Rasa khawatir orangtua berangkat dari banyak hal, dari urusan kesehatan, kemananan dan keselamatan anak mereka dan juga dari segi pembiayaan ekstra yang harus dikeluarkan ketika anak sekolah dini hari.
Anak tidak sarapan
Bila anak harus masuk jam 5 pagi, artinya untuk anak-anak yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah harus bangun lebih awal. Jam 3 atau jam 2.30 pagi. Apakah anak-anak bisa sarapan dengan nyaman di jam tersebut?Â
Keterbatasan waktu di pagi hari, membuat anak tidak dapat menikmati sarapan pagi mereka. Beberapa ahli gizi menyebutkan bahwa sarapan terbaik dilakukan dua jam setelah bangun tidur.Â
Artinya, bila anak bangun jam 3 dinihari, maka waktu sarapan terbaiknya dilakukan pada jam 5. Padahal pada jam tersebut, anak sudah harus memulai aktivitas di sekolah.Â
Sarapan pagi menjadi suatu keharusan, mengingat manfaatnya yang banyak bagi tubuh. Selain asupan energi bagi tubuh, sarapan pagi juga bermanfaat bagi metabolisme, membantu kerja otak agar lebih fokus, juga memperbaiki mood seseorang.
Bisa dipastikan, anak yang tidak sarapan pagi akan mengantuk, rentan sakit dan mengalami kesulitan untuk konsentrasi, yang tentu berdampak pada minimnya informasi yang  dapat dicerna oleh otak.
Waktu tidur berkurang
Rata-rata waktu tidur yang baik menurut Kementerian Kesehatan untuk anak usia remaja, adalah delapan hingga sembilan jam. Bila anak tidur jam 9 malam dan harus bangun jam 3, maka anak akan kehilangan waktu tidur satu hingga dua jam.Â
Bagaimana dengan anak yang berangkat  tidur lebih lama karena mengalami gangguan tidur atau harus bekerja membantu orangtua atau juga menyelesaikan tugas sekolah yang banyak? Waktu tidur anak, akan semakin berkurang.Â