Perarakan patung Tuan Ma dan Tuan Ana dari kapela menuju Gereja Katedral Reinha Rosari dilaksanakan pada siang hari, diiringi dengan nyanyian ratapan dan doa-doa.Â
Pada senja hari, umat berkumpul di Gereja Katedral Larantuka untuk melaksanakan lamentasi atau ratapan. Perarakan patung Tuan Ma keluar dari Gereja Katedral, melewati delapan Armida atau perhentian, yaitu Armida Misceri Cordiae, Tuan Menino, Balela, Tuan Trewa, Pantai Kebis, Pohon Sirih, Kuce, Armida Tuan Ana, dan kemudian kembali ke Katedral.
Suasana prosesi terasa sangat sunyi, walaupun diikuti oleh lautan peziarah yang hening dalam doa dan devosi masing-masing. Saat ini, Kota Reinha dipenuhi cahaya lilin yang dipasang pada tiang dari kayu dan bambu.Â
Lilin-lilin yang dinyalakan ini adalah lilin yang dibuat sendiri oleh kaum perempuan setempat dari sisa lilin pada perayaan tahun sebelumnya.
Perayaan Ekaristi Minggu Paskah adalah akhir dari perayaan Hari Bae atau Semana Santa di Larantuka. Setelah perayaan Ekaristi di Minggu Paskah di gereja usai, akan dilanjutkan dengan perarakan Tuan Ma untuk ditahtakan kembali di Kapela Tuan Ma di Pantai Kebis.Â
Geliat ekonomi pariwisata yang kembali bangkit
Prosesi Semana Santa tahun ini mengundang ribuan wisatawan. Diperkirakan tujuh ribuan wisatawan ada di Larantuka saat ini untuk mengikuti prosesi rohani tahunan ini.Â
Hotel, tempat penginapan, lokasi wisata yang indah di seputaran Larantuka dan gugusan pulau di sekitarnya yang selama tiga tahun terasa sepi, kali ini kembali merasakan geliat kebangkitannya.
Warga menyambut ceria setiap peziarah yang tidak kebagian tempat penginapan, berbagi rumah mereka untuk para peziarah yang datang dari berbagai penjuru tanah air.Â