“Makanan adalah simbol dari cinta, ketika kata-kata tak cukup mengungkapkan.”
-Alan D. Wolfelt
Saya sepakat dengan yang disampaikan oleh Alan D. Wolfelt ini. Makanan akan terasa nikmat ketika diolah dengan rasa cinta. Namun, bicara makanan, tidak hanya cukup pada rasa enak saja. Masih ada hal lainnya yang perlu diperhatikan agar benar-benar terasa enak dan menyehatkan.
Makanan yang sehat, selain mengandung nilai gizi tertentu, juga harus aman, artinya tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya, bersih dan juga harus sehat.
Hal ini perlu diperhatikan, untuk memproteksi diri kita dari penyakit bawaan makanan (PBM), baik itu infeksi maupun intoksikasi atau keracunan karena makanan.
Maraknya kasus keracunan makanan yang terjadi akhir-akhir ini, tidak terlepas dari peranan makanan dalam penularan penyakit.
Berbagai kasus keracunan makanan biasanya disebabkan oleh bakteri penghasil toksin yang ada dalam makanan, atau karena makanan tersebut memang telah mengandung racun, misalnya kandungan HCN atau asam sianida pada daun singkong.
Masuknya berbagai mikroorganisme dalam makanan, yang bersumber dari lingkungan, peralatan, bahan makanan dan dari manusia itu sendiri bisa terjadi secara sengaja atau tanpa sengaja karena faktor ketidaktahuan orang yang mengelola makanan.
Untuk menghindari PBM, kita harus memahami berbagai hal yang dapat dilakukan agar keluarga atau orang yang dicintai terbebas dari penyakit bawaan makanan.
Pilihlah makanan yang aman
Mengurangi risiko akibat makanan yang tidak aman, dapat dilakukan dengan cara memilih makanan yang berkualitas saja. Bagaimana caranya?
Pastikan makanan berasal dari sumber yang jelas, artinya bisa ditelusuri ketika terjadi kasus keracunan karena mengonsumsi makanan.
Gunakan semua indra yang kita miliki saat memilih makanan. Melihat, meraba, mencium, merasakan, mendengar bunyi makanan yang akan dipilih. Indra manusia adalah detektor terbaik untuk membedakan mana makanan yang baik, mana yang tidak.
Memilih ikan yang masih segar dengan cara mengamati warna mata, menguji elastisitas dagingnya dengan menekan menggunakan jari, mengecek apakah dagingnya masih segar dengan menggunakan indra pencium, adalah cara sederhana untuk memastikan makanan yang dipilih masih segar atau tidak.
Simpan bahan makanan pada suhu yang sesuai
Kunci utama dalam penyimpanan bahan makanan adalah suhu penyimpanan. Penyimpanan makanan pada suhu yang tepat dapat mengurangi terjadinya kerusakan bahan makanan.
Menyimpan bahan makanan pun perlu memperhatikan jenis dan ketebalan makanan yang disimpan. Agar penyebaran suhu dingin lebih merata, jangan tumpuk makanan Anda lebih dari 10 cm.
Makanan dengan kandungan protein yang tinggi seperti daging atau ikan, harus disimpan pada suhu kurang dari 4 derajat Celsius; sedangkan sayur dan buah dapat disimpan pada suhu 10 hingga 15 derajat Celsius.
Olah makanan Anda dengan tepat
Empat hal penting yang perlu diperhatikan saat mengolah makanan. Bahan makanan, peralatan, lingkungan tempat pengolahan dan orang yang mengolah makanan.
Bahan makanan yang dikonsumsi mentah seperti buah-buahan atau lalapan, pastikan bahwa dicuci dengan air bersih yang mengalir.
Pencucian bahan makanan dengan air mengalir akan meluruhkan telur cacing atau kotoran lainnya yang melekat pada daun, batang ataupun buah.
Untuk makanan yang harus disajikan dalam kondisi matang, masaklah hingga benar-benar matang. Telur cacing atau bakteri akan mati dengan pemasakan yang tepat.
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan, juga perlu mendapat perhatian khusus. Gunakan peralatan yang bebas dari bahan berbahaya maupun beracun, seperti kaca atau keramik.
Peralatan makan maupun masak yang terbuat dari logam, misalnya kuningan atau tembaga dapat melepaskan bahan berbahaya seperti timbal (plumbum) ke dalam makanan.
Orang yang mengelola makanan harus bersih dan berbadan sehat. Tutup bagian tubuh yang luka, terutama tangan, dengan menggunakan plester anti air. Lakukan hal ini untuk menghindari masuknya bakteri penyebab infeksi atau keracunan, misalnya Staphylococcus aureus dari permukaan kulit manusia ke dalam makanan.
Selalu menjaga kebersihan tangan, adalah hal wajib yang perlu dilakukan saat bersentuhan dengan makanan. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menyentuh bahan makanan dapat meminimalisir perpindahan kuman atau penyebab penyakit yang menempel pada tangan.
Lantai dan dinding dapur Anda perlu dibuat dari bahan yang kedap air, agar mudah dibersihkan dan tidak lembab. Kondisi dinding dan lantai yang lembab, menjadi media yang baik bagi pertumbuhan jamur.
Gunakan wadah berbeda untuk menyimpan makanan matang
Makanan yang telah diolah, sangat rawan terhadap pencemaran, terutama dari wadah yang digunakan. Tindakan yang Anda lakukan dapat menentukan keamanan makanan.
Pisahkan makanan kering dan makanan yang mengandung air pada wadah yang berbeda. Ini ditujukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang.
Bakteri akan sangat cepat berkembang biak pada makanan yang mengandung air. Karenanya, pengaturan suhu penyimpanan menjadi kunci penting untuk menghindari terjadinya PBM.
Simpan makanan yang harus disajikan dingin dalam kulkas atau pendingin lainnya. Makanan yang harus disajikan hangat, disimpan pada pemanas.
Sajikan makanan sesuai selera
Penyajian makanan bisa mempengaruhi selera makan seseorang. Tata makanan sesuai selera masing-masing, prasmanan, ala café, menggunakan dos dan lain sebagainya.
Paling penting untuk diingat bahwa yang disajikan adalah memang makanan yang benar-benar bisa dimakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Salam sehat.
Kupang, 22 Agustus 2022
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H