Mohon tunggu...
Bayu Aditya
Bayu Aditya Mohon Tunggu... -

Enthusiast-Traveller, Acclaimed Writer, Discover Attendant of 1000 GURU

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ride Sharing, Solusi dari Ayo Bergerak

12 November 2017   12:21 Diperbarui: 12 November 2017   12:57 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sharing is caring. What we need is not how to hide, but how to ride."

Setelah melalui banyak hal, orang akan melibatkan diri dalam proses yang mereka sebut dengan kepedulian karena pada dasarnya kepedulian adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh setiap orang tanpa terkecuali. Dan saat ini, Jakarta membutuhkan orang-orang yang peduli terhadap lingkungannya. Jakarta tidak mampu mengatasi segala hal yang berhubungan dengan transportasi pribadi yang lebih menjadi pilihan bagi para kaum elitan di Jakarta.

Disadari atau tidak disadari, Jakarta telah membius jutaan warganya untuk memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama. Jakarta mampu melenggangkan diri sebagai ibukota yang mempunyai sejuta impian dibalik kemacetan yang terjadi. Faktanya, kota hutan beton yang tengah memproses pembangunan kendaraan umum MRT dan LRT layaknya kota-kota modern di negara maju mulai mengalami penghambatan dan ancaman bahwa kedua produk transportasi tersebut tidak memungkinkan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.

Dan karena keegoisan inilah, kita sering melihat jutaan kendaraan berlalu lalang di jalanan setiap hari. Anehnya, dari jutaan kendaraan itu diterima data yang cukup mengejutkan dari Polda Metro Jaya bahwa dari kendaraan-kendaraan tersebut, 20% merupakan kendaraan pribadi berupa mobil yang hanya berisi satu orang saja yaitu driver.

Cukup mengejutkan, banyak orang di Jakarta lebih memilih naik mobil meskipun bepergian seorang diri. Tidak berpikir buruk, banyak dari mereka memang lebih suka menyombongkan diri dengan gaya bepergian menggunakan mobil. Padahal gaya bepergian seperti ini bukanlah mencerminkan gaya bepergian ala sosialita di negara-negara maju. Dari hari ke hari, pemerintah berusaha untuk mengurangi angka kemacetan dengan:

- Memberlakukan kendaraan plat ganjil/genap di ruas jalan Jakarta

- Menambah armada koridor TransJakarta

- Meningkatkan keketatan di berbagai jalan yang rawan kemacetan di Jakarta dengan konsep buka tutup jalan.

Namun sayangnya, konsep-konsep tersebut masih GAGAL untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Dan baru-baru ini, Pemerintah DKI mulai mengembangkan MRT dan LRT yang dinilai akan mampu mewujudkan cita-cita pemerintah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Sayangnya, pembangunan MRT dan LRT ini memakan waktu yang relatif cukup lama apalagi dalam beberapa bulan mendatang, Jakarta dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Alasan mendasar jika banyak expatriateatau wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta merasakan ketidaknyamanan dengan kemacetan yang ada di Jakarta. Untuk itulah, pemerintah perlu merevisi peraturan baru dimana tarif parkir akan dihitung per jam dan mobil-mobil yang berkendara di jalanan ibukota harus memiliki minimal 2 orang di dalamnya (driver + penumpang).

Cobalah kita menilik ke negara tetangga Singapore. Disana, mereka lebih menyukai bepergian secara bersama-sama. Mereka lebih memilih naik kendaraan umum seperti MRT jika bepergian seorang diri karena bagi mereka harga bahan bakar jauh lebih mahal jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Adapula di Jerman yang mana warganya jauh lebih bangga untuk mengendarai transportasi umum besutan negara dengan kecanggihan teknologi tersebut. Di Amerika Serikat, pilihan kendaraan umum bagi segenap warganya adalah taxi berwarna kuning. Sangat jarang bagi mereka untuk naik kendaraan pribadi jika hanya bepergian sendiri. Untuk rekomendasinya, silakan lihat video Boxes Unlock Jakarta berikut:


Dari video diatas dapat diketahui bahwa muatan kendaraan memenuhi bahu jalan secara sia-sia dimana yang seharusnya satu kendaraan mampu menampung 4 orang, hanya mampu menampung seorang saja. Jika kita mampu mengambil hitungan dimana 12 juta kendaraan yang berlalu lalang dengan seorang pengemudi di Jakarta dapat berbagi dengan 3 orang lain, maka kendaraan tersebut mampu menghemat biaya bahan bakar sebesar Rp 30.000 dengan asumsi 1 orang menggunakan biaya bahan bakar sebesar Rp 10.000. Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa angka kemacetan di Jakarta telah merugikan negara sebanyak 66,4 triliyun dalam setahun dimana angka tersebut hanya merinci pada biaya bahan bakar. Untuk itulahm diperlukan adanya ride sharing untuk memangkas biaya yang dikeluarkan.

Tak hanya itu, menurut catatan Polda Metro Jaya, angka kecelakaan kendaraan lebih sering terjadi pada seorang driver saja. Alasannya cukup beragam mulai dari hilangnya konsentrasi driver karena tidak memiliki teman dalam perjalanan. Seandainya mereka memiliki teman dalam perjalanan, tentu konsentrasi tidak akan terganggu mengingat stress yang menumpuk biasa justru cenderung terjadi pada orang yang sendiri karena sedang melamun atau tidak memiliki teman bercerita. Masih ingat dalam cerita kita mengenai kecelakaan 8 orang beruntun di Tugu Tani yang dikendarai oleh Afriyanti Susanti. Ada kemungkinan bahwa pelaku mengalami gangguan kesadaran hingga menghilangkan nyawa orang lain tanpa sengaja.

Dan berdasarkan pengalaman saya yang sering bepergian dari Kaliabang Bekasi ke Sudirman, perlunya ride sharing memang sangat penting. Dengan ini, kita bisa mendapatkan teman dalam perjalanan. Dalam satu cerita, saya pernah ikut nebeng dengan teman saya yang rumahnya berada di Tambun menuju ke Harmoni. Tanpa sengaja, ternyata teman saya mengajak temannya dari Surabaya untuk ikut nebeng juga. Akhirnya kami dapat saling bercerita dan bertukar pikiran sehingga saya mendapatkan banyak teman di perjalanan.

Seiring ketika saya pindah ke Kelapa Gading, hal ini sangatlah sulit saya dapatkan karena teman saya yang memahami konsep Sharing is caringdisini masih belum saya temui terlalu banyak. Beruntung baru-baru ini Uber meluncurkan fitur baru berupa UberPool yang memiliki konsep cerdas bagi pikiran kita serta luhur bagi budi pekerti kita. Konsep ini merupakan terobosan baru dari pemecahan solusi Jakarta Macet dan video UNLOCK JAKARTA.

Disini, kita bisa berbagi tumpangan dengan 2 teman lain yang kita temui di jalan. Semakin sering kita menggunakan UberPool, tentunya relasi pertemanan kita akan bertambah. Berbeda dengan saat naik busway atau transportasi umum yang lebih ramai, privasi dengan menggunakan UberPool tentunya jauh lebih aman. Selain itu, biayanya juga terjangkau. Tidak percaya? Biaya perjalanan pada UberPool dihitung sebesar 25% dari biaya UberX yang memungkinkan kalian untuk menghemat pengeluaran. Dan sekarang, Uber telah memiliki akses lebih dari 8 Juta pengguna di seluruh dunia yang tersebar di 70 negara.

Sumber: https://id-id.facebook.com
Sumber: https://id-id.facebook.com
Dari situsUber, berikut cara untuk menggunakan UberPool:
  • Pilihlah opsi uberPOOL pada aplikasi.
  • Masukkan lokasi penjemputan, destinasi, dan metode pembayaran, lalu lakukan pemanggilan.
  • Informasi mengenai pengemudi Anda akan diperlihatkan -- nama, foto, dan keterangan mobil -- sama seperti perjalanan Uber lainnya.
  • uberPOOL lalu akan memasangkan Anda dengan penumpang lainnya yang memiliki arah destinasi yang sama:
    • Penumpang tersebut akan sudah berada di dalam mobil pada awal perjalanan Anda, dalam hal ini Anda akan dapat melihat nama mereka terlebih dahulu; atau
    • Pengemudi Anda akan menjemput mereka sewaktu dalam perjalanan, dalam hal ini  Anda akan diberitahukan melalui aplikasi Uber.
    • Apakah Anda merupakan penumpang pertama ataupun kedua yang masuk ke dalam mobil, Anda akan perlu memperhitungkan bahwa kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai pada destinasi Anda.
  • Biaya uberPOOL sudah terjamin di awal, bahkan ketika tidak mendapatkan pasangan perjalanan, penumpang tetap membayar biaya yang sama seperti yang diperlihatkan di awal.  
  • Fitur keamanan produk standar Uber telah dijalankan sebelum, saat, dan setelah setiap perjalanan, termasuk pelacakan GPS, sistem saran/masukan dua arah, dan kemampuan untuk berbagi keterangan perjalanan kepada keluarga dan teman.
  • Pada akhir perjalanan, Anda  akan melakukan pembayaran seperti biasanya dan mendapatkan sebuah tanda terima elektronik.

Maka benar bahwa UberPool yang mengusung konsep ride-sharing dapat menjadi the main solution of sharing is caring.

Jika kita tidak peduli pada Jakarta, lalu siapa lagi?

Ayo Selamatkan Jakarta dari kelumpuhan pada 5 tahun mendatang! Bergerak bebas bersama orang-orang terdekat jauh lebih baik daripada berdiam sendiri dalam kelumpuhan.

Untuk dapat mengendarai UberPool kalian bisa menyimak video berikut:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun