Mohon tunggu...
Humaniora

Tipografi Pasca Revolusi Industri: Sebuah Perubahan Signifikan Menuju Desain Modern

20 November 2015   19:11 Diperbarui: 20 November 2015   19:55 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Revolusi Industri yang pada awalnya terjadi di Inggris sekitar tahun 1760-an, merupakan sebuah perubahan drastis di bidang sosial dan ekonomi. Pada masa itu, teknologi berkembang pesat karena adanya penemuan-penemuan paling fundamental yang pernah ada terutama dalam pengadaan energi dan teknik produksi yang mengakibatkan meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peningkatan produksi secara signifikan dan meningkatnya jumlah pekerja industri (yang berakibat pada tingginya tingkat urbanisasi).

Dengan tingkat produksi yang meningkat pesat dan bermunculannya produsen-produsen baru, tentunya tercipta sebuah persaingan antar produsen yang menuntut promosi secara massal demi meningakatkan volume penjualan namun dengan menekan biaya produksi serendah mungkin. Solusi dari tuntutan tersebut adalah ditemukannya teknologi mesin cetak, yang kemudian memberi perbedaan cukup signifikan antara hasil produksi manual dan masal mesin dari sisi desain. Pada masa ini, desain grafis memiliki peran yang sangat penting dalam memasarkan produk-produk hasil pabrik.

Tipografi Pasca Revolusi Industri

Revolusi Industri menghasilkan pergeseran fungsi sosial dan ekonomi dari komunikasi tipografis.[1] Pada masa sebelum abad kesembilan belas, tipografi memiliki fungsi dominan di bidang penyebarluasan informasi melalui buku maupun media tertulis lainnya. Namun, pasca revolusi industri, tempo hidup dan tuntutan informasi menjadi lebih cepat akibat meningkatnya masyarakat perkotaan dan industri.

Kebutuhan akan produksi buku secara masal (meningkatnya hak atas pendidikan) akibat berkembangnya gerakan persamaan hak asasi manusia yang merupakan efek dari revolusi Prancis dan revolusi Amerika juga menjadi salah satu alasan sangat dibutuhkannya produksi tipografi secara masal. Skala produksi besar dan karakter tipografi yang lebih ekspresif serta memiliki efek visual yang lebih kuat tidak bisa dipenuhi oleh tulisan tangan sehingga berkembanglah teknologi cetak-mencetak secara meluas. Pada masa ini, ditemukanlah teknik cetak lithografi oleh Aloys Senefelder.

Berbeda dengen mesin cetak Gutenberg yang memanfaatkan teknik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan teknik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut berasal dari master cetak yang menggunakan media batu litho.[2] Teknik ini mendukung blok-blok dan memungkinkan adanya pemisahan warna. Dengan tuntutan promosi secara massal dari industri dan ditemukannya teknik cetak lithografi, pada masa ini poster mengalami masa kejayaan.

Tipografi memiliki peranan yang penting dalam sebuah desain poster sehingga fungsinya tidak lagi semata-mata sebagai simbol fonetik. Tipografi melebur menjadi satu dengan gambar dalam desain (terutama media promosi, propaganda, dan sebagainya); bukan lagi sebagai suatu entitas yang terpisah. Era Industri merubah tampilan tipografis sebelumnya menjadi bentuk-bentuk yang lebih tegas dengan ukuran lebih besar. Eksekusi gambar atau tanda-tanda ditransformasikan ke dalam abstrak visual yang lebih nyata dengan proyeksi bentuk yang lebih kuat dan ukuran yang besar.[3] Penemuan lithografi makin memberi keleluasaan bagi desainer untuk memproduksi gambar dan teks secara sekaligus.

Sebelumnya, desainer memiliki pilihan jenis huruf yang terbatas karena sulitnya pembuatan movable letters pada mesin cetak Gutenberg. Namun, dengan teknik cetak lithografi, desainer dapat lebih bebas mengkreasikan desain tipografi karena pembuatan master cetakan yang tidak sesulit movable letters sehingga dalam waktu relatif singkat dunia desain telah dibanjiri oleh berbagai jenis huruf baru.

Seperti banyak aspek di Revolusi Industri, Inggris memegang peran sentral dalam perkembangan; inovasi desain secara signifikan diraih oleh kreator-kreator desain huruf Inggris.[4] Terdapat banyak perkembangan mendasar dalam desain huruf pada masa ini, termasuk kemunculan san serif, slab serif, dan sebagainya. Display typeface atau huruf dekoratif bermunculan karena tuntutan dunia periklanan. Karakteristik dari huruf dekoratif adalah memiliki ukuran besar dan diberi ukiran-ukiran indah (biasanya tidak terlalu mempedulikan legability dan readability).

 

Awal perkembangan desain huruf pasca Revolusi Industri dimulai dengan kemunculan desain-desain huruf ‘tebal’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun