Mohon tunggu...
Diptyarsa Janardana
Diptyarsa Janardana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang. Anggota Familia Carmelitana dan Pemuda Katolik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat Cinta ala Michael Jackson

23 Juli 2012   13:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:42 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir abad ke-20 merupakan masa-masa yang kelam bagi dunia. Munculnya komunisme yang anarki meruntuhkan sistem monarki Rusia dan pemerintahan Cina yang demokratis, lalu mulai merambat “memakan” negara-negara di sekitarnya untuk menjadi wilayah kekuasaannya. Selain itu, Perang Dingin yang bergejolak antara Amerika dan Rusia, Perang Vietnam,  kudeta-kudeta militer dan sipil, kelaparan di Afrika, perbedaan ras, suku, dan agama, serta merosotnya derajat moral, semua itu semakin memperburuk citra Bumi di mata Tuhan Sang Pencipta dan meyakinkan beberapa sekte agama bahwa kiamat sudah semakin dekat, sesuai dengan apa yang ditulis dalam kitab-kitab suci.

Di tengah-tengah kondisi dunia yang tidak menentu itulah, Michael Jackson muncul dari sosok penyanyi cilik yang tak ubahnya adalah “boneka penghasil uang” milik ayahnya, menjadi Raja Musik Pop yang telah menggebrak dunia dengan tarian dan lirik-lirik “emas” yang belum pernah didengar, dilihat, dan dirasakan dunia sebelumnya. Michael telah menyihir dunia dengan seluruh karya-karya agungnya, “merevolusi” dunia musik dan dance selama-lamanya, mendobrak MTV yang rasis, menyadarkan semua orang akan parahnya kerusakan alam, serta setidaknya, telah mengubah sebagian persepsi orang-orang akan kehidupan. Meskipun yang jutsru terjadi adalah “air susu dibalas air tuba” serta akhir hidupnya yang tragis, kematiannya telah membukakan mata banyak orang akan jasa-jasanya pada dunia, dan kembali membangkitkan Jackson fever di abad ke-21 ini. Michael Jackson akan selalu diingat dunia sebagai sosok yang peduli pada anak-anak sebagai penerus generasi masa depan, sang humanitarian legendaris, maestro para musisi, dan filsuf hidup yang ia ajarkan dalam lirik-lirik lagu yang telah menyentuh dan mengubah hidup insan dunia.

Jujur, saya bersyukur menjadi seorang penggemar karya-karya masterpiece Michael Jackson sejak 5 tahun lalu. Terlepas dari sisi negatifnya, filsafat hidup yang ia ajarkan melalui lagu-lagu serta kata-kata bijaknya telah menjadi inspirasi dan motor bagi banyak orang untuk melakukan suatu perubahan positif yang besar. Sebagai contoh adalah ajarannya untuk mencintai sesama tanpa pandang bulu, lalu juga ajarannya untuk menciptakan suatu perdamaian untuk semua orang. Michael juga mengajarkan bila kita ingin mengubah dunia menjadi lebih baik, kita harus menengok diri kita sendiri dahulu untuk merubah diri kita, baru kemudian kita bisa merubah dunia.

Masih banyak ajaran-ajarannya yang amat inspirasional dan berusaha menyentuh kalbu kita untuk setidaknya, mau peduli akan dunia luar yang jauh lebih kejam daripada dunia kita yang sudah terlayani dan terpuaskan oleh berbagai macam fasilitas mewah yang diberikan orang tua dan saudara-saudari kita. Namun yang menjadi inti menjadi semua ajaran Michael Jackson adalah CINTA. Ya! Michael Jackson sadar bahwa cinta mampu mengubah dunia menjadi lebih baik. “Lakukan dengan cinta”, “Ini semua demi cinta”, adalah beberapa kata-kata harian Michael yang selalu ia ucapkan pada semua orang yang ia jumpai. Ia mengajak kita semua untuk menjadikan cinta sebagai pedoman hidup kita bagi siapa saja yang kita jumpai, mulai dari orangtua, sahabat, pacar, teman, musuh, adik dan kakak, hingga siapapun yang masih kekurangan akan cinta kasih. Seperti tertuang dalam Maka, demi suatu perubahan akan dunia yang lebih baik, maukah kita mengikuti saran Michael Jackson untuk menjadikan cinta sebagai pedoman hidup kita?

“If you enter this world knowing you are loved, and leave this world knowing the same, then everything in between can be dealt with.”

- Michael Jackson -

R.M.T.B.D.J

Di re-post penulis dari http://rmtcumi.wordpress.com/2012/04/03/filsafat-cinta-ala-michael-jackson/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun