Mohon tunggu...
Diptyarsa Janardana
Diptyarsa Janardana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang. Anggota Familia Carmelitana dan Pemuda Katolik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengimajinasikan Pembukaan Olimpiade Indonesia 20** ........

27 Juli 2012   14:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:33 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343401729170446554

[caption id="attachment_190093" align="alignnone" width="630" caption="Pembukaan Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Cina. (Sumber: http://ar.deportes.yahoo.com/noticias/olympics--beijing-s-greatest-show-on-earth-set-the-bar-for-olympic-opening-ceremony-standards.html)"][/caption]

Wow, Pembukaan Olimpiade London 2012 tinggal menghitung jam! Pastinya kita sudah tak sabar ingin menyaksikan aksi-aksi yang akan ditampilkan dalam pembukaan nanti. Sayangnya karena acara baru disiarkan di televisi negara kita jam 3 pagi nanti, banyak yang akan kecewa tidak bisa menonton, apalagi kalau mereka lebih mementingkan jam tidur ketimbang menonton event sekali dalam 4 tahun ini. Tapi aku yakin pasti banyak dari kita yang akan bangun pagi-pagi, tak peduli seberapa beratnya mata ingin menutup, lalu menonton dengan memakai penjepit mata :-)

Well, terserah Anda mau menonton atau tidak, tapi sekarang aku ingin mengajak Anda sekalian untuk melihat judul artikel ini.

Apa tanggapan Anda?

Apakah Anda berpikir aku gila? Mengajak teman-teman sekalian untuk berimajinasi secara liar? Di blog publik lagi?

Tidak! Ini soalnya aku baru saja nonton On The Spot di Trans 7 hehehehe. Ada salah satu topiknya adalah tentang 7 pembukaan event olahraga paling mengagumkan yang pernah diselenggarakan. Mataku dimanjakan oleh betapa dahsyatnya permainan cahaya dan teknologi yang mereka lakukan. Selain itu juga, gerakan lemah gemulai para penari serta lincah dan lihainya para pengisi acara yang beraksi di hadapan ratusan ribu pasang mata, kalau disiarkan di TV jadi milyaran. Pastinya membutuhkan persiapan dan latihan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun mungkin, untuk menciptakan suatu adegan kolosal yang akan mengundang decak kagum siapapun yang melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri. Bagi mereka, yang paling penting adalah memberikan yang terbaik, terutama bagi acara, negara, dan para penonton sendiri. Apalagi, ini adalah acara pembukaan, pastinya kesan pertama harus dibuat WOW, takjub bahwa negara tersebut dapat menyelenggarakan acara kolosal yang begitu sempurna. Bagus kalau penonton sampai dibuat merinding penuh ke-WOW-an selama acara.

Bagaimana dengan Indonesia? Apa Indonesia bisa seperti itu?

Ada 2 event di Indonesia ini yang, setidaknya, sudah dibuat mendekati acara-acara pembukaan Olimpiade. Yang pertama, peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2008 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Mungkin masih cukup segar dalam ingatan kita, acara dibuka dengan aksi para tentara angkatan udara melakukan terjun payung dari pesawat dan mendarat di lapangan GBK. Kemudian aksi-aksi kolosal digelar, terutama yang menampilkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Slogan "Indonesia Bisa" bergema di setiap sudut stadion, dan terus digelorakan Presiden SBY dengan bangga dan lantang. Yah, sampai sekarang kita sudah bisa melihat bahwa Indonesia memang bisa. Bisa korupsi, bisa main suap-suapan, bisa bohong-bohongan antar pejabat, dan bisa-bisa yang lainnya. *curcol nih*

Yang kedua, dengan skala lebih besar, pembukaan dan penutupan SEA Games 2011 di Palembang. Kali ini, Indonesia lebih memaksimalkan performa dengan mengandalkan teknologi dan kelincahan permainan kolosal yang mengagumkan. Walau ada sedikit kesalahan teknis saat penyalaan obor, namun decak kagum terus mengiringi upacara hingga selesai.

Aku pikir, jika Indonesia diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade, maka pasti Indonesia akan mempersembahkan yang terbaik, bahkan bisa jauh lebih baik daripada 2 event besar tadi sebelumnya. Mungkin pembawa obornya akan berpakaian seperti Gatotkaca, kemudian terbang ke sana kemari, seperti yang di Cina itu loh, terus ada Srikandi yang manah apinya ke arah obor. Yah itu cuma andaian, lagipula waktu tidak mengizinkan aku untuk memikirkan soal kreasi anak bangsa dalam olimpiade Indonesia nanti.

Sekarang, kapan kita akan menyaksikan negara kita menjadi tuan rumah olimpiade?

Apakah menunggu tirani koruptor terguling?

Atau, menunggu dunia hampir kiamat, baru Indonesia akan mampu menyelenggarakannya?

Harusnya Indonesia yang kekuatan ekonominya, katanya, sudah hampir mengimbangi India, mampu menggelar event kolosal sejenis olimpiade, bahkan Piala Dunia sekalipun.

Sayang, nampaknya mental kita yang suka bikin rusuh stadion dan pertandingan harus dibenahi terlebih dulu. Gak lucu kalau misal negara kita kalah, terus bikin pesta tawuran di stadion atau tempat pertandingan, bule-bule pada lari tunggang langgang ketakutan, martabat bangsa akan jatuh seperti sampah. Bisakah kita menjadi negara yang sportif dalam pelaksanaan event-event olahraga? Atau, apakah kita akan bersikap kampungan, dengan terus menjatuhkan lawan secara fisik maupun verbal?

Pada akhirnya, hanya Tuhan dan negara ini yang tahu kapan kita akan memulai awal yang baru ............... :-)

R.M.T.B.D.J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun