Mohon tunggu...
Claudya Priscilla
Claudya Priscilla Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Komunikasi Upn"Veteran" Yogyakarta, Bagian dari Avikom. Love Journalistic and make up artist

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komodo Tetap Terancam Punah!

17 Januari 2012   03:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 2936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini banyak sekali dijumpai ajakan untuk bersama-sama mendukung komodo masuk sebagai new7wonders of nature. Dari jejaring sosial hingga sms ke 9818 pada provider XL, Indosat,Telkomsel, Telkom Flexi, dll, dapat menjadi wadah kita untukmendukung Pulau tempat dimana Komodo berkembang biak dan hidup tersebut. Promosi yang berisi ajakan untuk mendukung sering kali dikaitkan dengan seberapa besarnya rasa cinta kita terhadap Indonesia. Semakin besar cinta kita maka semakin banyak kita akan mengirim sms dan mengajak teman untuk bergabung di group pada jejaring sosial untuk mendukung Pulau Komodo pada pemilihan tersebut. Selain itu, promosi lain yang membuat dukungan bertambah banyak ialah karena adanya negara tetangga kita, Malaysia dengan Kadal Airnya yang juga ikut dalam pemilihan tersebut. Ketidaksukaan terhadap Malaysia karena sejarah terdahulu membuat masyarakat semakin gencar dalam mendukung Pulau Komodo.

Kabar yang sebenarnya sudah terdengar dari tanggal 21 Juli 2009 ini, dimana Pulau Komodo termasuk di dalam 28 finalis calon pemenang yang akan masuk dalam 7 keajaiban dunia. Kabar ini membuat masyarakat Indonesia merasa bangga. Pulau Komodo yang termasuk dalam nominasi global votting yang telah dimulai pada tahun 2007 – 2009,dari tahap pertama yaitu terdapat 77 nominasi hingga menjadi 28 finalis pada tahap 2 ini. Sampai akhirnya pada tahap terakhir dimana Pulau Komodo masuk dalam 5 besar bersama Kadal Air (Malaysia), Gajah Hitam (Thailand), Burung Deil (Afrika) dan Ikan Steddo (New Zealand). Sungguh titik pencapaian yang baik bagi Indonesia, khususnya Pulau Komodo serta komodo yang ada disana. Tetapi apakah langkah ini benar?

Pulau Komodo yang terletak di kepulauan Nusa Tenggara. Tempat ditemukannya hewan yang menyerupai naga dinosaurus ini pertama kali oleh pasukan Belanda dan merupakan habitat asli dari hewan komodo. Sehingga Pulau ini diberikan nama Pulau Komodo oleh Belanda pada tahun 1910. Pada tahun 2008 sedikitnya terdapat 2500 komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca dan semakin berkurang sampai pada tahun 2011 ini. Jumlah komodo malah mengalami penurunan drastis setelah dibuka sebagai tempat wisata bagi publik. Menurut Putra Sastrawan,”Komodo harus dikelola secara hati-hati, dengan memperhatikan habitat dan manajemen kawasan Taman Nasional Komodo itu sendiri”.

Pulau yang berada di selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini ternyata pada tahun 1991 telah mendapat penghargaan dari UNESCO sebagai World Heritage Site (Warisan Dunia). Setelah itu Pulau Komodo banyak dikunjungi oleh turis-turis mancanegara seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Belanda dan Jerman. “Pulau Komodo lebih dikenal oleh masyarakat Internasional daripada masyarakat Indonesianya sendiri,” jelas pakar komodo ini. Komodo merupakan hewan yang sensitif terhadap perubahan iklim dan perlakuan manusia. Jadi, sebenarnya jika Pulau Komodo yang merupakan habitat asli dari hewan langka ini diubah menjadi tempat wisata seperti saat ini, yaitu menjadi Taman Nasional Komodo dapat membuat jumlah reptil semakin berkurang. Apalagi jika Pulau Komodo semakin terkenal dengan menjadi salah satu 7 keajaiban dunia, maka dapat dipastikan jumlah komodo akan semakin berkurang. Walaupun sebenarnya dengan masuk sebagai 28 finalis telah membuat peningkatan yang signifikan terhadap kunjungan ke Pulau Komodo.

Pemerintah yang awalnya bersemangat untuk mengikuti pemilihan ini ternyata pada akhirnya mundur sehingga membuat dicoretnya keikutsertaan Pulau Komodo sebagai finalis. Tindakan pemerintah ini diungkapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik semata-mata karena dana yang harus dikeluarkan Indonesia pada saat ditawarkan oleh pihak Yayasan New7Wonders. Adanya komitmen fee yaitu bertotal sampai 45 juta dolar AS atau lebih dari 400 miliar, sungguh harga yang sangat besar bagi sesuatu yang belum pasti. Oleh sebab keputusan yang diambil oleh pemerintah itu pihak New7Wonders mengatakan akan mendelete Indonesia sebagai finalis karena Indonesia telah menolak menjadi tuan rumah. Hal ini janggal karena seharusnya walaupun Indonesia menolak menjadi tuan rumah masih ada 27 finalis dari negara lain yang bisa menjadi tuan rumah, sehingga tidak perlu mencoret Indonesia sebagai finalis. Status Pulau Komodo pun ditangguhkan mulai tanggal 7 Februari 2011 lalu. Pemerintah pun sudah menghimbau pada masyarakat untuk tidak mendukung lagi pulau komodo pada pemilihan itu, tetapi masyarakat masih berkampanye mandiri untuk mendukung Pulau Komodo sampai saat ini dimana Pulau Komodo masuk dalam 5 besar.

Pro kontra yang terjadi terkait masalah dukungan terhadap Pulau Komodo masuk sebagai 7 keajaiban dunia semuanya diwali dari adanya pemilihan dari Yayasan New7Wonders ini. Siapa sebenarnya Yayasan ini? Yayasan New7Wonders sendiri selaku penyelenggara merupakan sebuah perusahaan pribadi asal swiss dan bukan agenda dari UNESCO.Jadi, sebenarnya hasil dari pemilihan itu akan diakui oleh dunia atau tidak jika UNESCO saja tidak ikut andil dalam pemilihan tersebut.

Ditengah pro kontra tersebut kemunculan Jusuf Kalla sebagai Duta Komodo menjadi angin segar bagi masyarakat yang kontra akan pemilihan itu. Pengangkatan Jusuf Kalla sebagai Duta Komodo oleh Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) mungkin karena adanya maksud politik dibalik itu. Ingin memberi citra positif pada masyarakat karena kekecewaan kepada mundurnya pemerintah pada dukungan pada pemilihan tersebut mungkin menjadi tujuan tersendiri. Dukungan sponsor kepada masyarakat dalam hal menggratiskan biaya sms voting dalam pemilihan Pulau Komodo, menjadi salah satu nilai tambah kepada Duta Komodo ini. Jusuf Kalla dapat memberikan langkah yang tidak ditawarkan oleh pemerintah. Tetapi apakah benar ini merupakan solusi yang terbaik?

Pemerintah yang semula tidak mendukung, sebaliknya pada saat ini ikut mendukung kembali tindakan yang di tempuh oleh Jusuf Kalla tersebut.Presiden SBY seusai pidatonya di Bandara Internasional Lombok, mengcanangkan masyarakat untuk mendukung Pulau Komodo dengan mengirimkan sms ke 9818. “Ayo semuanya, sahabat saya Pak JK(Jusuf Kalla) kita vote bareng-bareng komodo”,ujar Presiden. Pernyataan itu sungguh menjadi tanda seru besar, mengapa pemerintah yang awalnya tidak mendukung lagi dalam pemilihan tersebut tetapi setelah adanya tindakan dari Jusuf Kalla, pemerintah menjadi berpendapat lain. Apakah pemerintah hanya ingin memperbaiki citranya atau adanya kerjasama dengan pihak lain??

Masyarakat yang pada awalnya masih sedikit dalam mengirimkan sms untuk mendukung Pulau Komodo sekarang pun menjadi semakin berkurang. Hal ini dianggap terjadi karena adanya penggratisan biaya sms pada semua provider, yang awalnya RP 2.000,- per sms sekarang menjadi Rp 1,-. Himbauan langsung yang diberikan oleh pemerintah juga menjadi faktor lain. Serta kemudahan dalam cara pendukungan yaitu dengan mengetik KOMODO lalu kirim sms ke 9818., membuat melonjaknya jumlah sms. Provider-provider menambahkan kapasitas server sms per harinya. Dari yang awalnya hanya 3 juta sms per hari dinaikan menjadi 10 juta sms per hari.

Komodo yang menyimpan eksotisme flora yang beragam seperti kayu sepang ini, sungguh menjadi pembahasan yang sangat menarik sepanjang tahun 2011. Dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, pakar komodo, masyarakat sampai Duta Komodo Jusuf Kalla sudah dengan bijak menyuarakan pendapatnya. Maka seharusnya pemerintah bisa lebih cermat dan bijaksana lagi dalam mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan. Apakah dengan menjadikan Pulau Komodo termasuk di dalam 7 Keajaiban dunia akan membuat hewan langka tersebut semakin punah? Atau Apakah dengan tidak memperjuangkan dukungan kita terhadap Pulau Komodo sebagai New7Wonders, Indonesia akan rugi?Atau, sekali lagi hanya atau. Sebenarnya Indonesia masih memiliki kekayaan alam lain yang patut masuk dalam 7 Keajaiban dunia dan dapat membuat pemerataan dalam hal pembangunan di Indonesia?? Tetapi pertanyaan apakah pemerintah menyadarinya ataunpura-pura tidak menyadarinya. Selama itu satu persatu komodo maupun komodo-komodo lainnya dapat punah karena lambannya cara penanganannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun