Orangtua anak lelaki tersebut, meminta anak itu untuk menancapkan paku pada  pagar kayu, saat dirinya merasa marah. Semakin marah sang anak, maka paku akan tertancap lebih dalam lagi. Â
Suatu ketika, sang Ayah meminta anak lelaki itu untuk mencabut kembali setiap paku yang telah ditancapkannya. Ketika paku-paku tersebut telah tercabut, anak lelaki itu melihat  yang tersisa di sana hanyalah bekas lubang yang dalam.Â
Demikianlah, setiap kata yang menyakitkan, meskipun waktu telah berlalu, terus akan meninggalkan  luka yang dalam.
Mengapa kita sulit menjaga lisan?
Sejatinya, lisan perlu dijaga agar tidak menyebabkan hubungan atau relasi dengan orang lain menjadi rusak. Setiap kata yang kasar, hinaan atau merendahkan orang lain dapat menyebabkan konflik, membawa pengaruh negatif pada kesehatan mental orang lain.
Setiap orang memiliki level berbeda ketika menghadapi stres. Â Konflik yang terjadi saat diserang dengan kata-kata yang menyakitkan, selain berdampak pada kesehatan fisik, juga menyebabkan mereka menjadi hilang respek terhadap orang yang menyakiti mereka.Â
Urusan tentang lisan yang sulit terjaga ini, kadang dilakukan tanpa sadar, ada juga yang melakukannya secara sadar. Setiap individu memiliki alasan yang berbeda untuk itu. Beberapa hal berikut, dapat menjadi pemicu mengapa lisan sulit dijaga.
Sulit mengendalikan emosi dan mengendalikan diri. Seseorang yang sedang emosi atau marah, cenderung sulit untuk mengendalikan kata-kata yang keluar atau  menjadi lebih rentan mengucapkan sesuatu yang mungkin tidak mereka ucapkan dalam keadaan tenang.
Ada orang tertentu yang memiliki kebiasaan untuk segera merespon suatu keadaan dan mengkritiknya tanpa memperhatikan dampaknya bagi orang lain.Â
Minimnya ketrampilan berkomunikasi dan kurangnya kesadaran diri. Beberapa orang mungkin tidak memiliki kesadaran diri yang cukup untuk memahami dampak kata-kata mereka pada orang lain.  Apalagi bila memiliki kebiasaan menggunakan kata-kata kasar,  menghakimi, atau tidak memiliki kemampuan yang baik untuk  menyampaikan pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang positif dan membangun.
Kondisi kesehatan mental terganggu. Â Orang menjadi lebih rentan dan sulit menjaga kata-kata dengan baik, ketika sedang berada dalam kondisi kesehatan mental yang kurang baik.Â
Stres, kecemasan, Â depresi, dapat mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan ada kecenderungan untuk mengekspresikan ketegangan melalui lisan mereka.Â