Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Membangun Keluarga Cinta Rasulullah sebagai Benteng Perlindungan bagi Anak

14 Oktober 2023   07:42 Diperbarui: 14 Oktober 2023   07:47 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Julia Volk

Keluarga adalah benteng terakhir perlindungan bagi anak. Apabila seorang anak merasa terancam, keluargalah tempat yang tepat untuk bernaung. Namun, siapa sangka, ada seorang ibu yang telah mengandung sembilan bulan dan membesarkan anaknya, malah tega menghabisi nyawa buah hatinya.

Oktober 2023, di Subang, terjadi pembunuhan sadis. Seorang ibu sampai hati membanting, menindih, menyumpal, memukul, bahkan membuang anaknya sendiri ke sungai. Fakta lain terungkap, pembunuhan tersebut tidak dilakukannya seorang diri, melainkan dibantu kakek dan paman si anak. Niat jahat tersebut muncul karena sang ibu emosi si anak sering mengambil ponsel miliknya, meski pada akhirnya dikembalikan. (Kompas, 8-10-2023).

Pembunuhan ibu terhadap anak ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, ada ibu yang menggelonggong anaknya dengan air hingga meninggal, ibu yang meracuni anaknya, ibu yang mengajak anaknya bunuh diri dari gedung lantai atas, bahkan ibu yang membuang anaknya kala baru lahir. Meski mereka semua memang bersalah, tetapi penyebab di balik para ibu tega berbuat jahat terhadap anaknya sendiri harus menjadi perhatian kita bersama.

Sekularisme Biangnya

Sekularisme adalah paham yang mengandalkan akal manusia dan meniadakan peran agama dalam kehidupan. Paham ini menggempur setiap sendi kehidupan, bahkan ke dalam keluarga.

Fungsi religiositas rusak karena sekularisme. Keluarga yang jauh dari agama membuat mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak benar karena memang tidak paham mana yang benar dan salah. Mereka juga memenuhi kebutuhan dengan cara apa saja, walau dengan mencuri, misalnya. Jika ada masalah, mereka akan menyelesaikan dengan gegabah, emosi tidak terkontrol, bahkan menuruti hawa nafsu semata. Kalau fungsi ini sudah rusak, fungsi yang lain bisa ikut rusak.

Cinta kepada Rasulullah sebagai Fondasi Keluarga

Keluarga adalah pondasi utama dalam kehidupan kita, tempat di mana cinta, kasih sayang, dan perlindungan bersarang. Dalam kerangka keluarga inilah, anak-anak kita pertama kali belajar tentang dunia, nilai-nilai, dan cinta. Namun, di tengah arus modernisasi dan tantangan kehidupan masa kini, kita seringkali melupakan pentingnya menjadikan cinta kepada Rasulullah sebagai inti dari keluarga kita.

Rasulullah Muhammad SAW adalah tauladan sempurna, teladan terbaik, dan pengejawantahan dari akhlak mulia. Beliau bukan hanya figur bersejarah bagi kaum Muslim, tetapi juga menjadi panutan dalam segala aspek kehidupan. Membangun keluarga yang mencintai Rasulullah adalah upaya penting dalam memastikan anak-anak kita tumbuh dengan nilai-nilai yang benar dan kuat.

Cinta kepada Rasulullah bukanlah cinta biasa. Ini adalah cinta yang tulus dan mendalam, yang membuat kita merindukan setiap sifat dan perilaku beliau. Rasulullah adalah sosok yang membawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia. Mencintai beliau berarti mencintai ajaran-ajaran Islam yang membimbing kita dalam hidup kita sehari-hari.

Mengapa Cinta kepada Rasulullah Penting?

Cinta kepada Rasulullah adalah fondasi yang kuat dalam keluarga. Ketika kita mencintai beliau, kita akan secara otomatis meneladani akhlak dan perilaku yang beliau ajarkan. Ini akan menciptakan suasana harmonis dalam keluarga, di mana nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan pengertian menjadi prioritas utama.

Selain itu, cinta kepada Rasulullah akan menjadi benteng perlindungan bagi anak-anak kita. Mereka akan tumbuh dengan keyakinan yang kokoh dalam agama dan nilai-nilai moral yang benar. Saat mereka dihadapkan pada godaan dunia yang seringkali bertentangan dengan ajaran Islam, cinta kepada Rasulullah akan menjadi pemandu mereka.

Cara Membangun Keluarga Cinta Rasulullah

1. Ajarkan Riwayat Hidup Rasulullah: Satu-satunya cara agar keluarga kita mencintai Rasulullah adalah dengan mengenalnya. Ajarkan kepada anak-anak tentang riwayat hidup beliau, kisah-kisah inspiratif, dan akhlaknya yang mulia. Bacakan sirah Rasulullah kepada anak-anak Anda dan diskusikan bersama-sama. Ini akan membantu mereka memahami siapa Rasulullah dan bagaimana beliau menjadi contoh teladan.

2. Praktikkan Sunnah-sunnah Rasulullah: Cobalah untuk menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan tindakan-tindakan kecil seperti berdoa sebelum dan setelah makan, berbicara dengan lembut, dan menunjukkan rasa syukur kepada Allah. Ketika anak-anak melihat orangtua mereka menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah, mereka akan terinspirasi untuk mengikutinya.

3. Berdoa Bersama: Selalu ajak keluarga Anda untuk berdoa bersama. Ini adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya berdoa kepada Allah dan mengingat Rasulullah dalam doa-doa kita. Biarkan anak-anak berbicara dengan bebas dalam doa mereka dan mendorong mereka untuk mencurahkan rasa cinta kepada Rasulullah.

4. Berikan Contoh dalam Keluarga: Sebagai orangtua, Anda adalah contoh utama bagi anak-anak Anda. Pastikan bahwa Anda juga mencintai Rasulullah dan menjalankan ajaran-ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari. Cinta Anda kepada Rasulullah akan menjadi panutan bagi mereka.

5. Bersolawat kepada Rasulullah: Solawat adalah bentuk doa dan penghormatan kepada Rasulullah. Ajarkan kepada anak-anak Anda tentang makna dan pentingnya berselawat kepada beliau. Ajak mereka untuk bersolawat bersama-sama setiap hari.

6. Ajak Keluarga Menghadiri Majelis Ilmu: Menghadiri majelis ilmu adalah cara efektif untuk memperdalam pengetahuan keluarga tentang Islam dan Rasulullah. Dalam majelis ilmu, keluarga dapat belajar lebih banyak tentang ajaran-ajaran Islam dan mendengarkan ceramah yang menginspirasi.

Membangun keluarga yang mencintai Rasulullah adalah investasi yang tak ternilai dalam masa depan anak-anak kita. Ini adalah benteng perlindungan yang akan membimbing mereka dalam hidup dan menjaga mereka dari arus sekularisme. Semoga keluarga kita semua menjadi keluarga yang mencintai dan menjadikan Rasulullah sebagai panutan utama dalam kehidupan sehari-hari.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun