Fakta bahwa kian hari, jumlah penulis perempuan di Kompasiana semakin meningkat, Â mengindikasikan kuatnya animo perempuan untuk menjadi bagian dari sejarah perjalanan sebuah literasi.Â
Perempuan sering dituntut untuk dapat melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Â Beberes rumah, mencuci, memasak, mengurus anak dan lain sebagainya. Sungguh perjuangan yang tidak mudah.Â
Bagi seseorang yang memiliki hobi menulis, tentunya harus pandai mengatur waktu agar dapat menyalurkan hobi tersebut di sela-sela kesibukan. Bukanlah hal yang mudah, harus bisa multi tasking. Apalagi bila tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga.
Bisa jadi, untuk sebuah tulisan, bisa selesai dalam waktu dua atau tiga hari, bahkan lebih. Terkadang, saat ide menulis sedang kencang-kencangnya mengalir gemoy, kandas seketika ketika cucian di sudut ruangan menanti dengan setia.Â
Bisa dipastikan setiap penulis perempuan  di Kompasiana memiliki kisah tersendiri saat membuat sebuah tulisan.Â
Beri ruang untuk pengembangan diriÂ
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang perempuan mampu mengeluarkan 20 ribu kata sehari, sedangkan laki-laki hanya mampu sepertiganya saja, tujuh ribu kata. Sungguh fantastik! Tidaklah mengherankan ketika tulisan perempuan cenderung lebih panjang dibandingkan tulisan laki-laki.Â
Menulis, memberikan ruang khusus bagi penulis untuk mengalirkan ide di dalamnya. Ketimbang kaum hawa ini melakukan atau membicarakan  hal menye-menye unfaedah, dengan menulis membuat mereka terhindar dari banyak hal negatif di sekitarnya. Rasa percaya diri semakin meningkat adalah salah satu manfaat yang didapat dari menulis.
Meski kadang dianggap terlalu sentimentil, baper, bahkan dianggap tidak berkualitas oleh sebagian orang, tulisan seorang penulis perempuan layak untuk diapresiasi.Â
Bukankah kita tidak pernah tahu, bagaimana proses membuat sebuah tulisan, kisah yang ada di balik tulisan yang dibuat, atau pesan penting yang hendak disampaikan di dalamnya.