Sontak saya terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulut Druvada, seolah olah ia telah matang berfikir dan tegas bertindak, lantang ia mengatakan keinginanya untuk berada dan menjadi bagian dari anak buah kapal sejuta cawan tersebut. Saya hanya dapat terdiam melihat mata Druvada dari arah pinggir, dan berusaha menenangkan diri untuk tidak terlibat dalam halilintar percakapan yang sengit terjadi diantara keduanya.
"Hahaha!! Baiklah putra Pancalareja!! Jika kau menginginkan hal tersebut bak hasrat Mohammed menginginkan Aisyah, maka daku hanya paham memberimu jalan menuju arah yang selalu ayahmu katakan kepada daku! Berangkat lah kalian sebelum langit menjadi terang, sebelum laut menjadi surut, kearah pulau Sebatik. Dan disana kalian akan menemukan gundukan tanah tempat bapakku digantung dan disalibkan!! Hahahaha!!".
Kemudian sang Kapten Nahkoda Kapal Noeh pun kembali bergulat dengan para wanitanya dan melambaikan tangan kearah kami.
Selama dalam perjalanan pulang, saya berfikir untuk bagaimana caranya agar supaya saya dapat memiliki keyakinan yang sama seperti yang ada dalam diri Druvada, memiliki hasrat yang jelas dan tujuan yang nyata, menjadi seperti para raja raja purbakala…
(to be continued…)