Di situlah mulai dibentuk SWF untuk dana pensiun. Baru pada 1976 dana untuk SWF tersebut didepositkan untuk pertama kali. Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk membeli saham, surat utang dan aset-aset properti di berbagai negara. Aset SWF Norwegia terus bertumbuh sampai menjadi yang terbesar di dunia. Saat ini SWF Norwegia ini memiliki saham di 9.202 perusahaan publik yang tersebar di seluruh negara. Jumlah tersebut berarti SWF Norwegia menguasai 1,5% dari total saham global
Melihat niat baik terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) perlu menjadi perhatian masyarakat mengenai transparansi SWF Indonesia atau LPI ini. Bagaimana tidak Pemerintah tidak main-main dalam memulai pelaksanaan SWF. Pemerintah sudah menyetor sebanyak 15 T dari APBN 2020 sebagai modal awal SWF dan secara bertahap pada tahun 2021 ditambah sebesar Rp 75 triliun atau lebih. potensi untuk terjadinya tindak pidana korupsi tidak dapat terelakan mengingat dana kelolaan LPI yang cukup besar. Tampaknya, prinsip transparansi dan pakta integritas saja tidak cukup bagi pengelolaan LPI. Kedua hal itu pada kenyataannya tidak menjamin perusahaan-perusahaan pelat merah terbebas dari gratifikasi dan korupsi. Kekhawatiran ini pun wajar karena ketidakinginan melihat kasus korupsi 1MDB yang menjerat mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
Oleh Daffa Yudha Prakarsa dan Salsabila Nasyiha Al Sakinah mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya
Daftar Pustaka
Das, Dilip K. (2008). Sovereignwealth funds. International Journal of Development Issues, 7(2), 80--96.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H