Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Restorasi Ekosistem dan Malaria

5 Juni 2021   11:15 Diperbarui: 5 Juni 2021   13:43 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatumnasi, TTS (foto : theodolfi)

Ekosistem penting bagi kehidupan

Tanggal 5 Juni setiap tahun dirayakan sebagai hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environmental Day). Tema hari lingkungan pada tahun 2021 adalah Restorasi Ekosistem (Ecosystem restoration). Ekosistem diibaratkan sebagai jaringan kehidupan di bumi yang memberikan interaksi antar semua makhluk hidup di dalamnya dengan lingkungan sekitar. 

Sebuah ekosistem memberi manfaat yang tak ternilai harganya, meliputi  iklim yang stabil, udara untuk bernapas; persediaan air, makanan dan bahan dari semua jenis; perlindungan dari bencana dan penyakit. 

Ekosistem alami penting bagi kesehatan fisik dan mental dan juga untuk identitas kita; rumah bagi satwa liar yang berharga, dan bagi sebagian orang, ekosistem adalah sumber keajaiban dan spiritualitas. 

Di seluruh dunia, ekosistem sedang menghadapi ancaman besar. Pembukaan dan kebakaran hutan secara besar-besaran,  pencemaran badan perairan, pengeringan lahan basah dan lahan gambut, degradasi  pesisir laut dan penangkapan ikan secara besar-besaran, pengikisan gunung dan tanah maupun lahan pertanian.

Bila kita ingin mewariskan planet yang tidak terdegradasi dan ramah ataupun sebuah lanskap bumi yang masih utuh kepada generasi mendatang, maka kita perlu mengubah cara kita melindungi dan memulihkan ekosistem (restorasi) sehingga kondisi ekosistem kembali seperti  kondisi  semula sebelum terjadi kerusakan. 

Siapa yang melakukan restorasi?

Restorasi ekosistem dapat dilakukan oleh siapa saja, pemerintah, pihak swasta, anak sekolah, kaum perempuan, anak-anak, lansia, semua dapat mengambil peran penting dalam pemulihan terhadap ekosistem ini sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing.  

Terdapat tujuh ekosistem yang dapat dipulihkan bersama dan setiap orang dapat mengambil bagian dalam setiap ekosistem; ekosistem hutan dan pohon, ekosistem sungai dan danau, ekosistem perkotaan, ekosistem lautan dan pantai, ekosistem lahan pertanian dan lahan rumput, ekosistem pegunungan, dan ekosistem lahan gambut. 

Ekosistem hutan dan pohon memberi kita udara dan air bersih, menangkap sejumlah besar karbon pemanas iklim dan merupakan rumah bagi sebagian besar biodiversity bumi; memasok makanan dan pakan ternak, bahan bakar dan bahan pendukung lainnya. Sungai dan danau  memasok makanan, air, dan energi kepada miliaran orang, melindungi kita dari kekeringan dan banjir, menyediakan habitat unik bagi banyak tumbuhan dan hewan, termasuk sepertiga  spesies vertebrata yang ada di dunia. 

Daerah perkotaan menempati kurang dari 1 persen permukaan tanah di bumi tetapi menampung lebih dari setengah penduduk yang ada. Meskipun terdiri dari baja dan beton,  lalu lintas yang padat,  ekosistem perkotaan berfungsi membantu dalam pembersihkan udara dan air kita, menciptakan wilayah perkotaan yang sejuk, melindungi kita dari bahaya dan memberikan kesempatan untuk beristirahat dan bermain dan  juga dapat menjadi tuan rumah sejumlah keanekaragaman hayati. 

Ekosistem laut dan pantai   mengatur iklim kita dan menghasilkan sebagian besar oksigen yang kita hirup; juga mendukung sektor ekonomi utama, seperti pariwisata dan perikanan. 

Lahan pertanian dan padang rumput  merupakan salah satu ekosistem  yang vital. Selain  memasok makanan, pakan ternak dan serat, juga menjadi tuan rumah berbagai organisme yang menumpang hidup dalam ekosistem tersebut. 

Ekosistem pegunungan menjadi sumber  keanekaragaman hayati bumi dan memasok air tawar bagi kehidupan manusia; menjadi 'rumah' bagi spesies unik. 

Ekosistem lahan gambut, meskipun hanya mencakup 3 persen dari tanah dunia, lahan gambut menyimpan hampir 30 persen dari karbon tanahnya, mengendalikan persediaan air dan mencegah banjir dan kekeringan dan menyediakan makanan dan bahan bakar bagi banyak orang. 

Restorasi Ekosistem dan penyakit tular vektor

Penyakit yang ditularkan melalui vektor (kelompok insecta), seperti filariasis, Japanese encephalitis, demam berdarah dengue (DBD), maupun malaria erat kaitannya dengan lingkungan. Jenis nyamuk tertentu yang menjadi vektor penular penyakit tersebut sangat tergantung dengan kondisi ekosistem yang ada. 

Penanganan sampah yang tidak tepat pada wilayah permukiman membuka peluang bagi tempat tempat perkembangbiakan (breeding places) nyamuk penular  DBD, malaria maupun penyakit tular vektor lainnya. 

Demikian juga pada ekosistem sungai dan danau. Lingkungan perairan yang tercemar oleh berbagai pollutant kimia, limbah industri maupun penggunaan pupuk nitrogen pada daerah sekitar badan perairan dapat menurunkan kualitas badan air dan menyebabkan kematian pada ikan jenis tertentu yang bertugas sebagai pengendali biologis untuk larva nyamuk. 

Danau Weekuri, Sumba Barat Daya (Foto : dok pribadi theodolfi)
Danau Weekuri, Sumba Barat Daya (Foto : dok pribadi theodolfi)
Penggunaan insektisida yang berlebihan atau tidak rasional  pada lahan pertanian  juga dapat meningkatkan resistensi atau kekebalan pada spesies nyamuk tertentu seperti Anopheles sp. sehingga menyulitkan pada saat pengendalian diterapkan. 

Keberadaan vegetasi tertentu pada daerah pesisir seperti mangrove  selain dapat memberikan nutrisi bagi ikan pemakan larva pada ekositem tersebut, juga dapat mengurangi populasi larva Anophles sp. terutama spesies Anopheles yang tidak menyukai sinar matahari secara langsung.  Restorasi ekosistem yang dilakukan dengan tepat dapat mendukung program pemerintah untuk eliminasi malaria secara nasional pada tahun 2030 nanti. 

Apa yang dapat dilakukan untuk restorasi ekosistem?

Semua kita adalah pelaku yang memberi peran penting dalam pemulihan ekosistem yang ada di sekitar kita. Harapannya adalah apa yang dilakukan saat ini setidaknya meninggalkan jejak yang baik bagi generasi penerus kita. 

Caranya sangat mudah, siapa pun dapat melakukannya,  dimulai dengan mengubah apa yang dilakukan sehari-hari, apa yang dikonsumsi serta penanganan terhadap limbah yang ditinggalkan. 

Go green

Siapapun Anda, harus berani untuk menggunakan barang dan jasa  yang ramah lingkungan. Berani untuk membeli dari pemasok lokal untuk memotong dampak lingkungan akibat transportasi; menggunakan pupuk organik; memanfaatkan lahan sempit yang ada di sekitar kita untuk bertanam, menggunakan kembali barang-barang yang masih layak digunakan dan lain sebagainya.  

Live light

Pikirkan kembali ketika Anda ingin membeli barang-barang baru, ciptakan ide kreatif untuk memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar kita untuk dijadikan barang dengan tampilan yang baru. 

Banyak aplikasi di media sosial yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas untuk mengolah kembali barang-barang yang masih layak untuk digunakan. Mengganti penggunaan surat kertas dengan surat elektronik atau digital. Mengurangi polusi udara dengan menggunakan kendaraan umum atau bersepeda, atau dengan tetap aman berada di rumah untuk menghindari penularan Covid-19. 

Eat right

Memilih produk organik dalam menu makanan sehari-hari, membawa bekal dan air minum sendiri dari rumah, mengurangi makan makanan siap saji (junk food maupun fast food); selain menyehatkan juga untuk mengurangi produksi sampah yang dihasilkan setelahnya. Masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan bumi kita. 

Semakin banyak yang terlibat semakin cepat ekosistem di bumi kembali pulih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun