Karcis masuk dalam lokasi tersebut sangat murah, cukup dengan membayar dua ribu rupiah dan mengisi buku daftar tamu, sudah bisa mengakses dalam taman.Â
Pada bagian depan, terdapat beberapa patung pahlawan daerah yang berderet sepanjang jalan masuk. Ada pahlawan dari Manggarai, Motang Rua, patung pahlawan Baranuri dan Marilonga dari Ende, Izaak Huru Doko dari Sabu Raijua, Teka Iku dari Kabupaten Sikka.Â
Masuk lebih ke dalam lagi, terdapat dinding yang dipenuhi gambar tentang segala hal yang berhubungan dengan Bung Karno selama diasingkan di Ende. Dinding sepanjang kurang lebih 50 meter ini diberi nama Selasar Soekarno. Selasar ini bercerita tentang seribu kisah di dalamnya.Â
Sejarah Bung Karno ketika tiba di Ende sambil dikawal ketat oleh tentara Belanda tergambar di dinding selasar. Demikian halnya dengan tonil yang dimainkan oleh Bung Karno di Gedung Immaculata bersama para sahabatnya, untuk tetap membakar semangat perjuangan.Â
Kedekatan Bung Karno dengan tokoh agama pun terlukis pada dinding. Nampak lukisan Gereja Katedral dan juga Masjid Arabita yang dulu digunakan Bung Karno untuk melakukan ibadah.Â
Serambi Soekarno di Biara Santo Yosef
Salah satu situs bersejarah untuk mengenang Bung Karno adalah Serambi Soekarno yang terletak di Biara Santo Yosef, Jalan Katedral Ende.Â
Selain untuk berdiskusi atau berbincang dengan para biarawan, Bung Karno hadir di tempat ini untuk membaca majalah atau buku yang ada di biara. Teman diskusi Bung Karno adalah dua biarawan berasal dari Belanda yaitu Pater Gerardus Huijtink, SVD dan Pater Joannes Bouma, SVD.
Seperti umumnya biara Katolik, lokasi Serambi Soekarno sangat asri dan dipenuhi bunga aneka jenis. Serambi Soekarno terletak persis di sebelah Gereja Katedral. Lokasinya hening dan memang sangat cocok untuk dijadikan tempat untuk membaca.