Mohon tunggu...
Renggo Warsito
Renggo Warsito Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jelang Kongres KOI, Ini Peta Perebutan Ketua Umum

28 Oktober 2015   00:39 Diperbarui: 28 Oktober 2015   01:13 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari nama-nama yang beredar itu, Tono Suratman sejak kasus dualisme pengurus PSSI, sebenarnya telah cukup banyak diketahui publik bahwa loyalitas dia cenderung berada pada salah satu kubu yang memihak Ketua Umum Partai Golkar. Sedangkan Alfitra Salam, adalah orang yang sebenarnya besar di karir birokrasi, mulai dari peneliti di LIPI hingga menjadi sesmenpora. Kedekatan Alfitra Salam dengan Andi Alfian Mallarangeng sedikit banyak cukup menentukan karir Alfitra Salam. Muddai Madang, salah satu orang kuat yang merupakan orang dekat Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin yang pada saat ini cukup banyak diterima oleh berbagai kelompok kekuatan di politik kekuasaan, baik di kubu penguasa maupun kubu yang berseberangan. Dua nama terakhir seperti Robert Inkiriwang dan Icuk Sugiarto, adalah calon-calon yang muncul lebih karena reputasi pribadi.

Mengenal Rita Subowo

Rita Sri Wahyusih adalah nama lengkap perempuan kelahiran Yogyakarta 27 Juli 1948 yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama Rita Subowo, membawa nama suaminya Subowo Atmo Sardjono. Rita Subowo adalah anak pertama dari delapan bersaudara pasangan Rendra Karno dan Djuriah yang pada jamannya di era 50-an adalah aktor dan aktris yang cukup punya nama. Mendiang ayah Rita adalah salah seorang pengurus Persatuan Artis Film Indonesia yang rumah kediamannya sering menjadi tempat berkumpul kolega artis pada masa itu.

Sebagai anak pertama bakat kepemimpinan sepertinya sudah menjadi garis hidup Rita. Walaupun darah seni deras mengalir dari kedua orang tuanya bakat kepemimpinan Rita dan olahraga justru yang menentukan garis hidup selanjutnya. Rita menempuh kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1965-1970, saat itulah Rita menjadi kapten tim basket Universitas Indonesia. Setelah kuliah Rita kemudian menikah dengan Subowo Atmo Sardjono yang dikenal sebagai salah seorang tokoh senior Persatuan Bank Nasional (Perbanas) dan pernah menjadi Direktur Bank Central Asia.

Tahun 1987, Rita Subowo menjadi manajer tim voli putri Indonesia dalam Sea Games ke 14 yang berlangsung di Jakarta. Sejak menjadi manajer tim voli putri Sea Games inilah karir Rita Subowo dalam organisasi olahraga nasional maupun internasional menemukan jalurnya. Tahun 1988-1992 Rita Subowo dipercaya menjadi Ketua Bidang Dana Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI). Selanjutnya tahun 1992-1993 Rita Subowo menjadi Sekretaris Jenderal Voli Pantai Asia Pasifik. Seiring dengan itu pada tahun 1992-1995 dia menjadi Wakil Ketua Kobanita PB Perbasi. Tercatat pula tahun 1991-1996 Rita adalah Presiden Komite Voli Pantai Indonesia.

Tahun 1994-1996 Rita kemudian menjadi Presiden Dewan Voli Pantai Asia Pasifik berlanjut tahun 1993-1997 menjadi Presiden Voli Pantai Asia Pasifik. Tahun 1996-2000 Rita menjabat sebagai Ketua Harian PP PBVSI untuk kemudian menjadi Ketua Umum PB PBVSI dua periode sampai tahun 2005. 2005-2007 Rita menjadi Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat sekaligus menjadi Ketua Kehormatan PP PBVSI. Selanjutnya pada tahun 2007 juga Rita menjadi Wakil Ketua Umum KONI Pusat sekaligus menjadi Presiden of World Volleyball Vision for Asia serta menjadi wakil presiden eksekutif Federasi Voli Dunia, bersamaan juga menjadi Presiden Asia Beach Volley Council hingga selanjutnya pada tahun 2005-2008 Rita menjadi wakil presiden Olympic Council of Asia (OCA).

Di tengah segala kesibukan Rita kemudian maju menjadi Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KON) yang dulunya bernama KONI untuk periode 2007-2011. Pada periode inilah karena berbagai persoalan krisis dalam pembinaan olahraga nasional Rita Subowo terpaksa harus menjalankan fungsi sebagai Ketua KOI untuk periode 2007-2011. Sebuah periode yang sangat sibuk, yang membuat Rita harus merangkap dua jabatan yang semestinya terpisah. Rita sendiri menjelaskan kepada wartawan bahwa pada periode itu sebenarnya adalah periode transisi. Kepada wartawan bisnis.com, selasa 29 September 2015 Rita berkata," Tahun 2007 merupakan masa transisi karena KONI dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) harus dipisah. Saat itu AD/ART KOI belum ada. Baru 2011 IOC mengakui kita karena statuta telah dibuat." Kondisi transisi inilah yang membuat Rita Subowo yang juga telah berkordinasi dengan IOC mengisyaratkan untuk maju kembali dalam Kongres KOI yang menurut rencana akan berlangsung pada akhir Oktober 2015 mendatang.

"Berdasarkan pengakuan IOC (Dewan Olimpiade Internasional), saya baru satu periode," kata Rita Subowo

Selain berhadapan dengan kelompok yang mempersoalkan AD/ART, pada kongres akhir bulan Oktobernanti Rita juga dihadapkan dengan banyaknya pesaing untuk menjadi pucuk pimpinan KOI. Sebut saja Ketua KONI Sumatra Selatan Mudai Maddang. Selain itu, ada Sesmenpora Alfitra Salamm, pengusaha nasional Erick Thohir dan yang baru mendaftar belakangan ini mantan atlet bulutangkis nasional Icuk Sugiarto, Ketua Umum KONI Tono Suratman dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga disebut-sebut bakal maju dalam bursa perebutan ketua KOI.

Pegiat olah raga berharap Kongres KOI kali ini meneguhkan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Panasnya perebutan ketua KOI dikuatirkan bisa mengganggu persiapan Indonesia baik sebagai peserta maupun tuan rumah Asian Games 2018. Di sinilah perlunya kontinyuitas kepemimpinan untuk menjamin keberlanjutan persiapan Asian Games 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun