Salah satu konsep dalam Al Quran yang membuat saya yakin bahwa kitab ini pasti turunnya dari Alloh adalah konsep tawakal. Bagaimana tidak ? Tanpa kita sadari, dunia ini kerap menghakimi manusia satu dan lainnya terhadap pencapaian yang tidak dapat diraih oleh tangannya.Â
Konsekuensinya adalah timbulnya rasa depresi yang berujung pada bunuh diri / gila. Manusia senantiasa mem-blame (menyalahkan) dirinya sendiri atas suatu yang dianggap sebagai 'kegagalan' oleh dirinya. Al Quran mengajak kita berpikir beberapa tingkat lebih tinggi, hal ini dituangkan berkali-kali dalam ayat-ayat Alloh yang disampaikannya.Â
Contohnya dalam surat Al Baqarah 216 bahwa "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu," surat lain menjelaskan tentang kehendak Alloh Subhanahu wa ta'ala pada surat At Takwir ayat 29 "Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam."
Dalam Sirah Nabawiyah, kita dapat temui juga kisah mengenai Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam, beliau hendak memasukkan pamannya ke dalam Islam namun hidayah ternyata tidak di tangan beliau, maka saat itu turunlah ayat Al Qashash ayat 56 "Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk"
Lalu setelah kita paham mengenai konsep tawakal, apakah berarti tidak perlu mengandalkan usaha melainkan hanya menunggu takdir ? Dalam hadits At Tirmidzi disebutkan bahwa ada seorang hendak ke masjid lalu meninggalkan untanya tanpa diikat dengan alasan bertawakal kepada Alloh, saat menyadari hal itu maka Rasulullah menegur pria tersebut "ikatlah untamu terlebih dahulu kemudian baru engkau bertawakal."Â
Jelas diperlukan adanya usaha sebagaimana dijelaskan pula pada surat Ar-Ra'd ayat 11 "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." sehingga sebagai seorang beriman, ikhtiar adalah sesuatu yang wajib.Â
Bahkan ikhtiar di sini bukan semata-mata bekerja namun dengan penuh totalitas sebagaimama dijelaskan surat Al-Ankabut ayat yang terakhir, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."
Jaman now dikenal sebuah jargon bahwa hidup tidak cukup dengan kerja keras saja, namun perlu kerja cerdas (work smart). Maka sebagaimana sunatullah yang dijelaskan dalam Quran surat Al Fath ayat 29 bahwa Â
"(Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu." maka kesuksesan itu ada rumusnya, sebagaimana dikutip dari perkataan Imam Asy-Syafi'i bahwa 'barangsiapa ingin berhasil di dunia maka ia harus tahu ilmunya, begitu juga barangsiapa ingin berhasil di akhirat maka ia juga harus tahu ilmunya."Â
Pembaca yang budiman, jika ingin beranjak dari Jakarta ke Semarang saja kita harus tahu jalan terbaik menuju tujuan, tidak beda dengan kehidupan, kita harus tahu jalan terbaik menuju keberhasilan.
Konsep Quran tidak sama dengan konsep yang dibuat oleh manusia. Beberapa tahun yang lalu kita dikenalkan dengan konsep 'Semesta Mendukung' (Mestakung). Konsep ini terdapat beberapa kesalahan di dalamnya, maklum konsep manusia tidak akan dan tidak pernah akan mampu menandingi konsep ilahiah.Â