apapun, termasuk memiliki kelegaan untuk memberi maaf atau mengampuni ketika disakiti atau direndahkan.Â
Hiduplah sebagai orang yang bahagia melihat keajaiban
Hidup selalu penuh dengan kejutan, sebentar manis, lalu kemudian pahit. Sedih dan bahagia silih berganti. Â Jatuh bangun pun tidak ketinggalan. Bila tak kuat, maka akan selalu jatuh lantas menyerah.