Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa Manfaat KTT AIS untuk Indonesia, Berkelindan dengan Rempang?

14 Oktober 2023   08:52 Diperbarui: 14 Oktober 2023   08:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 11 Oktober 2023, Presiden Jokowi memimpin Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum di Nusa Dua, Bali. KTT tersebut dihadiri oleh 30 dari total 51 negara peserta dan empat organisasi internasional, dan forum ini memiliki tujuan utama untuk mengatasi tantangan global terutama terkait kelautan dan perubahan iklim.

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, memiliki peran penting dalam KTT AIS Forum ini. Hal ini penting karena negara kepulauan dan pulau-pulau rentan terhadap dampak perubahan iklim dan fenomena alam. KTT AIS Forum adalah platform yang dirancang untuk mencakup negara kepulauan dan pulau-pulau tanpa memandang wilayah, ukuran, dan tingkat pembangunan. Forum ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi masalah global, terutama terkait dengan pembangunan kelautan.

Mengapa KTT AIS Forum Penting untuk Indonesia?

KTT AIS Forum penting bagi Indonesia karena sebagai negara kepulauan terbesar, kita harus berperan aktif dalam menghadapi tantangan global seperti kenaikan permukaan air laut, tata kelola sumber daya laut, dan pencemaran laut. Dalam KTT ini, Indonesia memiliki kesempatan untuk menyuarakan kepentingan negara-negara kepulauan dan berkembang dalam berbagai forum internasional.

Pada pertemuan KTT AIS Forum 2023, fokus utamanya adalah pada empat isu global, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk memberikan dana hibah yang mendukung eksistensi AIS Forum sebagai kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan.

KTT AIS dan Dampaknya pada Investasi dan Pariwisata

Namun, di balik segala narasi positif dari KTT AIS, kita tidak dapat mengabaikan aspek ekonomi dan investasi yang terkait. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, telah mengklaim bahwa KTT AIS akan membawa dampak positif, terutama bagi sektor pariwisata di Bali. Hal ini terlihat dari peningkatan hunian hotel di Nusa Dua dan sekitarnya, yang diperkirakan dapat mencapai 1,5 hingga 2 juta dolar AS.

Investor juga tampak tertarik pada sektor pariwisata berkelanjutan di Indonesia, dan pemerintah menargetkan nilai investasi sebesar 6 hingga 8 miliar dolar AS dalam sektor ini. Investasi asing juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tetapi, sementara KTT AIS mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, kita juga harus berhati-hati terhadap dampaknya. Kebijakan investasi di pulau-pulau kecil di dalam negeri kita seringkali menyebabkan perampasan lahan dan konflik agraria. Kapitalisme dalam KTT AIS dapat berdampak pada ekspansi investasi asing yang dapat mengisolasi akses masyarakat setempat terhadap tanah kelahiran mereka.

Dengan demikian, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa investasi asing tidak merugikan masyarakat setempat dan menjaga kedaulatan atas tanah-tanah kecil di Indonesia. Kapitalisme yang tidak memperhatikan kepentingan rakyat bisa menjadi ancaman bagi masyarakat dan lingkungan.

Kedaulatan Tanah dalam Islam

Kedaulatan tanah adalah prinsip penting dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan kita bahwa orang-orang beriman tidak boleh diizinkan hancur oleh orang-orang kafir. Ini mencerminkan kebutuhan untuk melindungi wilayah dan hak-hak rakyat dalam Islam.

Sungguh, penghuni bumi Allah di Nusantara dan di seluruh dunia perlu waspada. Isi perut bumi mereka bukan untuk pesta negara asing, melainkan untuk kemaslahatan masyarakat setempat. Ketidaksetaraan ekonomi yang merajalela dan ketidakadilan sosial adalah dampak nyata dari kebijakan ekonomi yang salah.

Mengembalikan Kedaulatan

Untuk mengembalikan kedaulatan tanah dan melindungi masyarakat dari dampak negatif kapitalisme, satu-satunya jalan adalah dengan menerapkan aturan yang berdasarkan ajaran Islam. Ini berarti membangun negara yang berdaulat dan independen, yang tidak terjebak dalam permainan tekanan global atau kebijakan kapitalis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun