"piye?" (gimana?) tanya Nur lagi.Â
"kancamu" (temanmu) "Widya loh, wes onok pacar opo durung?" (Widya itu loh, sudah punya pacar apa belum?)Â
"takono dewe ae yo" (tanyakan sendiri saja ya) Nur tahu, Bima suka kepada Widya.Â
Nur yang menghabiskan siangnya di dalam kamar, terbangun ketika Ayu memanggilnya. Semua anak sudah berkumplul, dan Ayu menunjukkan proposal proker mana saja yang sudah di setujui pak Prab. Ayu, membagi menjadi 3 kelompok. Diantaranya dibagi menjadi Widya dengan Wahyu, Nur dengan Anton, sementara Bima dengan Ayu.Â
Semua anak sepakat, tidak ada yang memberi komentar banyak mengingat, Ayu yang paling berjasa sehingga bisa mendapatkan tempat KKN tanpa campur tangan pihak kampus. Lusa, adalah awal dari pelaksanaan proker mereka.Â
Sore telah tiba, ketika Nur baru saja selesai merapikan barangnya untuk persiapan proker kelompok, Widya masuk ke kamar.Â
"Nur, ados yok" (Nur, mandi yuk) ajak Widya.Â
"nang ndi?" (dimana?) tanya Nur.Â
"nang Bilik sebelah kali, cidek Sinden kui loh, eroh kan awakmu, kolam cilik" (di bilik sebelahnya sungai, ada sebuah bilik kecil, tahu kan, yang bangunanya kaya kolam itu loh) jelas Widya.Â
Nur tidak menjawab, namun setelah memikirkan bahwa ia belum mandi sejak pertama kali datang kesini, ia pun setuju. Dengan syarat, Nur menjadi yang pertama mandi.Â
Saat melewati sebuah mata air bernama Sinden, Nur sudah merasakan perasaan tidak nyaman. Sinden itu terdiri dari anak tangga yang di susun dengan batu bata merah, tampaknya bangunanya sudah sangat tua namun ada air jernih di dalamnya. Nur tidak pernah melihat ada yang menggunakan air itu.Â