Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Jalan Lain Menuju Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku

27 Desember 2022   09:57 Diperbarui: 27 Desember 2022   14:52 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"... pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" (Matius 2:12) adalah tema Natal tahun 2022 yang ditetapkan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). 

Setiap tahun, PGI dan KWI menetapkan tema Natal yang berbeda. Tema yang ditetapkan,  disesuaikan dengan kondisi dan fenomena yang terjadi saat itu. 

Setiap tema yang disampaikan berisi pesan kemanusiaan untuk melawan kemiskinan, peperangan, perpecahan, penyakit, pesan melakukan hukum cinta kasih, pesan kesehatan, aksi perdamaian dan lain sebagainya.

Secara harafiah, Natal itu sendiri berarti kelahiran.  Sesuatu yang baru yang hadir di dunia ini. 'Jalan lain' dalam tema Natal kali ini bisa dimaknai sebagai cara baru, atau cara yang berbeda dengan cara yang lama. 

Cara baru untuk apa? Tentu saja, untuk melakukan perubahan dalam berbagai hal, untuk kehidupan yang lebih baik.

Tema kali ini terbilang unik - setidaknya menurut pendapat Saya pribadi- karena terbuka dan bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, tergantung dari sudut mana Anda melihatnya. 

Bila Anda tertarik pada sektor pertanian misalnya, maka cara baru yang dimaksud di sini tentu saja yang berkaitan dengan teknologi pertanian atau apapun yang dapat digunakan untuk membangun  negeri ini.

'Jalan lain' dari perspektif kesehatan

Dalam industri kesehatan, cara baru dimaksud adalah transformasi kesehatan yang sedang digiatkan saat ini.  Berbagai hal telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Kementerian Kesehatan, untuk menjaga keseimbangan agar tidak membebani masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan, akibat pandemi Covid dan berbagai penyakit menular lainnya.  

Bencana alam yang terjadi dan berdampak pada munculnya berbagai penyakit, serta bencana kesehatan yang melanda hampir di seluruh belahan dunia akhir-akhir ini, telah menyita begitu banyak perhatian dari berbagai pihak. Indonesia sendiri telah berjuang untuk bangkit dari krisis panjang akibat pandemi Covid19. 

Enam transformasi plus satu

Ibarat kepompong yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, Kementerian Kesehatan terus melakukan perbaikan di sana-sini, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat kembali sehat dan kuat, tidak terpuruk lebih jauh lagi.

Perbaikan pada sistem layanan primer dilakukan dengan memperkuat kedudukan Posyandu, Puskesmas, laboratorium kesehatan masyarakat sebagai garda terdepan, yang dilengkapi dengan pelayanan kesehatan berbasis teknologi digital. 

Perbaikan pada tingkat layanan primer ini, digencarkan dengan cara lebih mendekatkan diri ke masyarakat. Petugas kesehatan harus  mengubah mindset dari pelayanan pasif menjadi pelayanan yang aktif. 

Tidak menunggu pasien datang ke fasilitas kesehatan, namun aktif mencari kasus yang ada serta alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Tujuannya agar masyarakat dapat hidup sehat dengan tindakan promotif maupun preventif yang dilakukan.

Memperbaiki  sistem layanan rujukan untuk mengatasi berbagai penyakit dengan resiko tingkat kematian tertinggi di Indonesia juga terus diupayakan. 

Langkah ini dilakukan dengan menyediakan rumah sakit yang dilengkapi dengan sumber daya yang memadai, seperti peralatan dan tenaga kesehatan yang kompeten di bidangnya.  

Ilustrasi peralatan kesehatan yang memadai (Pexels.com)
Ilustrasi peralatan kesehatan yang memadai (Pexels.com)

Bencana kesehatan memiliki siklus panjang hingga puluhan bahkan ratusan tahun dan memakan begitu banyak korban di seluruh dunia. Untuk mengantisipasi kondisi ini, sistem ketahanan kesehatan perlu dibangun. 

Tidak saja tentang peralatan kesehatan, obat-obatan ataupun vaksin yang dibuat di dalam negeri, namun juga kesiapan generasi mendatang  untuk menghadapi tantangan munculnya berbagai bencana kesehatan. Kapabilitas tenaga ahli untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ini sangat dibutuhkan.

Biaya kesehatan  yang terus meningkat setiap tahunnya, akan menimbulkan beban berat yang harus ditanggung oleh penderita maupun keluarganya. 

Sistem pembiayaan kesehatan harus dipastikan  cukup, adil dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Untuk siapa saja yang membutuhkan, terutama mereka yang memasuki usia lanjut, tidak hanya di kota besar tapi juga di kota kecil dan seluruh pelosok Indonesia; untuk yang kaya juga untuk kaum marginal. 

Sumber daya manusia kesehatan adalah hal yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hingga saat ini, mimpi agar semua Puskesmas memiliki dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti  dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga laboratorium medik, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga administrasi lainnya, masih belum terwujud semuanya. 

Demikian halnya di rumah sakit, harus memenuhi jumlah tenaga spesialis, sejumlah sembilan dokter spesialis. Janji harus dipenuhi. Pemerintah perlu berupaya lebih keras lagi untuk menepati janji dalam hal pemenuhan tenaga kesehatan ini di lapangan.

Ilustrasi tenaga kesehatan yang handal (Pexels.com)
Ilustrasi tenaga kesehatan yang handal (Pexels.com)

Era digitalisasi yang berkembang saat ini, membuat Kemenkes juga berlomba melakukan transformasi di bidang teknologi kesehatan. Teknologi berbasis digital untuk memudahkan akses masyarakat  ke depannya terus digalakkan, termasuk untuk terus meningkatkan pengembangan bidang bioteknologi kesehatan.

Kedepannya, industri kesehatan akan lebih partisipatif dan presisi untuk membuat loncatan baru dalam bidang kesehatan untuk diagnostik maupun terapeutik atau perawatan masyarakat yang terkena penyakit.

Mendukung enam transformasi ini, Kemenkes terus berupaya memperbaiki diri sendiri, di lingkup Kemenkes sendiri. Transformasi plus yang berlaku intern, adalah  budaya kerja dan organisasi dengan terus mengedepankan  sisi profesionalisme,  memiliki integritas dan bekerja dengan fokus untuk melayani masyarakat, bekerja sepenuh hati melayani negeri.

Semoga Natal 2022 selalu membawa keramahan, ketenangan, dan semangat dalam melayani masyarakat dan semangat untuk bangkit kembali ke arah kehidupan yang lebih sehat.

Semoga.

Kupang, 27 Desember  2022

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun