Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Memilih Makanan yang Sehat, Bersih, dan Layak Dikonsumsi

26 April 2022   06:00 Diperbarui: 14 Juni 2022   22:50 4900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daging harus dipanggang hingga matang (Pexels.com)

Menjelang Lebaran atau hari raya keagamaan lainnya, hendaknya kita lebih waspada dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Sejatinya, makanan yang masuk dalam tubuh kita adalah makanan yang bersih, aman serta menyehatkan tubuh.

Makanan yang bersih artinya makanan tersebut harus bebas dari berbagai sumber cemaran seperti bakteri, parasit maupun virus. Aman dikonsumsi artinya makanan tersebut tidak mengandung bahan-bahan lainnya yang tidak diperuntukkan bagi makanan, misalnya pewarna tekstil. Makanan juga seyognyanya mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Namun, seringkali fakta di lapangan berkata lain, terutama pada situasi dimana tingkat konsumsi masyarakat meningkat dari biasanya, seperti menjelang hari raya atau kesempatan istimewa lainnya.

Momentum spesial seperti saat ini sering disalahgunakan oleh pihak yang ’nakal’ demi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, ketidaktahuan pengelola makanan tentang pentingnya kebersihan dan keamanan makanan juga menjadi kendala untuk memberikan keamanan serta kenyamanan bagi konsumen.

Adanya unsur kesengajaan atau ketidaktahuan pihak tertentu dalam mengelola makanan dapat berdampak pada orang yang mengkonsumsi makanan. Timbulnya kasus keracunan maupun infeksi karena makanan adalah dampak dari kondisi ini.

Dilansir dari Kompas TV (2 Oktober 2021), sepanjang tahun 2021 setidaknya terdapat 12 orang meninggal akibat keracunan makanan dan ratusan lainnya mengalami kesakitan setelah mengkonsumsi makanan yang diduga mengandung racun pada acara atau hajatan yang digelar.

Penyebab keracunan dan infeksi 

Makanan yang tidak aman berpotensi menjadi penyebab terjadinya keracunan atau infeksi. Sumber keracunan makanan beragam. Bisa dari racun jaringan tanaman, racun jaringan hewan, mikroorganisme serta  adanya logam berat dalam makanan atau minuman.

Makanan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan sejumlah bakteri penyebab keracunan atau infeksi ataupun menjadi pembawa berbagai penyebab penyakit. 

Kehadiran bahan biologis seperti bakteri, parasit, virus pada makanan ataupun bahan kimia seperti bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan untuk tujuan tertentu mengakibatkan makanan tidak aman untuk dikonsumsi.

Kasus keracunan dan infeksi karena makanan dapat terjadi akibat kehadiran bakteri penghasil toksin atau racun atau penyebab infeksi pada orang yang mengkonsumsi makanan yang telah tercemar.

Tidak sedikit ditemukan kasus penggunaan pewarna tekstil seperti rhodamin B yang memberikan warna merah terang dan methanil yellow yang memberikan warna kuning yang kuat dalam makanan. Formalin yang biasa digunakan dalam industri tekstil atau bidang kedokteran kini mudah ditemukan dalam makanan. 

Demikian halnya dengan penggunaan boraks dalam makanan pun sudah meluas ke berbagai kalangan, dimana kedua bahan ini digunakan  sebagai pengawet dan membuat makanan renyah dalam waktu yang lama, meskipun diletakkan pada tempat terbuka.

Penggunaan bahan yang tidak dikehendaki dalam makanan ini berpotensi memicu terjadinya berbagai penyakit, misalnya kanker atau kerusakan hati.

Kehadiran logam berat dalam makanan pun tidak dapat dihindari. Tingginya pencemaran lingkungan akibat asap kendaraan bermotor, limbah logam berat yang dibuang ke lingkungan, baik itu badan air, tanah maupun udara, menyebabkan sumber makanan menjadi tidak aman.

Beberapa logam berat seperti merkuri, cadmium, timbal, kromium, arsen dan lain sebagainya, bersifat toksik. Efek toksik dari logam dapat menyebabkan alergi, bersifat karsinogen bagi manusia maupun hewan.

Jadilah konsumen yang bijak

Sejauh ini, banyak upaya yang telah dilakukan oleh instansi terkait, namun sering terkesan terlambat sehingga kasus serupa muncul kembali. Setiap kita bisa mengambil peran, menjadi konsumen yang bijak untuk menghindari terjadinya penyakit akibat makanan.

Teliti sebelum membeli

Perhatikan secara teliti setiap makanan yang akan dibeli. Untuk makanan kemasan, pastikan masa kadaluarsa yang tercantum pada kemasan. Jangan memilih makanan dengan kemasan yang rusak atau berlubang, terutama pada makanan kaleng. 

Makanan dalam kaleng dengan kemasan yang cekung atau cembung diduga mengandung bakteri Clostridium sp, penghasil toksin.

Memilih jenis makanan mentah lain juga dilakukan dengan cermat. Gunakan panca indra untuk  memastikan makanan yang dibeli aman untuk dikonsumsi. 

Meraba tekstur makanan, melihat perubahan warna atau bentuk,  merasakan bau makanan adalah cara sederhana untuk memastikan hal tersebut.

Jangan tergiur diskon

Diskon yang diberikan penjual menjelang hari raya sering membuat kita kalap untuk memborong sejumlah makanan dalam jumlah yang besar. Pikirkan kembali apakah tempat penyimpanan di rumah cukup untuk menampung makanan tersebut.

Pastikan kondisi makanan pada saat dibeli, jangan sampai banyak yang rusak atau tidak memenuhi syarat untuk disimpan dalam jangka waktu lama atau melebihi batas kadaluarsa. 

Perhatikan suhu penyimpanan makanan 

Suhu penyimpana menjadi hal yang penting agar makanan dapat bertahan lama. Makanan yang tidak mudah rusak, seperti kacang-kacangan atau biji-bijian dapat disimpan pada suhu ruangan.

Makanan mentah, terutama makanan dengan kandungan protein yang tinggi seperti ikan dan daging membutuhkan suhu penyimpanan dingin, tergantung lama waktu penyimpanan. 

Makin panjang durasi penyimpanan, maka suhu yang digunakan harus lebih dingin lagi, biasanya hingga minus 4 derajat Celcius.

Tata penyimapanan bahan makanan dengan mempertimbangkan aspek FIFO, first in first out. Makanan yang dimasukkan terlebih dahulu, itulah yang harus dikeluarkan lebih awal. 

Memasak makanan hingga matang

Makanan perlu dimasak hingga matang untuk menghilangkan atau mengurangi pencemar yang ada di dalamnya, seperti telur cacing atau kuman lainnya. 

Bagi penyuka daging panggang, dianjurkan untuk merebus daging terlebih dahulu sebelum dipanggang, untuk menghilangkan cacing pita yang mungkin ada pada daging tersebut.

Daging harus dipanggang hingga matang (Pexels.com)
Daging harus dipanggang hingga matang (Pexels.com)

Memperhatikan kebersihan lingkungan

Sumber cemaran makanan bisa berasal dari bahan makanan itu sendiri, peralatan yang digunakan, tempat pengolahan makanan maupun orang yang mengolah makanan.

Bahan makanan harus dicuci bersih menggunakan air mengalir untuk meluruhkan kotoran yang melekat pada bahan makanan tersebut.

Peralatan yang digunakan pun harus utuh, tidak retak, bersih dan tidak mengandung racun, terutama untuk peralatan makan. Peralatan makan yang retak akan menyimpan jutaan kuman yang tidak terjangkau, meskipun telah dicuci. 

Tidak disarankan untuk menggunakan peralatan yang terbuat dari besi atau kuningan karena berpotensi mengeluarkan zat logam berat yang menyebabkan gangguan kesehatan.

Demikian pula dengan peralatan makan yang terbuat dari styrofoam, tidak dianjurkan. Styrofoam akan mengeluarkan zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama bila bereaksi dengan makanan yang bersifat asam.

Menjaga kebersihan tempat pengolahan makanan pun menjadi hal yang wajib untuk dilakukan, misalnya menjaga kebersihan dinding dapur agar tidak lembab dan membersihkan lantai di area pengolahan makanan secara rutin agar tidak menjadi sumber pencemaran.

Ilustrasi penjamah makanan (Pexels.com)
Ilustrasi penjamah makanan (Pexels.com)

Menjaga kebersihan pribadi bagi orang yang menjamah makanan juga menjadi kunci utama agar makanan yang dikonsumsi benar-benar aman. 

Mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun sebelum dan setelah menyentuh makanan, tidak bercanda saat mengolah makanan untuk menghindari percikan ludah saat berbicara, menutup luka dengan perban anti air dapat mengurangi resiko pencemaran pada makanan.

Nah, bila semua hal di atas telah dilakukan, hati kita lebih tenang untuk merayakan hari raya yang indah bersama keluarga, teman dan sahabat tercinta, tanpa perlu merasa khawatir. 

Kupang, 26 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun