Mohon tunggu...
Theo Ahaddin Juliandy
Theo Ahaddin Juliandy Mohon Tunggu... -

Mahasiswa di salah satu PTN di Sumsel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bung Karno Mempengaruhi Khalayak dengan Pidato

22 September 2016   19:50 Diperbarui: 22 September 2016   21:26 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato menurut KBBI adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Jadi Pidato itu merupakan penyampaian pikiran dari orator kepada khalayak ramai.

Di dalam pidato sangat mementingkan adanya retorika, pemilihan diksi, dan bahasa nonverbal (gerak tubuh). Retorika sendiri merupakan cara pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan atau metode yang teratur atau baik dalam mempengaruhi khalayak.

Tujuan pidato sendiri merupakan sarana penyampaian pesan baik dalam komunikasi politik, sosial dan ekonomi kepada para khalayak untuk mempengaruhi dan menanamkan opini dari sang orator atau pesan.

Bung Karno merupakan seorang orator handal, beliau mampu mempengaruhi khalayak banyak dengan pidatonya . Banyak pidato dari bung Karno yang terkenal dan membakar semangat para pendengarnya, seperti salah satu pidatonya “Ganyang Malaysia”. Berikut merupakan kutipan dari pidato tersebut.

"Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!

Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu”

Di dalam pidato tersebut bung Karno menggunakan jenis retorika demonstratif sesuai dengan jenis-jenis retorika menurut Aristoteles. Dengan jelas bung Karno menjatuhkan dan menyebut Malaysia sebagai “Cecunguk” dan juga“Keparat”.

Pemilihan-pemilihan diksi kata dari bung Karno juga bisa membakar semangat dan mempengaruhi khalayak yang mendengarnya, seperti hal-nya saat bung Karno memilih kata “pukul dan sikat” bukan kata hajar atau habisi pada kalimat “Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu”.

Sedangkan gerakan-gerakan tubuh dari bung Karno seperti pada saat beliau mengucapkan kalimat “Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan Itu” dengan menunjukan telunjuk tangan kanan-nya ke depan bisa mempengaruhi dan membakar semangat khalayak yang mendengarkannya.

  

Sumber : 

Seruan Soekarno Hajar Cecunguk Malayan Ganyang Malaysia

Wahid, Umaimah. 2011. BukuKomunikasi PolitikJakarta

 

Nama : Theo Ahaddin Juliandy

NIM : 07031281520186

Prodi : Ilmu Komunikasi (Indralaya B)

Dosen Pengasuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM,M.SC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun