Laga final piala dunia akhirnya telah usai digelar  di Lusail International Stadium, Doha. Semua mata tertuju pada pertandingan bergengsi yang digelar setiap empat tahunan ini. Â
Tak sedikit yang bertaruh, tentang siapa yang bakal menjadi pemenang. Kedua grup ini sama-sama merebut gelar juara ketiga. Pertarungan semalam, telah membuktikan bahwa kedua timnas ini telah bermain dengan  apik. Sama-sama membuktikan bahwa keduanya pantas menjadi juara.Â
Argentina telah membuktikan bahwa mereka layak mendapat posisi ini untuk ketiga kalinya setelah pernah merasakan kebahagiaan menjadi juara di tahun 1978 dan 1986. Artinya, 36 tahun mereka menunggu untuk kesempatan yang ke tiga.Â
Perancis, juga mengincar posisi yang sama, setelah kemenangan mereka di tahun 1998 dan 2018. Menariknya timnas Prancis beberapa kali 'nyaris' menang, namun selalu kandas di babak final.
Taruhan yang tidak sedikitÂ
Persiapan menjelang laga pasti telah dilakukan secara maksimal. Baik kubu Scaloni maupun  Deschamps tentunya telah memikirkan dan membagikan trik dan tips terbaik mereka untuk menghadapi lawan.
Namun, yang namanya pertandingan, pastinya ada yang menang dan ada yang kalah. Menang dan kalah hanya soal kesempatan. Toh, kedua timnas telah memainkan pertunjukkan terbaik mereka di lapangan.Â
Bicara soal sepak bola, penonton pun ikut bertaruh untuk tim yang dijagokan. Tidak tanggung-tanggung, taruhannya ada yang bernilai fantastis!Â
Perkara siapa yang menang, penonton yang bertaruh pun punya rahasia sendiri supaya menang taruhan. Ada yang menganalisis dari berbagai sudut kekuatan dan kelemahan lawan, ada yang berbekal intuisi, ada juga yang nekad nanya, bertanya-tanya ke 'orang pintar'.Â
Hasil telah keluar. Genderang kemenangan telah berbunyi. Banyak hati yang tersakiti akibat kekalahan ini. Namun, taruhan untuk hasil akhir dari dua timnas bergengsi ini pun harus diselesaikan.Â
Entah, berapa banyak orang di dunia ini yang harus membayar taruhan atas kekalahan timnas besutan Didier Deschamps di penalti. Beberapa pasangan pun harus memilih terpaksa berpisah sementara gara-gara berbeda pilihan. Menunggu hati pulih kembali dan benar-benar terobati.Â
Pesan Mbappe dan Messi
Siapapun yang keluar sebagai pemenang, bagi Saya tidaklah penting. Saya sendiri sebenarnya bukanlah pencinta bola sejati. Apalagi tim favorit Saya, De Oranje alias Belanda, sudah tersingkir pada babak perempat final melawan Argentina. Â Tim asuhan Louis van Gaal ini akhirnya harus menyeret koper, kembali ke negara mereka lebih awal.Â
Sudahlah, lupakan Belanda. Ada hal menarik yang bisa dibahas dari Lionel Messi dan Kylian Mbappe. Kedua pemain yang sama-sama bernomor punggung 10 ini, sama-sama berjuang untuk mendapatkan sepatu bola emas.Â
Tekanan yang luar biasa berat dalam turnamen ini pun tak dapat dihindari. Saling menekan mental lawan pun telah dilakukan.Â
Kesempatan langka seperti ini pun mengundang kreatifitas dari berbagai konten kreator. Saya tertarik dengan video yang diunggah oleh akun @alfonskolo di Tiktok.Â
Pesan untuk bermain dengan baik dalam pertandingan, disampaikan dalam bahasa Indonesia, tapi uniknya dengan logat Bajawa dan logat Manggarai yang kental. Â Mbappe menggunakan logat Manggarai, dan Messi menggunakan logat Bajawa.Â
Secara geografis, dua wilayah ini memang letaknya di Pulau Flores, berdekatan. Namun, dialek serta bahasanya sangat berbeda. Biasanya orang akan mengenalnya dari dialek atau logat sehari-hari ketika berbicara.
Dari video unggahan Titktok @alfonskolo tersebut, kira-kira kalau diterjemahkan demikian.Â
Mbappe : "Hallo, kaka Messi, apa kabarnya menjelang final? Pasti kaka sudah punya persiapan matang. Saya hanya ingatkan saja, kaka jangan terlalu lincah bermain nanti, hati-hati, nanti kakinya patah. Kaka punya tendangan tajam itu, kalau bisa, dihentikan saja, daripada Kaka punya kaki patah nanti kami senggol. Jangan lupa ya, Kaka"
Messi : "Kabar baik. Mau kaki patah, terserah. Yang penting kalian jaga baik-baik. Kalau bermain, kau tidak waspada, artinya sundulan bola kolong Saya, pasti lolos, Kaka. Bola kolong itu pasti. Saya hanya mau ingatkan kalian, mainlah yang baik. Kalau bermain, sifat jangan mengikuti muka..(hahaha), supaya bisa bawa pulang piala"
Sudahlah, ini hanya masalah kesempatan. Hanya dua yang tersisa. Menang atau kalah. Daripada menangis gara-gara kalah taruhan, bete dengan pasangan, mari kita tertawa mendengar pesan kedua pemain hebat ini. Ternyata dua pemain hebat ini asalnya dari Flores.
Salam bola
Kupang, 19 Desember 2022
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H