Tuliskan perjalananmu  dengan ketulusan, dan kisahmu akan menjadi  inspirasi bagi yang lain....karena setiap kata yang kita bagikan bisa mengubah dunia dengan cara yang sederhana.
Waaah, tidak terasa Kompasiana sudah 15 tahun aja! Ibarat seorang gadis remaja, sedang gemoy-gemoynya, eheeem. Menyambut kesempatan ini, Kompasiana Awards 2023 pun digelar. Beberapa nama yang dianggap layak dan memenuhi kriteria telah dinominasikan  untuk meraih beberapa penghargaan.Â
Setiap Kners tentu telah mengantongi nama Kners lainnya yang dijagokan, -atau, bahkan mengajukan nama sendiri- untuk ajang bergengsi dan ditunggu-tunggu ini.  Banyak hati berharap, namun tidak sedikit juga yang  hanya bisa menjadi pendukung yang manis. Termasuk Saya.Â
Perjalanan Saya di Kompasiana belum terlalu lama. Saya masuk dalam kelompok anak bawang,  baru mulai menulis di K sejak tahun 2021.  Tidak terlalu rajin, malah sering nge-ghosting, hingga diingatkan terus oleh K dengan tawaran topik pilihan yang melintas di beranda.Â
Menemukan blog bersama ini tanpa sengaja, saat sedang mumet-mumetnya menjalani hidup. Iseng, Saya mendaftar, mengajukan tulisan pertama Saya yang sangat singkat. Kurang dari 100 kata dan hanya dilihat oleh 58 pasang mata!
Tumbuh bersama Inspirasiana
Dengan jumlah pasang mata yang minim, lantas tidak menyurutkan semangat untuk menulis. Dukungan berupa tanda 'suka' atau komentar dari Kners lainnya membuat semangat kembali menyala.Â
Saya mulai mengenal beberapa nama yang rajin mampir menyapa, diantaranya Ayahanda Tjiptadinata Effendi bersama sandaran hatinya, Bunda Rose.Â
Tulisan pertama Saya yang diganjar sebagai artikel utama adalah Angka Kesembuhan Covid Tergantung Perilaku Masyarakat bikin hati semriwing.
Jujurly, perjalanan Saya di K banyak didukung oleh komunitas penulis yang digawangi oleh Rm. Bobby Steven. Komunitas Inspirasiana. Komunitas yang memiliki tujuan mulia untuk mengembangkan dua taman baca yang ada, di Salatiga Jawa Tengah dan So'a Kabupaten Nagekeo, NTT.Â
Kehadiran Komunitas Inspirasiana memiliki peran yang besar dalam perjalanan menulis Saya. Saling mendukung dan selalu menginspirasi, persis seperti namanya, meskipun sebagian besar anggota komunitas didalamnya belum pernah bertemu secara langsung.
Kisah tentang ragam budaya di Indonesia serta kisah inspiratif lainnya dikemas dalam dua buku manis yang diberi judul Pelangi Budaya dan Insan Nusantara serta Aksara Bermakna menjadi bukti hasil kolaborasi penulis di komunitas Inspirasiana.Â
Perjalanan di K nggak selalu manis
Perjalanan Saya di K tidak  selalu semulus jalanan di kampung Saya yang baru saja dituangi aspal hitam. Sekali  pernah diblokir oleh K, bikin panas dingin, meriang tanpa sebab.Â
Artinya, Saya hanya tinggal punya empat kesempatan tersisa untuk diampuni oleh K, sebelum benar-benar dicoret. Saya harus lebih sopan, lebih  hati-hati memilih dan memilah artikel yang kira-kira nggak bikin K gampang naik darah.
Namun memang, setiap kesalahan atau kegagalan adalah guru terbaik untuk membentuk sebuah perjalanan. Belajar dari hal tersebut, Saya berusaha memperbaiki diri.Â
Terkadang, ada tulisan yang dianggap biasa saja, eh, malah dapat label Artikel Utama, bikin pipi merona nggak pede, sementara tulisan yang diharapkan dapat label AU malah hanya dihadiahi label Pilihan. Sutralah....disyukuri saja.Â
Blog bersama ini telah menjadi salah satu sumber belajar terbaik. Begitu banyak penulis hebat dan unik di dalamnya yang bisa dijadikan inspirasi.Â
Saya belajar dari begitu banyak tulisan Kners lainnya. Dari cara mereka menuangkan tulisan hingga ide yang disampaikan. Masing-masing penulis memiliki keistimewaan.
Untuk mengapresiasi hal ini, sebisa mungkin setiap artikel Saya baca hingga selesai, hingga bisa memberikan komentar yang tepat.Â
Centang biru  hingga program Infinite di K
Centang biru yang dinanti-nanti oleh begitu banyak Kners menghampiri Saya saat jumlah tulisan masih sangat terbatas, 42 tulisan.
Kehadiran centang biru yang mirip smurf, bikin dada ini tercetar-cetar. Ternyata K nggak sedang bercanda, hitung-hitungannya teliti, pakai rumus syarat untuk dapat centang biru.
Mendapatkan label biru sebiru smurf nggak juga menjamin tulisan bakal dibaca banyak orang. Angka ribuan dalam beberapa artikel Saya justru dicapai setelah bertengger beberapa purnama di sana.Â
Tak mengapa, toh jejak literasi terus tercetak di sana. Buat Saya, pencapaian terbaik adalah ketika tulisan Saya membawa manfaat bagi orang lain.Â
Sekali dua, artikel Saya  masuk dalam kategori tren mingguan. Ada rasa bangga dan senang, ketika tulisan seorang pemula seperti Saya bisa masuk dalam kategori tersebut.Â
 Tawaran program Infinite di K pun tidak ingin dilewatkan.  Cukup mendaftar dengan menyertakan nomor Gopay dan memenuhi beberapa persyaratan lainnya, dan....tadaaa...tinggal menunggu konten yang memenuhi standar platform dimuat.Â
Seperti beberapa Kners lainnya, Saya juga bersyukur, bahwa beberapa artikel Saya dianggap memenuhi kriteria untuk dikurasi oleh Kompas.com. Pencapaian lainnya yang luar biasa menurut Saya, dan tidak terduga!
Meskipun cuan yang didapat tidak seberapa, namun ada kepuasan tersendiri di dalam diri ketika tulisan kita diapresiasi.Â
Untuk penulis palu gada seperti Saya, sesungguhnya, tidak ada hambatan berarti dalam penulisan. Kendala terbesar adalah pengelolaan waktu.Â
Alasan sibuk, Â sedang tidak mood menulis, bukanlah alasan yang tepat ketika artikel tidak nongol berbulan-bulan. Â Tapi, nyatanya demikian. Semoga di kemudian hari, tidak di kick out oleh K karena kelamaan nge-ghosting.Â
Saya harus mengakui, Kompasiana adalah panggung inspirasi Saya.Â
Maju terus, Kompasiana!
Kupang, Â 10 November 2023
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H