Tidak perlu overthinking ketika seseorang menderita tuberculosis. Tuberculosis bukan penyakit turunan, apalagi kutukan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan pengobatan secara teratur dan tuntas serta pencegahan yang tepat.
Tuberculosis bukan penyakit kutukan
Pada masa lampau, tuberculosis (TB atau TBC) bagi sebagian orang sering dianggap sebagai penyakit turunan, penyakit akibat guna-guna atau akibat kutukan, terutama pada beberapa wilayah tertentu.Â
Penderita TB dianggap sebagai penderita yang harus dijauhkan atau dihindari. Pemikiran demikian muncul karena minimnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat, akibat terbatasnya informasi serta terbatasnya jangkauan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait.
Namun, seiring perkembangan teknologi, informasi terkait TB Â dengan mudah dapat diakses oleh siapa pun. Kemudahan akses terhadap informasi yang didapat diharapkan dapat mencegah penularan penyakit ini.
Faktanya, terdapat 10 juta orang terinfeksi TB di seluruh dunia, 56% Â adalah laki-laki, 33% perempuan dan 11% anak-anak.Â
Angka kematiannya pun cukup tinggi. Tahun 2020 terdapat 1.5 juta kematian dan 14.3% diantaranya adalah penderita dengan HIV/AIDS.
Faktor lingkungan memiliki peran pentingÂ
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini mudah menular melalui udara dan dikeluarkan ke udara pada saat seseorang yang mengandung kuman TB mengalami bersin atau batuk.
Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan berkeringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) mengalami batuk darah. Gejala lainnya tergantung pada organ yang diserang.
Penyebaran TB lebih mudah terjadi di daerah tropis. Bakteri TB akan lebih mudah berkembang pada suhu dan kelembaban yang sesuai. Faktor lingkungan, selain faktor pejamu/host (malnutrisi, status imun), memiliki peran penting dalam penularan penyakit ini.
Faktor lingkungan seperti kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi yang buruk dan juga asap rokok menjadi faktor yang memiliki kaitan erat dengan penularan bakteri.Â
Baca juga Kualitas udara dalam rumah penting untuk kesehatan
Kepadatan hunian berkaitan erat dengan resiko penularan terhadap kontak yang tinggal serumah. Makin padat jumlah penghuni dalam satu rumah, maka resiko penularannya pun semakin tinggi. Kepadatan hunian yang dipersyaratkan minimal 8 meter persegi per orang.Â
Kuman TB di lingkungan mudah mati bila terkena sinar matahari. Jumlah kuman TB dalam rumah atau ruangan dapat dikurangi jumlahnya dengan pengaturan pencahayaan dan ventilasi yang baik. Â
Rumah yang memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik akan berpengaruh terhadap kelembaban serta sirkulasi udara dalam rumah.Â
Cara pencegahanÂ
Biasakan hidup secara bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit TB. Berikut adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TB.
- Tidak membuang ludah atau dahak sembarangan Â
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau sapu tangan bersih, atau menggunakan bagian dalam lenganÂ
- Membuang tisu yang telah digunakan pada tempat sampah atau mencuci sapu tangan yang telah digunakan dengan sabun atau deterjen.Â
- Menggunakan masker dan mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun
Tindakan  CERDIK mengatasi Tuberculosis
Tindakan CERDIK adalah bagian penting untuk menekan terjadinya penularan TB. Terdiri dari beberapa kegiatan yang juga mudah dan murah untuk dilakukan. Â
Cek kesehatan secara berkala
Pemeriksaan kesehatan secara rutin penting dilakukan untuk menghindari jenis penyakit apapun, termasuk TB. Selain bermanfaat untuk memantau kondisi kesehatan, juga dapat mendeteksi gejala penyakit apapun lebih awal.Â
Banyak jenis penyakit tidak menular lainnya seperti jantung, diabetes, hipertensi dan stroke juga  dapat dicegah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang ada, seperti rumah sakit, Puskesmas, klinik, dan  sebagainya, minimal 6 bulan sekali.
Enyahkan asap rokok
Asap rokok memiliki kandungan yang berbahaya yang dapat memperparah kondisi kesehatan seseorang. Bahan-bahan berbahaya yang tersimpan dalam asap rokok seperti nikotin, tar, insektisida, ammonia yang dapat menimbulkan sesak napas dan iritasi mata, policylic yang dapat menyerang paru-paru, serta karsinogen lainnya.
 Baca juga : Bahaya yang mengintai dalam sebatang rokok
Asap rokok akan memicu kelenjar submukosa untuk menghasilkan mukus (pelumas untuk melindungi saluran pernapasan).Â
Idealnya, paru yang sehat  memiliki lapisan mukus yang tipis dan tidak menyumbat saluran pernapasan. Namun pada paru yang tidak sehat, produksi  mukus meningkat, merangsang terjadinya batuk dan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran napas.Â
Rajin melakukan aktivitas fisik
Olahraga teratur dapat memperbaiki mekanisme pertahanan diri, sehingga tubuh menjadi lebih kuat untuk menahan masuknya berbagai penyebab penyakit ke dalam tubuh. Metabolisme tubuh pun menjadi lebih baik dengan aktivitas yang dilakukan secara teratur.
Bagi penderita TB, melakukan olahraga secara teratur, Â secara psikologis dapat memberikan efek meningkatkan motivasi, mengurangi depresi serta kecemasan yang berlebihan.
Durasi pengobatan yang cukup panjang, dapat menyebabkan kejenuhan bagi penderita TB. Hal ini dapat berefek terhadap berkurangnya motivasi untuk terus mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan. Tentu saja, pengobatan yang putus di tengah jalan akan memberikan dampak terhadap proses kesembuhan bagi penderita TB.
Olahraga yang dilakukan tidak harus mahal dan ribet. Jalan kaki atau jogging ringan dengan durasi 30 menit setiap hari atau lima hari dalam seminggu sudah dianggap cukup untuk memperbaiki metabolisme  dan meningkatkan daya tahan tubuh.Â
Diet sehat dan seimbang
Pola makan yang sehat dan seimbang dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesehatan. Menambahkan sayuran dan buah-buahan dalam menu makan sehari-hari sangatlah penting. Kandungan serat yang tinggi dalam buah dan sayuran dapat memperbaiki pencernaan.Â
Melengkapi menu dengan makanan yang mengandung protein seperti tahu, tempe, telur, ikan dan daging; membatasi penggunaan garam, gula, lemak atau minyak dalam menu makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk mendapatkan pola makan yang sehat.Â
Istirahat yang cukup
Ibarat mesin mobil, tubuh juga butuh istirahat. Tidur 8 jam sehari dapat mengembalikan kebugaran tubuh. Saat tubuh  beristirahat, beberapa organ vital seperti hati yang memiliki 'jam sibuk' tertentu, juga turut beristirahat.Â
Banyak hal yang membuat seseorang mengalami stres. Tekanan yang muncul dari lingkungan atau dari dalam diri dapat menyebabkan stres. Stres yang berlebihan akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis dan juga berdampak pada kesehatan.
Sulit untuk tidur sebagai salah satu dampak kesehatan berimbas pada menurunnya daya tahan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih mudah sakit.
Mengelola stres sangat tergantung pada kondisi bagaimana seseorang mampu menerima atau menghadapi keadaan tersebut. Semakin mudah menerima keadaan dirinya, makin mudah untuk mengatasi stres yang ditimbulkan. Olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi stres.Â
Kupang, 7 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H