Ruteng, adalah sebuah kota kecil yang terletak di Pulau Flores dan menjadi ibu kota Kabupaten Manggarai.Â
Terletak pada ketinggian 1188 meter dpl (dari permukaan laut) menjadikan kota kecil ini memiliki suhu yang cukup dingin. Pada bulan Juli-Agustus suhunya bisa mencapai 16 derajat Celcius.Â
Dulu, ketika pepohonan di sekitar pegunungan masih banyak dan penduduk belum begitu padat, suhu di kota kecil ini bisa mencapai 12 derajat Celcius, bahkan lebih rendah.
Tidak heran, ketika pagi harinya, minyak goreng akan membeku, bahkan pada saat tertentu terjadi hujan es dan berkabut dengan jarak pandang yang sangat pendek, satu hingga dua meter saja.
Alam yang subur serta curah hujan yang cukup tinggi menjadikan tempat ini banyak ditumbuhi beraneka bunga warna-warni.Â
Bunga alamanda, kastuba, dahlia, lily, crysant, bunga terompet, bunga sedap malam, mawar aneka warna sangat mudah ditemukan di Ruteng. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa Flores dulu dijuluki sebagai Pulau Bunga.
Selain keindahan alam yang ada, keramah tamahan penduduknya pun terasa kental. Bahkan sampai sekarang, tidak lekang oleh waktu. Sambutan hangat dalam segelas kopi saat berkunjung seakan berlomba dengan dinginnya udara sekitar.
Landmark Kota Ruteng
Seperti halnya kota lain di Indonesia yang memiliki ciri khas yang melekat dengan kota tersebut, sebut saja Tugu Yogyakarta, Jakarta dengan Monasnya, Klenteng Sam Poo Kong di Semarang, Bandung dengan Gedung Sate yang terkenal dan masih banyak lagi yang lain, Ruteng juga memiliki bangunan yang menjadi landmark kota ini. Gereja Katedral Lama.
Penyebutan Katedral Lama dan Katedral Baru untuk membedakan antara bangunan gereja lama yang usianya lebih dari seabad dengan bangunan gereja yang terbilang baru (dibangun tahun 1996). Letak kedua bangunan gereja ini hanya berjarak sekitar 200 meter.Â
Bangunan Katedral Lama berdiri tegak menghadap area pertokoan dan pusat kota, sehingga siapapun akan dengan mudah melihat keindahan gereja tersebut. Katedral Baru berada tepat di belakangnya.