Merah, artinya masuk dalam kategori endemis tinggi. Ada lebih dari lima penderita malaria dalam 1000 populasi.Â
Ibarat peringatan, warna merah menjadi indikasi butuh penanganan yang serius dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, namun juga keterlibatan aktif masyarakat.
Salah satu lokasi yang 'menyumbang' warna merah untuk peta sebaran malaria di NTT adalah Desa Lamea, Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka. Desa ini terletak pada jalur selatan Pulau Timor dan berbatasan dengan wilayah RDTL.Â
Sebagai salah satu wilayah yang berbatasan dengan negara lain, berbagai hal perlu ditangani dengan hati-hati dan tuntas. Termasuk persoalan penyebaran penyakit.Â
Tentu kita tidak ingin disalahkan atau dituduh menjadi sumber penular malaria bagi negara tetangga kita. Komitmen yang kuat, usaha dan kerja keras menjadi fondasi utama untuk meminimalisir penularan malaria.Â
Perang melawan malaria
Menyikapi peningkatan kasus di wilayah perbatasan ini, Pokja Percepatan Eliminasi Malaria Provinsi NTT yang terdiri dari berbagai elemen, dan digawangi oleh Dinkes & Dukcapil Provinsi NTT, bergerak melawan malaria dari berbagai sisi.
Penyemprotan dinding rumah (IRS) dengan insektisida yang ramah lingkungan, bertujuan untuk membunuh nyamuk Anopheles yang beristirahat di dinding rumah setelah menghisap darah.Â
Residu insektisida ini mampu bertahan hingga enam bulan. Terdapat 408 rumah di Desa Lamea yang berhasil disemprot atau cakupannya mencapai 100%.
Kegiatan IRS dilakukan oleh tenaga penyemprot lokal yang telah mendapatkan pelatihan penyemprotan sebelumnya.Â
Survey tempat perkembangbiakan jentik dilakukan untuk melihat berbagai habitat yang potensial untuk jentik berkembang biak. Tujuannya adalah untuk menentukan pengendalian yang tepat untuk mengatasi jentik yang ada.Â