Ibarat cermin, semua hal  akan direfleksikan kembali kepada kita, baik atau buruk. Tergantung apa yang diberikan. Setiap hal yang baik, juga butuh latihan. Butuh kesadaran, pengendalian diri, dan komitmen untuk berkomunikasi dengan baik.Â
Bijaklah dalam berbicara. Mempertimbangkan setiap kata sebelum diucapkan pada orang lain dan memberi diri waktu untuk merenung sebelum merespon dalam situasi emosional adalah sangat bijak. Pikirkan dampaknya pada perasaan orang lain. Jangan biarkan kemarahan atau frustrasi menguasai percakapan.
Gunakan bahasa yang positif. Â Pilihlah setiap kata yang akan keluar dari mulut kita. Hindari menggunakan sindiran, kata-kata kasar, menghina atau merendahkan. Gunakan kata-kata yang membangun dan mendukung, bukan menjatuhkan seseorang.
Berikan empati. Sesekali, kita perlu memahami, mencoba melihat atau merasakan sesuatu dari perspektif orang lain. Apa respon yang akan kita berikan saat orang lain menyakiti perasaan kita? Cobalah untuk mendengarkan dengan penuh perhatian sebelum memberikan tanggapan.Â
Jangan lupa untuk memberi apresiasi. Â Ucapan terima kasih dan pujian yang tulus sangat berarti bagi orang lain. Fokuslah pada aspek positif dalam komunikasi komunikasi yang dibangun. Jangan ragu untuk mengungkapkan rasa syukur.
Bangun komunikasi terbuka. Bicarakan perasaan secara terbuka dan jujur dan cari solusi bersama bila ada konflik. Pastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas tanpa menimbulkan kebingungan.Â
Setiap pengalaman adalah pelajaran yang berharga. Belajarlah untuk terus memperbaiki diri, dan bersikap terbuka terhadap masukan dari orang lain.Â
Semoga kita  lebih bijak dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang sehat dengan siapapun.
Kupang, 29 Desember 2023
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H