Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Filosofi Rumah di Kampung Adat Bodomaroto Sumba Barat

7 Maret 2023   14:23 Diperbarui: 8 Maret 2023   16:17 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atap rumah di Kampung Adat Bodomaroto, terbuat dari alang-alang untuk menjaga kesejukan di dalam rumah. Alang-alang bertahan hingga sepuluh bahkan belasan tahun lamanya dan dapat diganti setelah itu. Bentuk rumah menyerupai menara adalah bentuk penghormatan mereka terhadap Marapu yang dipercaya bertahta pada menara rumah.

Bahan pengikat yang digunakan semuanya berasal dari alam, tali temali atau rotan yang dianyam sedemikian rupa untuk mengikat semua bahan penyusunnya. 

Deretan alang-alang diikat pada struktur kayu yang ada; arah ikat harus ke arah kanan, tidak boleh berubah ke arah kiri. Masyarakat setempat meyakini bahwa anggota rumah atau tukang yang membangun rumah tersebut akan mengalami resiko sakit atau kehilangan nyawa saat aturan ini tidak dipenuhi.

Pada bagian tengah lantai dua, terdapat empat tiang besar. Pari’i urata, terletak paling dekat dengan pintu masuk utama, melambangkan seorang ayah. 

Di belakangnya, pari’i kikukatuonga melambangkan  anak laki-laki. Pari’i kerepadalu melambangkan seorang ibu, letak tiangnya tepat di sebelah anak lelaki. Uma penne kerepadalu melambangkan anak perempuan; tiang ini terletak di samping ayah. 

Tiang utama dalam rumah pada bagian atasnya diberi bentuk bulat yang melambangkan asesoris/gelang (lele labe). 

Lele labe dipercaya sebagai tempat untuk menyimpan jiwa anggota keluarga yang telah meninggal, agar roh mereka tetap berada dalam rumah tersebut.

Kerangka pada atap terdiri dari 36 tiang panjang dan 16 tiang pendek, saling mengikat satu sama lain. Seperti tulang rusuk pada struktur tubuh manusia yang melindungi organ penting di dalamnya, demikian juga kerangka ini akan melindungi semua anggota keluarga yang mendiami rumah tersebut.

Struktur ikatan kayu penopang atap (dokumentasi pribadi)
Struktur ikatan kayu penopang atap (dokumentasi pribadi)

Tiang patienga ngaingo adalah tiang kayu yang melintang sebagai dudukan kerangka atap. Tiang ini tidak asal diletakkan, namun memperhatikan pertemuan antara pucuk dan akar. Susunan tiang ini melambangkan perlindungan dari pihak  yang kuat terhadap pihak yang lemah.

Sungguh, suatu bentuk yang sempurna, mewakili hubungan harmonis antara manusia, alam dan semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun