Mohon tunggu...
Billy Fannan
Billy Fannan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pria lulusan Desain Komunikasi Visual dari Universitas Trisakti ini menyukai menulis. Selain hobi lainnya yang tentunya berhubungan dengan seni. Baginya menulis adalah sebuah pengalaman untuk mengeksplorasi lebih kata kata. Dan berimajinasi dengan cara yang unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetesan Madu Badui si Samin

10 Maret 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ia menjual madu hutan sebotol seharga 50 ribu rupiah, sedangkan madu hitam 75 ribu rupiah. Dibandingkan madu yang ditawarkan di toko serba ada dengan botol kecil yang berkisar di kisaran 50 ribu rupiah. Harga madu yang ditawarkan Samin sebenarnya cukup murah. Terlebih botol yang ia gunakan lebih besar dari botol madu yang ditawarkan beberapa toko serba ada. Rasanya sebanding, terlebih aku menjamin madu ini asli dari hutan dimana Samin tinggal yaitu di Badui Luar.

Namun Samin hanya membawa beberapa botol untuk dijualnya di Jakarta, paling banyak 8 botol. Botol madu yang ia gunakan dari bekas sirup, dimana terkadang dibalut pelepah kering batang pisang. Aku pun bertanya sambil menunjuk pelapis di botolnya, “Apa gunanya ini?”. “Botolnya biar gak pecah, karena beradu saat di jalan”, ia menjawab. Cukup masuk akal juga menurutku, memang sifat pelepah pisang ini sama seperti kardus, pengaman ketika botol itu berbenturan. Mungkin karena resiko dijalan juga maka samin tidak membawa banyak madu dagangannya, terlebih jalur yang ia tempuh tampaknya cukup berat juga. Padahal jikalau ia dapat membawa lebih banyak bisa jadi keuntungan dan rezeki yang ia dapatkan juga lebih besar.

Sejenak aku terbayang biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan Samin dibandingkan dengan harga madu yang ia tawarkan ke pada pelanggannya. Dari jualan madu Samin mungkin dapatkan uang 500 ribu, dikurangi ongkos 100 ribu rupiah belum ditambah makan dan minum selama perjalanan. Kurang lebih 400 ribu rupiah ia akan bawa pulang kerumahnya untuk menafkahi keluarganya di Badui sana.

Madu ini jadi berkah Samin dan keluarganya. Terlebih berkah ia menjual obat yang bermanfaat bagi manusia. Semoga rezeki Samin berkah, karena berkah buatku adalah cukup dan tidak kurang. Dan manfaat yang Samin bawa ke kita semua.

Tak lama setelah itu selembar uang pun berpindah ke Samin, dan aku putuskan membeli madu hitam bawaannya. Sebelum mengakhiri perbincangan ini aku mengambil beberapa foto dari Samin dan foto madu yang ia tawarkan. Siapa tau ada teman-temanku yang berniat membeli, bisa langsung sambangi di hari minggu pagi bertempat di Bazar STEKPI Kalibata. Siapa tau bisa langsung bertemu dengan Samin sang penjual madu Badui Luar. Atau mau yang berniat pesan dan menitipkan kepadaku juga boleh.


from : www.kotaperadaban.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun