Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sejukkan Hati Saat Kemarau Panjang

5 September 2021   17:38 Diperbarui: 5 September 2021   17:47 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memaafkan (sumber: Pixabay)

Mengasihi dan melakukan hal yang baik kepada orang yang sedang berkonflik dengan kita. Tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa.

"Dia sudah menyakitiku, mengapa harus dikasihi?"

"Sudah jelas, kan...dia tidak memperlakukanku dengan baik, kenapa aku harus berbuat baik untuk orang seperti itu?"

Bila masih ada rasa kesal, rasa marah dan segudang perasaan lainnya yang membuat suasana hati jadi muram, pertanda bahwa kita belum berbesar hati untuk menerima hal ini. Lalu apa yang harus dilakukan? Jauhi mereka untuk sementara, ambil waktumu sendiri, sampai merasa benar-benar siap untuk menghadapi mereka.

Kalau masih juga merasa ada yang mengganjal dalam hati, berdoa bagi mereka. Lagi dan lagi. Sampai hatimu merasa beban yang ada perlahan berkurang.

Saat kita tetap melakukan perbuatan baik meskipun  telah disakiti, secara tidak langsung kita sedang memberi pesan kepada orang yang menyakiti kita, bahwa kita layak untuk diperlakukan dengan baik. 

Hindari berbicara hal-hal yang buruk.  Saat kita sedang dikuasai oleh kemarahan atau kekesalan, kita sering melampiaskan dengan berbagai cara, termasuk membicarakan orang yang menyakiti kita. Berbicara hal-hal yang buruk tentang orang yang melukai perasaan, bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Apalagi bila kita berbicara dengan orang yang tidak tepat, yang menunggu kesempatan ini untuk mencari muka. Bisa tambah keruhlah suasana nanti. 

Tidak perlu menyimpan dendam. Dendam menjadi akar dari kebencian. Orang yang dipenuhi dendam dan kebencian sulit mendapatkan sukacita di dalam hidupnya. Hatinya tidak dipenuhi kedamaian. Akan terus melihat orang lain sebagai ancaman, bahkan disingkirkan bila perlu. 

Tidak berlarut-larut dalam suasana yang telah dialami. Ingatlah hidup kita tidak berakhir saat itu. Kita perlu bangkit untuk memperbaiki diri. Banyak hal lain yang dapat dilakukan sehingga tidak punya waktu untuk mengkritik orang lain. Tunjukkan sisi terbaikmu. Berusahalah untuk tetap tersenyum; dunia akan kehilangan satu senyum terindah saat kita bermuram hati. 

Jadilah orang yang terlalu besar untuk merasa khawatir, terlalu terhormat untuk marah-marah, terlalu kuat untuk takut, terlalu bahagia untuk membiarkan terjadinya kekacauan___ (Thomas Jefferson)

Kupang, 5 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun