Mohon tunggu...
Ferdi Setiawan (Mas Blangkon)
Ferdi Setiawan (Mas Blangkon) Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S2 Magister Ilmu Komunikasi Politik

Hanya Senang Berbagi Informasi, Ilmu dan pengalaman dengan tetap mengutamakan Edukasi agar senantiasa Menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Istana Batu Tulis, Jokowi "Dilobi" Megawati Dukung Puan Pilpres 2024?

10 Oktober 2022   21:25 Diperbarui: 10 Oktober 2022   21:29 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pertemuan Megawati & Jokowi, sumber:Kompas)

Perjanjian Batu Tulis, Kenangan Pahit bagi Prabowo?

Istana Batu Tulis adalah simbol penting bagi pergerakan Partai berlambang banteng moncong putih. Setidaknya sejumlah pertemuan penting tercatat di sejarah pernah digelar di tempat yang identik dengan Soekarno. Diantaranya adalah munculnya perjanjian Batu Tulis antara Ketua Umum PDIP Megawati dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo pada tahun 2009 silam. 

Pertemuan di Istana Batu Tulis antara Megawati dengan Jokowi seolah membuka ingatan publik tentang perjanjian Batu Tulis antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto 13 tahun lalu. 

Pertanyaannya, apakah ini masih menjadi kenangan pahit bagi Prabowo dan partai Gerindranya atau justru ini pertanda Partai Gerindra akan kembali bermesraaan alias Duet dengan PDI Perjuangan mengingat  beberapa waktu lalu Puan Maharani sempat berkunjung ke Hambalang menemui Prabowo, begitu pula sebaliknya Prabowo juga sempat bersilaturahmi ke Teuku Umar bertemu dengan Megawati Soekarnoputri.

Masa lalu tentang perjanjian politik yang pernah teringkari itu, menjadi dinamika tak terbantahkan usai kemunculan sosok Jokowi yang pada saat pemilu 2014 dicalonkan PDIP sebagai Capres. Disitulah kerenggangan PDIP dengan Partai Gerindra bermula.

Megawati dianggap telah mengingkari Perjanjian Batu Tulis, dimana salah satu poinnya adalah Megawati Soekarnoputri berkomitmen akan mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2014 silam.PDIP justru mengusung Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.

Mungkinkah Sejarah Politik Terulang, demi Duet PDIP-Gerindra for 2024?

Sebuah teori klasik dari bapak sosiolog muslim pada abad ke-14, Ibnu Khaldun tentang teori siklus yaitu sejarah itu bergerak melingkar. Setiap peristiwa sejarah akan selalu berulang kembali. 

Semboyan terkenal dalam teori ini adalah I’histoire se repete, artinya sejarah itu berulang apa yang dulu pernah terjadi akan terulang kembali baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. 

Dalam politik juga ada adagium populer yang mengatakan bahwa ‘tidak ada teman dan musuh yang abadi. Yang ada hanya kepentingan yang sama’. Inilah yang bisa saja terulang dialami oleh PDIP dan Partai Gerindra, kembali duet untuk pilpres 2024 mendatang.

Konstelasi yang ada saat ini, Prabowo Subianto sudah mencalonkan diri sebagai Capres dari partai Gerindra, sementara PDIP belum mengusung sosok Capres, mengingat ada dua calon internal yang digadang gadang akan diusung jadi Capres atau cawapres yaitu Ganjar Pranowo atau sang putri mahkota Puan Maharani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun