Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bukit Fatusuba dan Sejarah Penjajahan Jepang yang Terpendam di Bawahnya

30 Mei 2022   23:01 Diperbarui: 1 Juni 2022   21:15 2815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spot foto di Bukit Fatusuba (dokpri)

Warna matahari yang terbalut sinar jingga diantara deretan awan putih yang berarak dan bentangan pepohonan yang hijau, memberi kesan hangat sekaligus menyejukkan. 

Semakin gelap, warna lembayung di ujung senja akan berganti dengan pemandangan lainnya yang tidak kalah menariknya. Kerlap-kerlip lampu yang berpendar dari kejauhan bak cahaya bintang  dengan latar hitam yang misterius.

Warga setempat, telah menyediakan spot foto dengan latar yang menarik.   Anda bisa membawa pasangan, sahabat atau keluarga tercinta ke lokasi ini. Sambil menikmati pemandangan alam yang luar biasa, Anda juga dapat menikmati suguhan kelapa muda dengan harga terjangkau.  

Gua Jepang yang Nyaris Terlupakan

Di lokasi yang sama, terdapat objek lain yang menjadi sejarah kehadiran Jepang pada masa lalu di daratan Timor. Gua Jepang, demikian masyarakat lokal menyebutnya. 

Bagian dalam gua yang lebar (foto : Pdt. Dhanny Liu)
Bagian dalam gua yang lebar (foto : Pdt. Dhanny Liu)

Gua yang notabene dibuat oleh manusia, menjadi catatan sejarah yang  sangat penting, nyaris terlupakan bahkan nyaris ‘terkubur’ diantara hingar bingar kehidupan. Keberadaan deretan gua ini menjadi saksi bisu sejarah kerja paksa atau Romusha pada masa lampau.

Gua atau benteng di bawah tanah yang dibangun pada masa penjajahan Jepang pada Perang Dunia II, terdiri dari bangunan ataupun terowongan panjang mirip labirin yang terhubung satu sama lainnya. Gua ini diduga menjadi benteng pertahanan bawah tanah terbesar di Indonesia.  

Bangunan gua terlengkap

Siapa sangka dibalik bukit-bukit indah, terdapat terdapat kurang lebih 50 ruang atau terowongan yang tertata rapi. Bangunannya bersih,  rapi dan kokoh, mungkin karena dibangun pada tanah kalsit, sehingga nampak seperti disemen kasar. Ujung labirin akan mengarah pada Bukit Fatusuba.

Salah satu pintu masuk ke Gua Jepang (Foto : Pdt. Dhanny Liu)
Salah satu pintu masuk ke Gua Jepang (Foto : Pdt. Dhanny Liu)

Untuk memudahkan wisatawan, tokoh agama di Kampung Bonen, sekaligus pemerhati budaya dan sejarah, Pdt. Otniel Dhanny Liu, bersama istri, saksi sejarah serta warga setempat telah memberi nama untuk setiap gua yang ada di sana. 

Penamaan gua tersebut, didasarkan atas konstruksi fisik gua, benda-benda yang ditemukan di dalamnya dan jarak antar gua yang ada, meskipun untuk ini, butuh penelitian lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun