Mohon tunggu...
The Econ Lab
The Econ Lab Mohon Tunggu... Lainnya - A Lab Designed for Aspiring Student Economist

THE ECON LAB is a student club aiming to be a supportive platform to develop the skillset needed to be outstanding economics student and to build awareness on economic issues in FEB UB environment. We connect highly passionate economics students, develop them, and encourage them to create economic works.

Selanjutnya

Tutup

Money

Boost Economy Through Increasing Consumption, Is It The Best Policy?

21 Februari 2021   13:23 Diperbarui: 21 Februari 2021   14:11 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Oleh Claribel Brigitta dan Laksitarini Hapsari mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya

Pandemi COVID-19 yang melanda global terus berlanjut hingga sekarang. Hal tersebut memberikan efek yang cukup serius bagi perekonomian. Banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif hingga berujung pada resesi ekonomi, salah satunya adalah Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal IV (Q4) 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,19%. Meskipun membaik dari kuartal sebelumnya, tetapi secara keseluruhan masih melemah. Semua komponen mengalami kontraksi walaupun beberapa sektor mengalami pertumbuhan. Dalam konteks ekonomi makro, salah satu konsep paling umum dan terkenal yang dikemukakan oleh Simon Kuznets ialah GDP (Gross Domestic Product) atau yang lebih dikenal dengan sebutan PDB (Produk Domestik Bruto). PDB merupakan perhitungan akumulatif dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor impor. Apabila ditulis secara matematis, maka akan mendapatkan persamaan Y = C + G + I + (X - M). PDB merupakan indikator suatu negara untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi dalam periode tertentu.

Salah satu dari lima komponen PDB, yaitu konsumsi rumah tangga merupakan mesin penggerak utama perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung kepada konsumsi masyarakat. Pada saat tingkat konsumsi rumah tangga mengalami terjun bebas akan memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi masih minus. Meskipun konsumsi rumah tangga telah membaik dari kuartal sebelumnya, namun apabila dibiarkan tumbuh negatif akan menimbulkan risiko yang berbahaya, bahkan terdapat peluang terjadinya depresi. Agar perekonomian setidaknya sedikit membaik, maka upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkhusus agar konsumsi dapat meningkat lagi, yakni dengan menerapkan kebijakan fiskal seperti pengurangan atau pembebasan pajak. 

Rendahnya konsumsi rumah tangga juga menekan pendapatan beberapa sektor-sektor penting dalam negara. Pengurangan atau pembebasan pajak merupakan insentif yang berguna untuk menyelamatkan tidak hanya perekonomian negara, namun sektor-sektor yang terdampak COVID-19 dimana mengalami kerugian cukup tinggi. Salah satu insentif yang dibuat oleh pemerintah baru-baru ini adalah relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil yang bisa menguntungkan masyarakat dan sektor industri otomotif Indonesia. Sektor otomotif merupakan salah satu sektor yang penting bagi perekonomian dikarenakan sektor ini memiliki nilai tambah sebanyak Rp. 700 triliun secara rata-rata. Insentif dapat berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat kelas menengah. Kebijakan ini akan membuat harga jual mobil menjadi sangat rendah yang diharapkan dapat meningkatkan keinginan masyarakat kelas menengah berkonsumsi yang dapat mendukung sektor otomotif tanah air. Bentuk dari insentif PPnBM untuk mobil baru ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dari bulan Maret sampai dengan Desember 2021. 

Insentif pajak mobil ini bisa meningkatkan produksi mobil dikarenakan demand atau permintaan masyarakat yang kemungkinan mengalami peningkatan. Sesuai dengan hukum permintaan, bahwa saat harga mengalami penurunan, maka kuantitas barang yang diminta akan mengalami peningkatan. Namun, faktanya dunia nyata lebih kompleks dibanding teori. Untuk itu, dengan insentif baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi mobil di Indonesia sebanyak 81.752 unit yang akan berkontribusi terhadap pemasukan negara sebesar Rp. 1,4 triliun.

Maka dari itu, Apakah peningkatan konsumsi masyarakat merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi resesi?

Jika dilihat dalam jangka waktu pendek, upaya pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga tentunya sudah tepat dan efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagian masyarakat yang memiliki dana lebih banyak ditarik untuk melakukan konsumsi dan membelanjakan uangnya sehingga uang tersebut dapat berputar kepada pihak-pihak yang terlibat dalam rantai ekonomi. Sektor-sektor kecil dan besar maupun usaha kecil-kecilan yang dibuka oleh masyarakat dapat memiliki pendapatan. Pendapatan tersebut dapat berguna untuk konsumsi dan jika konsumen semakin meningkat dapat memperluas usaha tersebut dengan merekrut pegawai baru, berdampak pada berkurangnya pengangguran.

Tentunya proses tersebut tidaklah dapat berjalan dengan cepat dan sesuai yang diinginkan. Masyarakat memiliki preferensi masing-masing dalam berkonsumsi. Akan tetapi, setidaknya sektor-sektor dan usaha-usaha tertentu masih ada yang terselamatkan. Salah satunya dengan relaksasi pajak barang mewah tersebut dapat memberikan pendapatan pada sektor otomotif yang berguna bagi pendapatan perusahaan maupun karyawan-karyawannya. Mekanisme tersebut sesuai dengan pernyataan Keynes yang menyatakan betapa pentingnya konsumsi. Teori Keynesian menyatakan apabila mengkonsumsi barang dan jasa tidak meningkatkan permintaan barang dan jasa tersebut, maka akan menyebabkan penurunan produksi. Penurunan produksi berarti bisnis akan memberhentikan pekerja, yang mengakibatkan pengangguran. Konsumsi dengan demikian dapat membantu menentukan pendapatan dan output dalam suatu perekonomian.

Namun, perlu diingat bahwa hal tersebut berguna dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang konsumsi tetaplah penting namun perlu juga upaya lain untuk meningkatkan seperti saving rumah tangga yang juga berdampak pada perekonomian di masa depan. Upaya-upaya yang dilakukan perlu dipertimbangkan mengingat dorongan untuk konsumsi dapat membuat masyarakat Indonesia semakin konsumtif. Perlunya upaya lain yang mendukung masyarakat kedepannya untuk berinvestasi atau menabung selain hanya melakukan konsumsi semata. Jika kemungkinan menjalankan perekonomian model baru yang dibahas dalam buku Doughnut Economics yang ditulis oleh Kate Raworth.

Daftar Pustaka

CNN Indonesia. (2021). Alasan Pemerintah Gratiskan Pajak Mobil Baru. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210214120458-532-606056/alasan-pemerintah-gratiskan-pajak-mobil-baru

Corporate Finance Institute. (n.d.). Consumption The use of goods and services by a household. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/economics/consumption/#:~:text=Consumption%20plays%20an%20important%20role,to%20a%20fall%20in%20production.

Kementerian Keuangan. (2020). Mendorong Konsumsi Dalam Negeri untuk Purtumbuhan Ekonomi Nasional: "Belanja Lancar, Ekonomi Berputar". Kementerian Keuangan Republik Indonesia. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13393/Mendorong-Konsumsi-Dalam-Negeri-untuk-Purtumbuhan-Ekonomi-Nasional-Belanja-Lancar-Ekonomi-Berputar.html

Kompas. (2020). Indonesia Resmi Resesi, Ini yang Perlu Kita Tahu soal Resesi dan Dampaknya. Kompas.com. https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/05/125200565/indonesia-resmi-resesi-ini-yang-perlu-kita-tahu-soal-resesi-dan-dampaknya?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%E2%80%93%20Indonesia%20resmi%20mengalami,year%20on%20year%2Fyoy).&text=Sebelumnya%2C%20sejumlah%2

Kontan. (2020). Konsumsi rumah tangga tumbuh negatif 5,51% yoy di kuartal II-2020, simak pemicunya. Kontan.co.id. https://nasional.kontan.co.id/news/konsumsi-rumah-tangga-tumbuh-negatif-551-yoy-di-kuartal-ii-2020-simak-pemicunya

Kusuma, H. (2021). Meluncur Maret 2021, Begini Skema Insentif Pajak 0% untuk Mobil Baru. detikfinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5376612/meluncur-maret-2021-begini-skema-insentif-pajak-0-untuk-mobil-baru

Badan Pusat Statistik. 2021. (www.bps.go.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun