Mohon tunggu...
Abrar Rizq Ramadhan
Abrar Rizq Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif S1 Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang Akt.2022

Saya Abrar Rizq Ramadhan. Sejarah beserta ilmu sosial telah menjadi minat yang saya gandrungi sejak SMA. Oleh karena itu saya masuk prodi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang (UNNES). Dengan memahami ilmu sosial, diperlukan banyak membaca demi menambah wawasan sehingga berliterasi telah menjadi sebuah kewajiban bagi diri saya sendiri. Saya juga gemar menulis. Sejak SMP, saya telah menekuni hobi ini. Yang saya tulis berkaitan dengan kehidupan sosial, Lifestyle, Review film/buku, dan Historiografi. Dikala jenuh dengan aktivitas terkait kesejarahan, biasanya saya menghibur diri dengan menonton film, bermain game, dan bermusik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enam Anak Panah Mustafa Kemal Menembus Modernitas Turki

26 Januari 2024   16:51 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:05 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Mustafa Kemal Pasha saat memimpin pertarungan melawan Sekutu, Yunani di tahun 1921. (sumber: Medium)

Republikanisme

Mustafa Kemal berpidato di depan rakyatnya. (Sumber: voi.id)
Mustafa Kemal berpidato di depan rakyatnya. (Sumber: voi.id)

One day my mortal body will turn to dust, but the Turkish Republic will stand forever.” -Mustafa Kemal Atatürk

Republik adalah sistem pemerintahan yang paling ideal. Begitulah kiranya karena sistem pemerintahan ini meyakinkan masyarakat bahwa mereka turut memiliki hak politik yang sama seperti para elit birokrasi. Berlandaskan atas asas demokrasi, maka Republik Turki terbentuk dan meninggalkan segala kekolotan bangsa ini di Utsmaniyah.

Reformasi Kemalisme mewakili reformasi politik yang merubah Utsmaniyah yang bersifat multinasional menuju pembentukan negara Turki dan realisasi identitas nasional bagi bangsa Turki modern. Mustafa Kemal percaya bahwa hanya republik sistem pemerintahan yang mampu mendengar rakyatnya dan terbebas dari keistimewaan keluarga maupun kelas sosial dalam berpolitik. Sehingga kini republik menjadi sistem pemerintahan yang diadaptasi oleh Mustafa Kemal dalam mendirikan negara Turki seusai perang kemerdekaan. Dengan begitu, ia mendirikan sebuah negeri yang baru dan modern dengan pandangan politik yang terwesternisasi namun tetap mengukuhkan diri sebagai bangsa Eurasia dan pro rakyat kecil.

Reformisme

Mustafa Kemal berdiri di tengah-tengah rakyatnya. (Sumber: voi.id)
Mustafa Kemal berdiri di tengah-tengah rakyatnya. (Sumber: voi.id)

Our great ideal is to raise our nation to the highest standard of civilization and prosperity.” -Mustafa Kemal Atatürk

Prinsip paling utama dalam Enam Anak Panah jatuh terhadap reformisme. Reformisme yang revolusioner merupakan pilar Mustafa Kemal dalam merubah bangsa Turki yang awalnya kolot dan enggan berubah menjadi bangsa yang modern progresif. Ia merubah segala institusi tradisional dan berbagai bentuk kekolotan dengan suatu hal yang jauh lebih modern, mulai dari cara berpakaian hingga cara berpikir. Karenanya, dibukanya akses pendidikan sebesar-besarnya merupakan buah dari reformasi Kemalisme demi membentuk bangsa Turki yang berpendidikan tinggi.

Kesalahan-kesalahan Utsmaniyah di masa lalu yang konservatif dan selalu mengatakan produk barat sebagai haram atau kafir harus dihilangkan demi menjadikan rakyat Turki yang melek terhadap kemajuan dunia. Dunia telah berubah dan itu adalah cara kerja sejarah maka satu-satunya cara agar selamat adalah dengan beradaptasi mengikuti perkembangan zaman bukannya melawan zaman dengan rasa chauvinisme terhadap aspek budaya tradisional. Budaya memang penting dalam membentuk identitas sebuah negara namun jangan jadikan itu sebagai ciri chauvinis sehingga kita menolak budaya dan kemajuan dunia. Bangsa Turki yang kala itu masih dipandang kolot harus menerima reformasinya sendiri demi menjadi bangsa yang maju dan diakui dunia. Ya, sekarang itu semua telah tercapai.

Sekularisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun