Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengintip Pesona Tersembunyi Wisata Lelogama

2 Juli 2023   22:32 Diperbarui: 7 Juli 2023   13:22 2416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga liar sepanjang perjalanan menuju Lelogama (Foto: theodolfi)

Jalan setapak menuju lokasi Batu Basusun hanya diberi semen kasar, dan pada bagian yang terjal di lokasi diberi pagar pembatas yang sederhana. Harus ekstra hati-hati melangkah di sana, karena bebatuan sangat licin, kecuali pada bagian yang dialiri air. 

Pemandangan luar biasa batu-batu alam yang tersusun rapi, terpahat indah, terpampang dengan jelas di depan mata. Warnanya yang coklat kelabu menyambut pengunjung bak gadis remaja polos dalam keramahan yang bersahaja. 

Susunan batu yang rapi (Foto: theodolfi)
Susunan batu yang rapi (Foto: theodolfi)

Setiap lekukan bebatuan pada dinding setinggi duapuluhan meter seperti menemukan pasangannya, saling bertaut membentuk konstruksi yang cantik. Gemericik aliran air di dasar bebatuan meninggalkan irama musik nan menenangkan jiwa.

Teropong bintang yang besar

Pembangunan observatorium sedang dilakukan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Timau. Melansir parekrafntt.id, observatorium yang didirikan di atas lahan seluas 40 hektar ini, nantinya akan menjadi rumah bagi teleskop terbesar di Asia Tenggara dengan diameter 3,8 meter.

Sungguh menjadi kebanggan bagi masyarakat NTT. Langit di atas Pulau Timor yang bebas polusi cahaya dan polusi udara, menjadikannya sebagai salah satu tempat untuk mengamati tata surya pada belahan langit utara maupun selatan. 

Karenanya, lokasi ini dipilih oleh LAPAN sebagai lokasi untuk membangun observatorium nasional yang baru, menggantikan observatorium Bosscha di Lembang, Bandung. 

Suasana yang berkabut dan hujan sepanjang kawasan hutan dengan pepohonan yang rapat membuat udara terasa semakin dingin. Tidak ada kendaraan lain yang melintas ke arah observatorium.

Sayangnya, perjalanan saya beberapa waktu lalu, tidak membuahkan hasil. Saya tidak diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung pada area observatorium yang sedang dikerjakan. 

Penjaga di pintu masuk memberikan dua alternatif. Saya boleh masuk, namun dilarang keras untuk mengambil gambar, atau memilih balik kanan. 

Akhirnya, karena langit sudah semakin gelap seiring dengan kabut yang semakin tebal dan hujan yang semakin deras, saya memutuskan untuk kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun