Mohon tunggu...
Abrar Rizq Ramadhan
Abrar Rizq Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif S1 Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang Akt.2022

Saya Abrar Rizq Ramadhan. Sejarah beserta ilmu sosial telah menjadi minat yang saya gandrungi sejak SMA. Oleh karena itu saya masuk prodi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang (UNNES). Dengan memahami ilmu sosial, diperlukan banyak membaca demi menambah wawasan sehingga berliterasi telah menjadi sebuah kewajiban bagi diri saya sendiri. Saya juga gemar menulis. Sejak SMP, saya telah menekuni hobi ini. Yang saya tulis berkaitan dengan kehidupan sosial, Lifestyle, Review film/buku, dan Historiografi. Dikala jenuh dengan aktivitas terkait kesejarahan, biasanya saya menghibur diri dengan menonton film, bermain game, dan bermusik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enam Anak Panah Mustafa Kemal Menembus Modernitas Turki

26 Januari 2024   16:51 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:05 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mustafa Kemal Ataturk dan Abdurrahman Kamil Efendi. (era.id)

Enam Anak Panah atau The Six Arrows menjadi simbol dalam merepresentasikan keenam pemikiran fundamentalis dari ideologi Kemalisme. Kemalisme sendiri datang dari pemikiran-pemikiran Mustafa Kemal Atatürk dalam mendirikan Republik Turki yang modern. Keenam anak panah itu menjadi simbol baru dalam memanifestasikan progresivitas dan semangat anti feodal. Dewasa ini, Enam Anak Panah menjadi sentral dalam bendera dan simbol Partai Republikan Rakyat Turki atau Cumhuriyet Halk Partisi (CHP), Partai yang didirikan Mustafa Kemal dan kemudian hari ini menjadi oposisi terberat rezim Adalet ve Kalkınma Partis (AKP) yang dipimpin Erdogan dengan nuansa konservatif.

Mustafa Kemal menjadi sosok yang dikultuskan rakyat Turki. Meski tidak semua orang terutama golongan konservatif menyukainya, setidaknya mereka berterimakasih atas apa yang Mustafa Kemal lakukan demi membebaskan tanah ini dari genggaman sekutu barat. Begitu juga dengan rakyat Indonesia dan negeri mayoritas Islam lainnya. Mereka semua menyerang Mustafa Kemal dengan alasan bahwa ia menghancurkan Utsmaniyah dan menggantinya dengan republik sekuler yang anti Islam. Tidakkah mereka membaca sejarah, bahwa Sultan Mehmed VI menjual tanah terakhir Utsmaniyah, Anatolia Tengah kepada sekutu yang menyebabkan front nasional Mustafa Kemal (saat itu masih menjadi seorang Pasha) tidak bisa mentolerir sikap sultan yang reaksioner. Maka Mustafa Kemal merubah front nasionalnya dari nasionalisme Utsmaniyah menjadi nasionalisme Turki. Dan itu semua berhasil diakhiri dengan kemenangan pemerintahan Ankara dan pendirian Republik Turki. Mustafa Kemal melihat kekecewaan terhadap Sultan. Sebagai seorang nasionalis Utsmaniyah, Mustafa Kemal ingin yang terbaik demi negerinya dan cara-cara pemerintahan yang kolot dan otoriter bukanlah solusi bagi rakyat Turki yang beragam.

Terdapat enam pemikiran yang mendasari Mustafa Kemal dalam mendirikan republik yang ia manifestasikan melalui Enam Anak Panah. Ibarat seperti Pancasila, Keenam anak panah Kemalisme menjadi pandangan hidup negara dalam berfilsafah dan berpolitik. Apa saja pemikiran yang terdapat pada keenam anak panah itu?

Nasionalisme

Lukisan Mustafa Kemal Pasha saat memimpin pertarungan melawan Sekutu, Yunani di tahun 1921. (sumber: Medium)
Lukisan Mustafa Kemal Pasha saat memimpin pertarungan melawan Sekutu, Yunani di tahun 1921. (sumber: Medium)

Peace at Home, Peace in the World” -Mustafa Kemal Atatürk

Nasionalisme bangsa Turki adalah nasionalisme yang revolusioner dan pro rakyat. Sama seperti Sukarno ketika ia mendirikan Indonesia, Mustafa Kemal juga memiliki pemikiran nasionalisme yang serupa, yakni nasionalisme yang didasari atas kerakyatan.

Berawal dari kekalahan Utsmaniyah di Perang Dunia I tahun 1918 dan pembagian wilayahnya terhadap sekutu melalui Perjanjian Sevres tahun 1920, wilayah Utsmaniyah yang semakin mengecil dan menyisakan Anatolia Tengah menjadikan rakyat Turki terjajah ditanahnya sendiri. Sementara pemimpin mereka, Sultan Mehmed VI malah menjadi pelayan Inggris. Mustafa Kemal Pasha mendirikan front nasional di Ankara demi melakukan revolusi pembebasan bangsa Turki. Ia tidak sudi dikencingi oleh sekutu barat. Maka timbulah perang kemerdekaan Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Pasha pada 1919 hingga 1923. Revolusi kemerdekaan ini didasari atas perasaan nasionalisme yang mampu menyatukan rakyat Turki yang multi etnik untuk memerdekakan bangsanya kembali.

Meskipun berorientasi pada sistem barat, Mustafa Kemal menegaskan bahwa nasionalismenya bukanlah nasionalisme yang gampang disetir oleh negara barat yang Imperialis. Nasionalisme Kemalis adalah nasionalisme anti imperialis dan anti feodalisme. Ia menentang segala kekuatan dinasti seperti monarkis serta menentang dominasi kelas sosial tertentu. Terdapat sedikit kesan sosialisme dalam nasionalisme ala Mustafa Kemal. Nasionalisme Kemalis percaya pada prinsip bahwa negara Turki adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan yang terdiri dari wilayah dan rakyatnya.

Statisme 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun