Seperti yang kita ketahui saat ini, sepak bola Indonesia tengah menjadi kabar hangat dengan adanya Konferensi Luar Biasa (KLB) yang akan diselenggarakan pada Kamis, 16 Februari 2023. Hal ini merupakan rentetan dari tragedi Kanjuruhan di Malang tahun lalu. Namun, kali ini kita tidak akan membicarakan KLB, atau permasalahan yang mungkin dianggap angina lalu oleh beberapa dari kita, ya kita tahu mereka. Menyinggung sedikit ke dalam KLB, banyak calon yang telah maju untuk mejadi salah satu pemegang posisi paling WOW dalam persepakbolaan dalam negeri, apalagi kalo bukan federasi tercinta kita PSSI. Dari pilihan calon kali ini, banyak nama-nama yang memberikan pengaruh cukup luas kepada public sepak bola Indonesia. Hanya saja samapai saat ini, kita sebagai public sepak bola masih belum mendapatkan sebuah informasi tentang ide/gagasan baru dari setiap calon ketua saat ini.
Kita semua tahu permasalahan sepak bola Indonesia,ibarat tubuh seseorang yang memiliki komplikasi pelabagai penyakit di dalam tubuh. Permasalahan persepakbolaan kita telah menjadi sangat komplek dan saling berkaitan.Mulai dari sistem keorganisasian di dalam tubuh Federasi, Penerapan kurikulum sepak bola, Pembinaan jangka panjang, penyelenggaraan liga berkualitas, dan Menciptakan Timnas yang kuat. Sebenarnya, PSSI cukup mencipatakan lingkungan/ekosistem sepak bola yang sehat, setelah itu menjaga lingkungan tersebut untuk dapat berjalan stabil.
PSSI, saat kita mendengar nama itu maka apa hal yang paling kita ingat ? mafia, atau, jadwal liga kacau, mungkin yang paling sering terjadi di setiap pertandingan wasit professional (ya, kita tahu lah), pemimpin pertandingan memang paling toplah. Kita tahu jepang merupakan salah satu Negara paling sukses sepak bolannya di Negara-negara Asia.Prestasi club-club liga mereka, dan penampilan timnas mereka di Piala Dunia. Tapi kita juga tidak boleh melupakan salah satu peristiwa di mana kala itu Jepang melakukan riset dan mencontoh ke Negara tercinta kita untuk menciptakan liga professional yang baik dan benar. Maka kita bisa melihat superiornya mereka di Benua yang menjadi rajanya Badminton. Sebaliknya, coba kita perhatikan perkembangan sepak bola di Jepang secepat kereta Shinkansen dan negri kita ibarat mengendarai delman. Secara Organisasi JFA alias PSSInya mereka memiliki proyek jangka panjang tentang persepakbolaan mereka.mulai dari kurikulum, pembinaan dan pennyelenggaraan liga berkualitas yang sangat ingin kita lihat di Negeri ini. Mari kita berbicara tentang Federasi seutuhnya,
Federasi merupakan induk atau bisa dibilang sebagai rumah bagi mereka yang berkecimpung di dalam sebuah kegiatan. PSSI yang merupakan federasi sepak bola di Indonesia menjadi sebuah wadah atau rumah bagi mereka yang berkecimpung di dunia persepakbolaan Indonesia. Mereka adalah Pemain, Pelatih, Klub, wasit, dan orang-orang yang hidup di sepak bola. Federasi yang menjadi rumah bagi mereka semua sangat berpengaruh kepada jalannya kegiatan persepakbolaan di Indonesia. Mereka yang mengurus rumah tersebur(PSSI) memiliki tanggung jawab kepada seluruh orang yang berkaitan dengan sepak bola Indonesia. Mereka yang membuat kebijakan, regulasi, dan sistem yang menjalankan persepakbolaan di negeri ini. Seberapa baiknya kepemimpinan mereka di jabatan yang dipegang dapat dilihat dari hasil yang telah di dapat selama mereka menjabat.
Kita berlih kepada kurikulum, sepintas berbicara tentng kurikulum kita dihadapkan pada pertanyaan, emang main bola kayak sekolah yang pake kurikulum segala? Nah, bag mereka yang bertanya begitu bisa dijawab lho emang Cuma sekolah doang yang menjadi saran pendidikan? Ya, seperti yang kita ketahui kebanyakan dari kita kalo yang berpendidikan hanya mereka yang sekolah. Kurikulum di sepak bola sangat menentukan bagaimana perkembangan sepak bola di Indonesia. Karena kita telah mengenal tentang adanya SSB ( Sekolah Sepak Bola) namun belum ada kurikulum yang paten yang menjadi acuan dalam pengembangan para atlet sepak bola di negeri ini. Hal ini kembali kepada federasi yang seharusnya mampu memberikan lisensi resmi kepada SSB di seluruh Indonesia dan menentukan kurikulum sepak bola yang telah disepakati bersama. Kurikulum ini tidak bisa asal dibuat yang artinya, menjadi blueprint untuk seluruh klub dan SSB di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan pembentukan pemain-pemain yang berkualitas dari usia dini. Lebih mudah dikatakan sebagai pembinaan sepak bola sejak usia dini. Jadi apa bedanya dengan sekolah yang dimulai dari TK umur 6 tahun sampai Lulus di usia 17 tahun.
Hal ini sangat menentukan perkembangan sepak bola kita kedepannya. Kalo kita bicara bagaimana hasil dari pembinaan kita ya lihat liga dan timnasnya. Pendidikan/ pembinaan dapat dilakukan berjenjang kalo sekolah kita mengenal TK,SD sampai SMA.Maka di sepak bola kita mengenal kompetisi/liga dari U-10 Sampai U-20. Dunia kerja adalah menggambarkan Liga utama di persepakbolaan kita,jadi kalo kita tidak memiliki kurikulum apakah pendidikan/pembinaan bakal ada.
Perebutan kursi ketua besok adalah sebuah momen yang sangat menentukan bagaimana pembenahan di dalam tubuh persepakbolaan di negeri ini. Kita sebagai orang yang tidak memiliki suara untuk memilih hanya dapat berharap bahwa katua beserta pengurus rumah sepak bola Indoensia setelah ini adalah mereka pahlawan yang mampu mengubah cara pandang terhadap sepak bola Kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H